Solopos.com, SOLO — Kadipaten Mangkunegaran Solo memiliki kedekatan dengan Stasiun Solobalapan yang didirikan sejak 1873. Pura Mangkunegaran kala itu bahkan memiliki peran yang penting terkait pendirian stasiun tertua di Solo tersebut.
“Ini [Stasiun Solobalapan] merupakan prakarsa dari KGPAA Mangkunegara IV, dan ini [Solobalapan] merupakan kawasan alun-alun, jadi hubungan antara pemerintah dan kereta api itu [sejak dulu] terus berlangsung sampai hari ini,” jelas Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero), Didiek Hartantyo, kepada wartawan di Stasiun Solobalapan, Sabtu (7/10/2023).
Menurutnya keterkaitan itu merupakan wujud kolaborasi membangun transportasi berkelanjutan. Ke depan kolaborasi tersebut perlu dipertahankan, termasuk kolaborasi dengan pemerintah daerah.
“Karena [kereta api] merupakan salah satu mesin pertumbuhan ekonomi, kalau transportasi, akses, dan integrasi lancar, maka kunjungan wisata itu akan semakin tinggi. Sehingga wilayah Surakarta dan sekitarnya akan terus tumbuh,” kata dia.
“Karena [kereta api] merupakan salah satu mesin pertumbuhan ekonomi, kalau transportasi, akses, dan integrasi lancar, maka kunjungan wisata itu akan semakin tinggi. Sehingga wilayah Surakarta dan sekitarnya akan terus tumbuh,” kata dia.
Hal senada disampaikan Kepala PT KAI Daops VI, Bambang Respationo yang menyebut Stasiun Solo Balapan dan Stasiun Purwosari dibangun di atas tanah Pura Mangkunegaran.
“Nah ini yang mau kami bangkitkan lagi, bekerja sama dengan Gusti Bhre [Mangkunegara X], nanti juga kami munculkan sejarah-sejarah tentang berdirinya stasiun seperti apa,” kata dia.
MN X membenarkan Stasiun Solobalapan yang didirikan pada pertengah abad ke-19 itu merupakan satu simbol kedekatan antara kereta api dan Pura Mangkunegaran.
“Karena ini dibangun di era Mangkunegara IV yang ternyata saat itu merupakan infrastruktur untuk menyambut rel kereta pertama di Indonesia, dari Semarang menuju Solo,” kata dia.
Bersamaan dengan itu, Monumen Lokomotif D 301 76 diresmikan di stasiun Stasiun Solo Balapan, Sabtu (7/10/2023).
Peresmian itu secara simbolik ditandai dengan penarikan tirai oleh Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero), Didiek Hartantyo; Mangkunegaran X; dan Kepala PT KAI Daops VI, Bambang Respationo.
Dirut PT KAI Hartantyo, Didiek menyebut kehadiran Monumen Lokomotif D 301 76 merupakan insitatif Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka ketika sempat dengannya.
Dia menyebut kehadiran ikon baru di Stasiun Solo Balapan itu dimaksudkan untuk menambah monumen di Kota Solo sebagai kota budaya.