SOLOPOS.COM - Aneka kerajian dari kain shibori yang dibuat oleh pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Mufida Asti. (Istimewa/Mufida Asti)

Solopos.com, SOLO – Teknik pembuatan batik dengan shibori menjadi tren saat pandemi Covid-19 lalu. Cara pewarnaan kain dengan melipat dan melilit dengan benang untuk mendapatkan motif tertentu bisa menjadi peluang usaha menjanjikan.

Shibori merupakan sebuah kesenian asal Jepang dalam hal pewarnaan kain, dengan cara mencelupkan kain pada zat kimia dan memberikan perlindungan pada bagian kain tertentu yang dilakukan dengan cara melilit, melipat, atau mengikatnya dengan benang, sehingga ketika dicelupkan pewarna, bagian yang terlindungi tidak ikut terwarnai dan ketika pelindung dilepas dan kain dibentangkan, akan tercipta motif-motif indah yang menarik dengan kesan etnik.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Istilah shibori juga lekat dengan teknik tie dye, namun terdapat perbedaan pada jenis ikatan, teknik pembuatan, dan warna yang digunakan.

Kain shibori ataupun tie dye yang sempat digandrungi pada pandemi lalu, membuat warga asal Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Mufida Asti, menekuni kerajinan kain shibori. Ia membuat kain shibori tersebut menjadi beragam kerajinan, misalnya tas dan topi. Ia memberi brand kain shibori miliknya dengan nama Hana Shibori by Onnelix Handmade.

Sebelum benar-benar menekuni teknik pewarnaan dengan shibori, ia hanya melihat tutorial sederhana di Youtube, sebelum akhirnya memutuskan untuk mengikuti pelatihan shibori untuk mengasah kemampuannya.

Sebelum menekuni teknik shibori, Mufida merupakan perajin kain perca yang dirintisnya sejak 2008 lalu. Sebagai ibu rumah tangga, ia tidak ingin aktivitasnya menjadi tidak produktif. Jadi ia memutuskan untuk membuat kerajinan dari kain perca yang ia beli dari penjahit sekitar rumahnya.

“Awalnya itu cuma hobi, kerjaannya ibu hamil kau di rumah kan enggak ada kegiatan, menganggur. Lalu memutuskan untuk membuat kerajinan tangan dari kain flanel dan kain perca, misalnya boneka, gantungan kunci, dan lain-lain,” terang Mufida, Rabu (25/1/2023).

Kemudian akhirnya ia mulai mengembangkan kerajinan kain shibori tersebut. Mufida mencari motif kain shibori dari Pinterest. Kain yang digunakan untuk kerajinan biasanya dia membeli di konfeksi.

Kerajinan tangan miliknya laku di pasaran dengan memanfaatkan Facebook dan Instagram sebagai media promosinya. Pelanggannya membeli produk dari Mufida untuk suvenir, yang biasanya datang dari Kalimantan, Sumatra, dan Banten.

Untuk produk shibori miliknya, topi dengan motif shibori dibanderol mulai harga Rp65.000/buah, dan untuk tas dihargai dengan Rp150.000/buah. Sementara itu, untuk aneka kerajinan tangan miliknya dihargai mulai Rp3.000/buah. Dari hasil penjualan produknya paling tidak ia mengantongi omzet mulai Rp3 juta hingga Rp5 juta tiap bulannya.

Pada Februari 2022 lalu, Mufida berhasil memperoleh penghargaan dalam acara BSI Kadin UMKM Innovation Award 2022, yaitu sebuah penghargaan dari Kamar Dagang Industri Indonesia (Kadin) Jawa Tengah yang bekerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) kepada sepuluh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di bidang fesyen, kuliner, craft, dan komoditas atas inovasi dan kreativitasnya yang mampu bertahan dan terus bermanfaat bagi banyak orang.

Ia mengaku, saat ini salah satu fokusnya adalah memberdayaan perempuan di sekitar rumahnya untuk membantunya memenuhi pesanan kerajinan tangan miliknya, serta bagaimana ibu rumah tangga mampu memiliki suatu keahlian dan dapat membantu perekonomian keluarga.

Sebagai personal branding, ia membuat website, bit.ly/MufidaAstiOfficial, yang memudahkan calon konsumen mencari profil usaha dan dirinya. Pada laman tersebut berisi jasanya untuk mengisi kelas desain Canva, kelas TikTok Bisnis, kelas content creator, produk miliknya di Onnelix Handmade.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya