SOLOPOS.COM - Pameran UMKM di Ndalem Joyokusuman Minggu (15/1/2023) dalam acara peringatan HUT ke-1 Solo Preneur. (Solopos.com/Maymunah Nasution)

Solopos.com, SOLO — Pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Solo dinilai prospektif. Berkembangnya UMKM di Kota Solo dinilai berdampak pada persaingan yang lebih kompetitif.

“UMKM di Solo ini pertumbuhan ekonominya luar biasa, kalau sudah ada pertumbuhan berarti ada perputaran uang, daya beli naik. Sementara, harga pokok atau basicneeds-nya Solo ini masih murah menurut saya. Dibandingkan dengan daerah lain, umumnya di Solo, Yogyakarta, dan Jawa Tengah lebih murah, murah itu bukan berarti miskin. Mereka [pelaku UMKM] membuat apa yang mereka bisa, ini menjadi kompetitif,” ujar Wakil Ketua Perdagangan Kamar Dagang Industri Indonesia (KADIN) Pusat, Juan Pertama Adoe, saat ditemui Solopos.com, seusai Seminar Nasional Bangkit Bersama dan Semakin Berdaya: Strategi UMKM Mencari Pembiayaan Untuk Bertumbuh di Ballroom Hotel Alila Solo, pada Jumat (3/3/2023).

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Juan menguraikan potensi industri masuk ke Jawa Tengah semakin besar, hal ini disebabkan karena tenaga kerja yang terampil, diikuti dengan tenaga kerja yang jauh lebih murah.

“Karena biaya makan lebih murah, ini bisa dibilang jadi nilai tambah,” ujar Juan.

Lebih lanjut, Juan menguraikan mendukung sektor perekonomian yang berdaya. Salah satunya dibutuhkan program inclusive closed loop, antar kementerian untuk mencapai sinkronisasi ekosistem yang holistic.

Hal itu meliputi, peningkatan kebijakan perdagangan dalam negeri untuk meningkatkan daya saing ekspor, kemudian penguatan sektor UMKM, termasuk di Solo, melalui program UMKM naik kelas.

Disusul peningkatan kolaborasi antar kementerian untuk merancang ekosistem perdagangan yang lebih bersaing.

Terakhir yakni adanya pemanfaatan momentum keberhasilan presidiensi B20 dan persiapan presidensi ASEAN untuk mendorong komitmen perdagangan, investasi, dan industri, demi menyelesaikan isu supply-chain, serta mencegah hambatan-hambatan perdagangan.

Direktur Bisnis Kecil dan Menengah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., Amam Sukriyanto, mengatakan salah satu kendala yang dihadapi oleh pelaku UMKM, termasuk di Solo yakni soal pembiayaan.

Hal ini disebabkan karena belum adanya informasi yang cukup sehingga menimbulkan miss informasi terkait pembiayaan.

Kemudian UMKM belum dibekali keterampilan yang memadai. Padahal UMKM membutuhkan edukasi yang cukup sehingga mampu memiliki kapasitas sesuai kriteria perbankan.

Kendala selanjutnya adalah salah menentukan mitra bisnis, masih banyak UMKM, termasuk di Solo yang terjerat rentenir dan pinjaman online dengan bunga tinggi sehingga menyebabkan usahanya tidak bertumbuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya