SOLOPOS.COM - Ilustrasi mengatur keuangan (freepik)

Solopos.com, SOLO — Untuk mengelola keuangan di era digital, para pelaku UMKM perlu memperhatikan beberapa hal agar keuangannya tidak jebol di tengah jalan. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah memisahkan keuangan pribadi dengan keuangan bisnis UMKM.

Beberapa pelaku bisnis mungkin sudah menerapkan hal tersebut. Namun tidak sedikit pula yang mungkin masih kesulitan untuk memisahkan keduanya. Menurut Perencana Keuangan, Rista Zwestika Reni, CFP., pemisahan itu penting agar mengetahui berapa keuangan pribadi dan keuangan bisnisnya. Untuk itu ketika memulai bisnis perlu dilakukannya finansial ceck-up untuk mengetahui posisi keduanya. Selain keuangan, juga perlu dipisahkan antara aset pribadi dan aset bisnis.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Menurutnya belajar dari pengalaman, dimana dirinya banyak menemukan ketika terjadi pandemi Covid-19 lalu, akibat bisnis yang tidak tumbuh akhirnya memanfaatkan aset pribadinya maupun keuangan pribadinya untuk melanjutkan usahanya, begitu juga sebaliknya.

Disebutkan bahwa antara keuangan pribadi dan keuangan bisnis pada umumnya sama, hanya objeknya yang berbeda. Misalnya ada cashflow, dana darurat, manajemen utang, mitigasi risiko dan investasi untuk tujuan keuangan.

“Kalau bicara cashflow keuangan pribadi, artinya ada uang yang bisa kita gunakan untuk biaya hidup setiap bulan. Begitu juga ketika bicara keuangan bisnis, ada cashflow yang digunakan untuk bagaimana bisnis bisa terus berputar setiap bulan, dua bulan dan seterusnya,” kata dia dalam Webinar Literasi Finansial Sesi 1 Reach for a Great Financial Freedom Through Insurance: Wujudkan Kemandirian Finansial melalui Asuransi, yang digelar Solopos Media Group (SMG) bersama Great Eastern Life Indonesia, Rabu (11/10/2023).

Mengenai dana darurat, lagi-lagi pandemi Covid-19 juga mengajarkan tentang perlunya dana darurat. Bukan hanya untuk keuangan pribadi, namun juga untuk bisnis. Lalu untuk manajemen utang, untuk dana pribadi tidak boleh lebih dari 30% dari total pendapatan.

Ketika ingin berhutang, juga harus mengutamakan untuk keperluan produktif, jangan konsumtif. Sedangkan untuk memisahkan antara keuangan pribadi dan keuangan bisnis, ada beberapa tips yang dia sampaikan:

1. Gunakan rekening berbeda.
2. Disiplin terhadap diri sendiri.
3. Lakukan evaluasi.
4. Catat pendapatan dan pengeluaran.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya