Bisnis
Jumat, 3 Maret 2023 - 16:35 WIB

Biaya Hidup Murah, Jadi Pendorong UMKM dan Industri di Solo Terus tumbuh

Galih Aprilia Wibowo  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pameran UMKM di Ndalem Joyokusuman Minggu (15/1/2023) dalam acara peringatan HUT ke-1 Solo Preneur. (Solopos.com/Maymunah Nasution)

Solopos.com, SOLO — Pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Solo dinilai prospektif. Berkembangnya UMKM di Kota Solo dinilai berdampak pada persaingan yang lebih kompetitif.

“UMKM di Solo ini pertumbuhan ekonominya luar biasa, kalau sudah ada pertumbuhan berarti ada perputaran uang, daya beli naik. Sementara, harga pokok atau basicneeds-nya Solo ini masih murah menurut saya. Dibandingkan dengan daerah lain, umumnya di Solo, Yogyakarta, dan Jawa Tengah lebih murah, murah itu bukan berarti miskin. Mereka [pelaku UMKM] membuat apa yang mereka bisa, ini menjadi kompetitif,” ujar Wakil Ketua Perdagangan Kamar Dagang Industri Indonesia (KADIN) Pusat, Juan Pertama Adoe, saat ditemui Solopos.com, seusai Seminar Nasional Bangkit Bersama dan Semakin Berdaya: Strategi UMKM Mencari Pembiayaan Untuk Bertumbuh di Ballroom Hotel Alila Solo, pada Jumat (3/3/2023).

Advertisement

Juan menguraikan potensi industri masuk ke Jawa Tengah semakin besar, hal ini disebabkan karena tenaga kerja yang terampil, diikuti dengan tenaga kerja yang jauh lebih murah.

“Karena biaya makan lebih murah, ini bisa dibilang jadi nilai tambah,” ujar Juan.

Advertisement

“Karena biaya makan lebih murah, ini bisa dibilang jadi nilai tambah,” ujar Juan.

Lebih lanjut, Juan menguraikan mendukung sektor perekonomian yang berdaya. Salah satunya dibutuhkan program inclusive closed loop, antar kementerian untuk mencapai sinkronisasi ekosistem yang holistic.

Hal itu meliputi, peningkatan kebijakan perdagangan dalam negeri untuk meningkatkan daya saing ekspor, kemudian penguatan sektor UMKM, termasuk di Solo, melalui program UMKM naik kelas.

Advertisement

Terakhir yakni adanya pemanfaatan momentum keberhasilan presidiensi B20 dan persiapan presidensi ASEAN untuk mendorong komitmen perdagangan, investasi, dan industri, demi menyelesaikan isu supply-chain, serta mencegah hambatan-hambatan perdagangan.

Direktur Bisnis Kecil dan Menengah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., Amam Sukriyanto, mengatakan salah satu kendala yang dihadapi oleh pelaku UMKM, termasuk di Solo yakni soal pembiayaan.

Hal ini disebabkan karena belum adanya informasi yang cukup sehingga menimbulkan miss informasi terkait pembiayaan.

Advertisement

Kemudian UMKM belum dibekali keterampilan yang memadai. Padahal UMKM membutuhkan edukasi yang cukup sehingga mampu memiliki kapasitas sesuai kriteria perbankan.

Kendala selanjutnya adalah salah menentukan mitra bisnis, masih banyak UMKM, termasuk di Solo yang terjerat rentenir dan pinjaman online dengan bunga tinggi sehingga menyebabkan usahanya tidak bertumbuh.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif