Bisnis
Jumat, 26 Mei 2023 - 04:47 WIB

BI Pertahankan Prediksi Pertumbuhan Ekonomi hingga 5,3 Persen, Ini Alasannya

Feni Freycinetia Fitriani  /  Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) mempertahankan prediksi pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen untuk 2023, lantaran melihat tren naiknya permintaan domestik dan kinerja ekspor yang positif pada triwulan I-2023.

“Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2023 diprakirakan tetap dalam kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2023 di Jakarta, Kamis.

Advertisement

Sebagaimana yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi triwulan I-2023 tercatat sebesar 5,03 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Perkembangan positif tersebut didorong oleh tingginya ekspor dan meningkatnya permintaan domestik yang juga sejalan dengan peningkatan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah serta investasi nonbangunan yang baik.

Advertisement

Perkembangan positif tersebut didorong oleh tingginya ekspor dan meningkatnya permintaan domestik yang juga sejalan dengan peningkatan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah serta investasi nonbangunan yang baik.

BI juga melihat pertumbuhan ekonomi nasional turut didukung oleh kinerja seluruh lapangan usaha yang baik, terutama pada sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta transportasi dan pergudangan.

Sementara untuk triwulan II-2023, sambung Perry, perkembangan terkini menunjukkan kegiatan ekonomi tetap membaik. Hal itu tercermin pada pertumbuhan positif penjualan eceran, ekspansi Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur, dan kenaikan keyakinan konsumen.

Advertisement

Adapun untuk pertumbuhan ekonomi global, BI memperkirakan angka 2,7 persen yoy. BI melihat pertumbuhan ekonomi global ditopang oleh pertumbuhan ekonomi negara berkembang yang lebih kuat, seperti Tiongkok yang tumbuh lebih baik usai pembukaan ekonomi pascapandemi Covid-19 serta Indonesia yang memiliki permintaan domestik yang kuat.

Membaiknya pertumbuhan ekonomi negara berkembang juga didorong oleh aliran masuk modal asing di tengah ketidakpastian pasar keuangan global akibat permasalahan government debt ceiling atau batas utang pemerintah di Amerika Serikat (AS).

Di sisi lain lain, BI kembali mempertahankan suku bunga acuan BI atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen.

Advertisement

“Keputusan ini konsisten dengan stance kebijakan moneter untuk memastikan inflasi inti tetap terkendali dan inflasi Indeks Harga Konsumen [IHK] dapat kembali ke dalam sasaran lebih awal dari prakiraan sebelumnya,” kata Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (25/5/2023).

Secara global, Perry menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia pada 2023 lebih tinggi dari perkiraan semula. Pertumbuhan ekonomi global tahun ini diproyeksikan mencapai 2,7 persen secara tahunan, ditopang oleh pertumbuhan ekonomi negara berkembang yang lebih kuat.

Dia mengatakan ekonomi China saat ini telah tumbuh lebih baik akibat didorong oleh pembukaan ekonomi pascapandemi Covid-19. Prospek ekonomi India juga meningkat didukung oleh permintaan domestik yang kuat.

Advertisement

“Sementara itu, pemulihan ekonomi negara maju, terutama Amerika Serikat [AS] tertahan sejalan dengan dampak kebijakan moneter ketat dan peningkatan risiko stabilitas sistem keuangan,” kata Perry.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif