Bisnis
Selasa, 4 Juli 2023 - 18:58 WIB

Biaya Hidup Keluarga di Solo Disebut Tinggi, Terbesar untuk Pendidikan Anak

Gigih Windar Pratama  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pendidikan. (Solopos dok)

Solopos.com, SOLO — Beberapa keluarga yang memiliki pendapatan di atas Rp7 juta mengatakan pengeluaran terbesar mereka adalah untuk biaya pendidikan hingga cicilan kendaraan.

Mereka juga menyebut, bertahan hidup dengan pendapatan di bawah Rp7 juta sangat sulit di Solo. Hal itu salah satunya disampaikan warga Laweyan, Solo, Taufan, 33, yang menjadi pengusaha dengan penghasilan Rp8 juta per bulan.

Advertisement

Taufan  menyebut saat ini pengeluarannya per bulan mencapai Rp4 juta.

“Per bulan itu saya habis buat belanja bulanan, SPP anak-anak sama pengeluaran listrik dan air itu sampai Rp4 juta. Cicilan mobil saya Rp1,5 juta, jadi masih ada sisa Rp1,5 juta buat menabung per bulan,” jelasnya kepada Solopos.com, Selasa (4/7/2023).

Taufan mengatakan, dengan penghasilan Rp7 juta masih belum cukup untuk hidup di Solo. Ia menyebut, kebutuhan untuk gaya hidup di Solo menghabiskan uang yang cukup banyak.

Advertisement

Taufan juga menilai, gaya hidup di Solo sudah seperti biaya hidup di Bekasi atau Bandung.

“Bisa dibilang ngepas, karena biaya hidup di Solo sudah tinggi. Bayangkan kalau per bulan butuh wisata atau jalan-jalan ke mal itu sudah menghabiskan uang, belum lagi kalau belanja di mal paling tidak butuh sekitar Rp1,5 juta. Sekolah anak juga mahal, SPP dua anak saya kalau ditotal sudah mencapai Rp1,5 juta, itu belum uang saku, sudah seperti di Bekasi,” ujarnya.

Cerita serupa juga dirasakan oleh Eko, 54, yang merupakan kontraktor asal Banjarsari dengan pendapatan mencapai Rp10 juta per bulan. Ia menyebut biaya hidup di Solo semakin tinggi setiap tahunnya.

Advertisement

“Saya punya satu anak yang sedang berkuliah, pengeluaran saya per bulan itu Rp6 juta, mayoritas itu untuk biaya hidup seperti belanja dan uang kuliah anak. Sekarang hidup di Solo semakin mahal, mungkin karena kotanya juga berkembang sebagai destinasi wisata,” ucapnya.

Ia menilai sulit untuk bisa hidup di Solo dengan pendapatan di bawah Rp7 juta. Eko menyebut, biaya hidup di Solo semakin besar terlebih jika sudah berkeluarga.

“Sulit sepertinya kalau hidup dengan gaji di bawah Rp7 juta, sekarang biaya sekolah anak di Solo rata-rata untuk SD saja sudah Rp500.000 per bulan belum termasuk uang saku. Belanja istri misalkan per bulan sudah Rp2 juta sendiri paling tidak, belum biaya lain seperti asuransi atau tabungan hari tua. Kalau sakit butuh dana darurat, tentu pemasukan harus di atas Rp7 juta,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif