SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi. (Freepik).

Solopos.com, SOLO — Setelah dua bulan Kota Solo mengalami inflasi tertinggi di Jawa Tengah (Jateng), angka inflasi di Kota Bengawan turun. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Solo mencatat pada Agustus 2023 Kota Solo mengalami inflasi sebesar 0,03%.

Pada Juni 2023 inflasi di Kota Solo sebesar 0,10% dan Juli 2023 inflasi tercatat 0,31% dengan kenaikan komoditas daging ayam menjadi penyebabnya. Sementara pada Agustus 2023 ini, penurunan harga daging ayam menjadi penyumbang utama deflasi sebesar -0,04 di samping telur ayam ras sebesar -0,05%.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Pejabat Fungsional Statistik Muda dan Leader Survei Harga Konsumen BPS Solo, Etnita Septiana, menjelaskan pada Agustus 2023 di Kota Solo mengalami inflasi sebesar 0,03% dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 117,08. Inflasi ini disebabkan adanya kenaikan harga-harga yang ditunjukkan oleh naiknya angka indeks harga konsumen.

Sementara itu, tingkat tahun kalender (Januari-Agustus) 2023 sebesar 1,94% dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2023 terhadap Agustus 2022) sebesar 3,79%. Lebih lanjut, Etnita menjelaskan selain beras, biaya pendidikan tingkat SD juga menyumbang inflasi sebesar 0,04%, kemudian cabai rawit sebesar 0,02%, cabai merah sebesar 0,01%, dan bubur sebesar 0,01%.

Sementara itu, penurunan harga bawang putih dan bawang merah juga ikut andil dalam deflasi yakni masing-masing sebesar -0,02%/. Serta penurunan harga angkutan udara menyumbang deflasi sebesar 0,01%.

“Inflasi per kelompok pengeluaran yang tertinggi ada di pendidikan, kemudian diikuti oleh penyediaan makanan dan minuman/restoran, kemudian makanan, minuman, dan tembakau. Beras menjadi penyumbang inflasi, kalau dilihat dari ketersediaan masih aman, tapi kenyataannya di pasar harga itu mulai terasa naik,” ujar Etnita dalam rilis Berita Resmi Statistik (BRS) di Aula BPS Solo pada Jumat (1/9/2023).

Sementara berdasarkan siaran pers dalam laman ekon.go.id, pencapaian inflasi Indonesia saat ini masih terkendali, dimana realisasi inflasi pada Juli 2023 tercatat sebesar 3,08% (yoy), berada dalam rentang sasaran dan tren melandai sejak awal 2023.

Pencapaian inflasi ini merupakan salah satu yang terendah di dunia. Dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi tahun 2023 yang bertemakan “Memperkuat Sinergi dan Inovasi untuk Stabilisasi Harga Menuju Ketahanan Pangan Nasional yang Berkelanjutan” di Istana Negara, Kamis (31/08/2023), Presiden Joko Widodo menginstruksikan Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk terus memperkuat sinergi dan inovasi dalam pengendalian inflasi pangan, dengan didukung oleh Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Presiden Joko Widodo memberikan lima arahan dalam menjaga inflasi tetap terkendali. Yaitu dengan memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pengendalian inflasi melalui intervensi pasar untuk mengurangi gejolak harga komoditas pangan terutama beras. Kemudian penguatan cadangan pangan daerah, termasuk pengaturan penyalurannya. Kedua, memperkuat sarana dan prasarana pertanian dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian.

Selanjutnya, mengintegrasikan data stok dan neraca pangan daerah untuk penyusunan kebijakan pengendalian inflasi terutama untuk memperkuat kerja sama antar daerah. Serta, memperkuat infrastruktur dan rantai pasok untuk memperlancar distribusi barang dan jasa. Selanjutnya, memperkuat komunikasi dan sinergi koordinasi kebijakan pengendalian inflasi untuk menjaga ekspektasi inflasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya