SOLOPOS.COM - Ilustrasi jeratan pinjol (freepik).

Solopos.com, SOLO — Fenomena mahasiswa di Kota Solo yang banyak menggunakan pinjaman online (pinjol) memiliki keterkaitan dengan tingginya biaya pendidikan di perguruan tinggi. Meskipun faktor utama dari banyaknya pengguna pinjol di kalangan mahasiswa adalah sisi konsumtif yang sulit dikontrol.

Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Drajat Tri Kartono, kepada Solopos.com pada Selasa (17/1/2023) menyebut tingginya biaya pendidikan menjadi salah satu faktor mengapa banyak pengguna pinjol di kalangan mahasiswa. “Yang jelas bahwa biaya untuk belajar di pendidikan tinggi yang semakin mahal ini penyebabnya. Biaya untuk belajar ini terkait dengan perkembangan pusat konsumsi di sekitar kampus atau di kota, seperti mal yang menjual pakaian, kosmetik, kuliner dan lain-lain,” urai Drajat.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Faktor lingkungan, disebut juga menjadi faktor dari mahasiswa untuk menggunakan pinjol. “Gap mahasiswa dipenuhi dengan pinjol, memang ada kemungkinan mahasiswa itu overconsumption, istilahnya demonstaration effect ketika melihat teman-temannya ke kafe atau mal di mana mereka memiliki gaya hidup berbiaya tinggi, itu kemudian tidak bisa dicukupi pendapatan dari orang tua, akhirnya ditutup dengan pinjol,” tambah Drajat.

Dosen pengampu mata kuliah Sosiologi Perkotaan ini juga tidak menampik adanya faktor uang saku yang diberikan kepada mahasiswa menjadi salah satu faktor yang mendorong mahasiswa mengakses pinjol. “Kalau uang saku dari orang tua bisa jadi faktor, tetapi banyak atau kurangnya itu sangat relatif. Kembali lagi bagaimana pola dari konsumsi mahasiswa itu sendiri,” tegasnya.

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan laporan statistik fintech lending periode November 2022 pada 3 Januari 2023. Dalam laporan tersebut, Generasi Z dan milenial mendominasi kredit macet pada pinjaman online (pinjol) fintech lending.

Angka kredit macet dengan tunggakan di atas 90 hari dalam rentang usia 19-34 tahun mencapai Rp766,40 miliar atau 53.9 persen total kredit macet fintech lending. Sementara itu nasabah usia di bawah 19 tahun mencatatkan kredit macet sebesar Rp1,71 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya