SOLOPOS.COM - Sejumlah pekerja menyiapkan adonan Roti Kecik di Toko Roti Genep kawasan Jl. Sutan Syahrir, Solo, Senin (24/7/2023). Produk roti tersebut sudah ada sejak tahun 1881 yang hingga kini dijadikan sebagai salah satu kuliner legendaris oleh kebanyakan masyarakat Kota Solo maupun luar daerah. Dalam satu hari toko tersebut mampu membuat sekitar 50 kg hingga 100 kg ketan untuk bahan dasar pembuatan Roti Kecik dengan jumlah pekerja sekitar 52 pekerja. (Solopos.com/Joseph Howi Widodo).

Solopos.com, SOLO — Roti kecik sudah menjadi camilan khas Kota Solo sejak 1881. Bahkan, Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Pakubowono X disebut menjadikan roti kecik sebagai salah satu camilan favoritnya.

Setiap daerah biasanya mempunyai produk khas yang menjadi pilihan oleh-oleh atau buah tangan. Di Solo, salah satu oleh-oleh yang telah melegenda adalah roti kecik. Pioner roti kecik ini diproduksi oleh Toko Roti Ganep atau Ganep Bakery yang telah eksis di Kota Bengawan sejak 1881 lalu.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Bertahan selama 142 tahun roti kecik yang diproduksi Ganep Bakery ini dirintis oleh Auw Liek Nio dan Than Tiang San. Nama Ganep ini diberikan oleh Raja Keraton Solo, Sri Susuhunan Pakubuwono X. Hal ini diungkapkan oleh Marketing Manager Roti Ganep, Emi Yoeniawati, saat ditemui Solopos.com di Toko Roti Ganep di Jl. Sutan Syahrir Nomor 176, Setabelan, Banjarsari, Solo.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, outlet Roti Ganep selalu ramai pembeli. Setiap produk disediakan tester yang disiapkan untuk pembeli. Saat memasuki bagian dapur, alat-alat yang digunakan untuk memasak aneka roti ini selalu berasap. Pekerja sibuk dengan tugasnya masing-masing. Emi menjelaskan alat-alat tersebut juga turun temurun dari generasi ke generasi.

Menurut penuturan Emi, Pakubuwono X sangat menggemari roti kecik buatan Roti Ganep sebagai camilan. Hingga, Pakubuwono X memberikan julukan Nyah Ganep kepada Auw Liek Nio karena jumlah anaknya Nyah Ganep yang genap yaitu delapan. Selain itu, makna filosofis Ganep bisa diartikan menjadi lengkap, utuh, sehat dan waras.

Roti kecik sebagai produk utama Roti Ganep ini diilhami dari tanaman sawo kecil yang banyak tumbuh di halaman dalam Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Makanan tradisional ini masih banyak diburu wisatawan karena menumbuhkan ingatan masa kecil mereka yang sempat mengonsumsi roti kecik ini. Roti kecik ini berbentuk memanjang seperti jari, namun dulunya roti kecik juga ada yang berbentuk seperti biji sawo.

Roti kecik dibuat dari bahan dasar tepung beras ketan dengan campuran telur dan gula pasir. Tekstur roti ini garing dan renyah berwarna cokelat serta cukup manis namun tidak semanis roti pilihan kekinian. Tanpa bahan pengawet dan proses masaknya dengan disangrai roti kecik ini mampu bertahan paling tidak setahun.

“Sehari bisa produksi 100 hingga 150 kilogram untuk roti kecik saja. Harga mulai Rp6.000 untuk kemasan 45 gram,” terang Emi.

Emi menjelaskan Roti Ganep berjalan dari generasi ke generasi dengan beragam tantangan baik dari internal dan eksternal dan inovasi. Hal ini sejalan roda bisnis yang berubah. Pada dua generasi awal, usaha Roti Ganep berfokus menjaga regenerasi namun dengan produk yang sama.

Saat dipegang oleh generasi ketiga pada 1941, ada penambahan beberapa produk selain roti kecik. Pada generasi ini juga telah mematenkan logo dan merek dagang Roti Ganep.

Pada 1991, Roti Ganep makin aktif mengikuti pameran. Pameran digelar di lokal Solo seperti di Wisma Batari hingga Singapura. Beberapa pihak juga menawarkan kerja sama untuk ekspor.

Krisis moneter pada 1998 juga berimbas pada Roti Ganep, outlet satu lantai mereka sempat dibakar massa. Walaupun tidak ada korban jiwa, namun isi toko terbakar. Setelah kejadian ini mereka berbenah dan memulai usaha lagi dengan bahan baku yang ada. Outlet mereka juga dibangun menjadi tiga lantai hingga kini.

Konsistensi menjaga warisan ini menjadikan roti kecik juga ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Pada perkembangannya Roti Ganep juga memproduksi aneka roti lainnya, misalnya kue garut, bolu kering, smeer kering, soes kering, dan lain-lain. Beberapa produk mereka juga gluten free dan cocok untuk vegan.

Selain merambah ke pasar online, salah satu cara bertahan Roti Ganep adalah dengan mengadakan kelas-kelas bakery. Peserta kelas bakery ini mayoritas anak-anak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya