SOLOPOS.COM - Ilustrasi content planner (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Content planner adalah salah satu pekerjaan yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan strategi digital marketing. Jasa content planner ini sering dicari pelaku usaha untuk branding awal produk.

Salah satu content planner, Shafa Kamila, menjelaskan cara kerja content planner adalah dengan mengatur jadwal dan konten apa aja yang akan diunggah ke media sosial. Biasanya untuk memproduksi suatu konten, seorang content planner itu brainstorming konten apa yang tengah hype dan bisa dikolaborasikan dengan produk atau konten yang akan diunggah.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

“Setelah itu memvisualisasikan konten yang akan dibuat, biasanya buat script yang isinya mencangkup copy write untuk design, visualisasi konten, dan caption. Setelah membuat itu semua kemudian disampaikan ke konten kreator atau design graphic atau admin sosial media. Setelah di produksi design kontennya di cek ke QC [quality control] kemudian di schedule mau diunggah kapan,” ujar Shafa saat dihubungi Solopos.com pada Selasa (23/5/2023).

Lebih lanjut, Shafa menjelaskan keahlian yang dibutuhkan untuk memproduksi konten sesuai permintaan klien. Misalnya komunikasi antarpersonel di dalam tim, kreativitas, manajeman konten, digital savvy, jiwa riset yang bagus, dan memiliki kemampuan bernegosiasi atau komunikasi yang persuasif.

Dalam hal memproduksi konten menurut Shafa bisa dilakukan secara mandiri maupun tim, tergantung konten apa yang mau dia buat. “Misalnya hanya untuk akun pribadi dan konten hanya ringan maka bisa dilakukan sendiri, namun jika konten yang dibuat sedikit berat, seperti influencer produk maupun bisnis. Lebih baik dikerjakan secara tim karena kontennya lebih kompleks,” ujar Shafa.

Biasanya untuk permintaan branding dari agency, permintaan klien ingin memasarkan produk atau bisnisnya biar makin dilirik orang. Jadi banyak klien yang lebih berminat pada konten yang sifatnya hard selling dan soft selling.

Sementara itu, jika manajemen konten untuk akun pribadi biasanya berdasar permintaan klien yang ummnya hanya mengedepankan enggagement followers dan entertain. Shafa menjelaskan kendala dalam membuat konten biasanya adalah miss communication antara content planner dan designer, antara klien dan branding agency, dan biaya untuk tools berupa cloud storage terbatas.

Pekerja konten lainnya, Dania Nalisa, menjelaskan biasanya content planner akan dikontrak selama tiga bulan oleh klien. Kebanyakan klien yang memakai jasa content planner adalah pelaku usaha yang baru merintis produk.

Banyak pelaku usaha yang tidak mau ambil pusing untuk pengelolaan media sosial yang tepat. Karena content planner merencanakan unggahan sesuai dengan insight dan reach sosial media tersebut. Serta mereka menyusun jadwal sesuai dengan algoritma media sosial tertentu.

Jasa content planner ini bisa dibilang menjanjikan seiring perkembangan dunia digital. Misalnya untuk satu unggahan setiap dua hari selama sebulan dikenakan biaya Rp1,5 juta. Bahkan untuk agency berskala besar bisa menghabiskan lebih dari Rp10 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya