SOLOPOS.COM - Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Freepik)

Solopos.com, SOLO – Pascapandemi Covid-19, kondisi ekonomi di Solo mencatatkan pertumbuhan positif. Bahkan menjelang tahun politik ini, pertumbuhan ekonomi diprediksi akan tetap tinggi.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Nugroho Joko Prastowo, menyampaikan pertumbuhan ekonomi di Solo paling banyak digerakkan oleh sektor konstruksi. Kemudian diikuti sektor perdagangan, manufaktur dan telekomunikasi.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Artinya jika sektor konstruksi di Solo masih terus bergerak, dimungkinkan pertumbuhan ekonomi di Solo akan tetap tinggi. Disebutkan pada 2022 pertumbuhan ekonomi Solo mencapai 6,25%. Lebih tinggi dibandingkan daerah lain di Soloraya yang mencapai 5,92 bahkan Jateng dan nasional yang masing-masing di angka 5,31%.

Diketahui saat ini di Solo masih ada beberapa pembangunan seperti simpang susun Joglo, Viaduk Gilingan, Jembatan Jurug dan sebagainya. Sementara di Soloraya, juga masih berlangsung pembangunan tol Solo-Jogja.

Sedangkan di sektor perdagangan juga perhotel, restoran, transportasi dan sebagainya, juga dinilai masih mencatatkan pertumbuhan positif. Hal itu terbaca melalui aktivitas mobilitas.

“Aktivitas jalan tol, pada 2019 cukup tinggi. Kemudian saat muncul Covid-19 sempat turun. Tapi di 2021 langsung naik dan sekarang masih naik. Artinya itulah nanti yang akan menginap di Solo, akan jajan di Solo, yang masih lebih tinggi,” kata dia, Kamis (27/7/2023).

Menurutnya pergerakan manusia yang keluar dari pintu tol mulai dari Boyolali hingga Sragen berkorelasi positif dengan tingkat penghunian kamar hotel (TPK) di Solo. “Ini sebagai gambaran bahwa di 2023 masih lebih meningkat dibandingkan 2022. Beberapa data lain juga memperlihatkan itu,” jelas dia.

Namun yang perlu menjadi pertanyaan adalah apakah pertumbuhan ekonomi di Solo juga kembali akan menyentuh 6,25%. Terkait hal itu Nugroho menyampaikan pertumbuhan ekonomi Solo maupun Soloraya diprediksi akan tetap tinggi dan menjadi penyumbang untuk pertumbuhan Jawa Tengah.

Bahkan Solo juga masih diprediksi memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan Jawa Tengah. Meskipun untuk bisa mencapai angka yang sama, yakni 6,25%, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Menurutnya masih perlu menunggu data di semester kedua tahun ini. “Kenapa ada data di semester dua yang harus ditunggu? Ya karena ada pengalaman. Di triwulan terakhir itu sudah masuk masa kampanye [tahun politik],” jelas dia.

Berdasarkan pengalaman di tahun politik 2014 dan 2019, telah berdampak pada meningkatnya lembaga nonprofit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT). Namun begitu kondisi tahun politik telah menahan laju investasi di daerah. “Jadi kalau dari segi konsumsi tidak ada masalah. Namun untuk investasi, ada pengalaman seperti itu,” jelas dia.

General Manager Lorin Solo Hotel dan Syariah Hotel Solo, Heri Haryosa, mengatakan dari sisi MICE khususnya dari kalangan pemerintah, pada tahun politik kemungkinan akan berkurang. Namun menjelang pemilu, bolu terbesarnya akan berada di kalangan peserta pemilu, para sukarelawan politik maupun instansi aparat.

“Ini akan menjadi pasar selama tahun politik,” kata dia, Jumat (4/8/2023). Terlebih jika nantinya akan banyak agenda yang digelar di Solo dan sekitarnya. Dengan begitu akan dibutuhkan penginapan dan tempat-tempat pertemuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya