Bisnis
Rabu, 10 Agustus 2022 - 12:41 WIB

BI Ajak Pemda Gelar Operasi Pasar, Ini Tujuannya

Newswire  /  Ahmad Mufid Aryono  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (infopublik.id)

Solopos.com, JAKARTA–Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengajak pemerintah pusat dan daerah menggiatkan Operasi Pasar (OP) pangan.

Langkah itu dilakukan agar inflasi pangan bisa turun ke level 6% atau bahkan 5% (year-on-year/yoy), dari Juli yang tercatat sebesar 10,47% (yoy).

Advertisement

“Mari kita segera melakukan operasi pasar agar harga cabai, bawang, telur, dan daging bisa turun. Kemudian minyak goreng yang sudah turun agar tidak naik lagi harganya,” jelas Gubernur BI Perry Warjiyo pada dimulainya Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan di Jakarta, Rabu (10/8/2022).

Di pusat, ia menyebutkan sedang dikoordinasikan agar bupati maupun wali kota bisa menggunakan anggaran daerah untuk OP lantaran terdapat beberapa masalah terkait kepastian hukum dan ada beberapa bupati atau wali kota yang takut menggunakan anggaran untuk operasi pasar.

Advertisement

Di pusat, ia menyebutkan sedang dikoordinasikan agar bupati maupun wali kota bisa menggunakan anggaran daerah untuk OP lantaran terdapat beberapa masalah terkait kepastian hukum dan ada beberapa bupati atau wali kota yang takut menggunakan anggaran untuk operasi pasar.

Baca Juga: Menteri Teten: 86 Persen UMKM Tergantung Internet

Adapun dari inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan lalu yang sebesar 4,94% (yoy), inflasi pangan menjadi komponen yang paling tinggi yakni dengan kenaikan 10,47% (yoy).

Advertisement

Perry Warjiyo menjelaskan inflasi pangan adalah permasalahan perut dan rakyat, serta berimplikasi langsung kepada kesejahteraan, sehingga hal tersebut bukanlah masalah ekonomi saja, melainkan masalah sosial dan berpotensi berlanjut menjadi masalah politik.

Inflasi pangan merupakan 20% dari komposisi pengeluaran masyarakat secara total, sedangkan bagi masyarakat kelas bawah bisa mencapai 40% atau 50% atau lebih tinggi dari porsi masyarakat kelas menengah ke atas.

Baca Juga: Makanan Tanpa Batas di Asia: Teknologi untuk Mitigasi Krisis Pangan

Advertisement

“Jadi dengan menurunkan inflasi pangan dari level 10,47% (yoy) menjadi 6% (yoy) atau 5% (yoy), dampak sosialnya akan sangat-sangat besar dalam menyejahterakan rakyat,” ujar Perry Warjiyo.

Dia menekankan agar gerakan nasional pengendalian inflasi pangan bisa terus didorong dengan terus bekerja sama antara seluruh pihak baik di pusat maupun daerah.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif