SOLOPOS.COM - Petani muda asal Klaten, Afriana Putri Chajatiningrum (kiri) menunjukkan produk beras merah miliknya kepada Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (kanan) belum lama ini. (Istimewa/Instagram @berasmaknyes).

Solopos.com, SOLO – Salah satu mahasiswi asal Klaten, Afriana Putri Chajatiningrum, 21, sukses menjadi petani milenial. Ia fokus menjual produk beras merah hingga pelosok Nusantara.

Mahasiswi Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta ini memang tertarik dengan dunia pertanian sejak lama, hingga memilih mengambil jurusan D4 Agribisnis Hortikultura.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Selama ini, ia bersama rekannya tidak hanya berkecimpung di sisi hulu pertanian yaitu budi daya. Namun juga menyentuh sisi hilir, dari proses panen, pengemasan, pemasaran, hingga pemberdayaan petani.

Banyak anak muda tidak berminat pada sektor pertanian. Padahal, menurut Afriana dunia pertanian masih sangat prospektif.

Menurutnya, usaha pertanian tidak akan habis, karena semua orang selalu butuh pangan.

“Alasan pertama karena memang berkecimpung di dunia pertanian. Saat ini saya masih menemupuh pendidikan kuliah jurusan pertanian. Selain itu. Prospek pertanian sangat luas. Dari hulu hingga hilir. Usaha pertanian tidak bisa habis, karena orang selalu butuh pangan,” papar Afriana saat dihubungi Solopos.com pada Sabtu (10/6/2023).

Saat ini ia menjual beras merah dengan merek Beras Merah Wangi Maknyes, yang ia klaim lebih wangi, lebih pulen, dan lebih enak. Afriana memulai usaha tersebut saat pandemi Covid-19 ketika ia berkuliah secara online, pada Agustus 2021.

Berangkat melalui pelatihan pertanian, ia bersama rekan yang satu visi memutuskan memulai usaha tersebut. Ia memilih mengembangkan beras murah sebab produsen beras merah yang masih relatif sedikit.

“Juga beras merah beras khusus, jadi harga bisa khusus,” papar Afriana.

Beras merah diminati oleh orang yang menjaga kesehatannya, orang yang sedang diet, dan untuk orang yang sengaja mengurangi kadar gula.

Karakteristik beras merah produknya berbeda, ia klaim keunggulan beras merah miliknya lebih pulen, tidak pera dari beras merah pada umumnya. Selain itu, menurutnya beras merah miliknya ia klaim lebih wangi dan lebih enak.

Beras merah produknya dibanderol dengan harga Rp23.000/kilogram (kg) ia juga menjual kemasan 500 gram seharga Rp12.000.

Selain menjual secara langsung ke konsumen, ia juga menjual beras merah miliknya melalui marketplace, reseller, dan kerja sama dengan toko-toko herbal.

Dalam sebulan jualan, Afriana mengantongi omzet hingga Rp4 juta. Namun, saat ditanya keuntungan, ia enggan menyebutkan.

Dalam setahun ia bisa tiga kali panen di lahan seluas 6.000 meter persegi. Beras merah miliknya diminati hingga Kalimantan, Bali, dan Jakarta.

“Dalam sekali panen mencapai beras kurang lebih 600 kg,” beber Afriana.

Menurut Afriana, tantangan di dunia pertanian adalah stigma masyarakat yang menganggap pertanian kotor dengan cuan yang sedikit.

Namun, ketika dirintis dengan perkembangan teknologi tentu akan berbeda. Ia menjelaskan saat ini dunia pertanian lebih canggih dibandingkan dengan pertanian konvensional seperti dulu.

Beras merah yang ia kembangkan menggunakan sistem agroekologi, yaitu sistem pertanian yang bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Seperti menggunakan bahan-bahan organik untuk pupuk dan pengendalian organisme tenaman (OPT).

Angka petani muda yang masih yang masih sedikit menjadi concern Afriana untuk mengajak anak muda untuk bertani dengan ketentuan harga yang baik. Dengan iming-iming harga tersebut menurutnya mampu menarik anak muda pada sektor pertanian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya