SOLOPOS.COM - Suasana Pasar Ramadan di area parkir Gedung Wanita, Kompleks Stadion Manahan Solo, Sabtu (23/3/2024) sore. (Solopos.com/Ika Yuniati).

Solopos.com, SOLO – Agenda tahunan berupa Pasar Ramadan di area parkir Gedung Wanita Solo ramai dikunjungi pencari takjil, Sabtu (23/3/2024) sore pekan lalu.

Festival kuliner yang dibuka sejak pukul 15.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB ini mulai diserbu pembeli menjelang magrib atau sekitar pukul 17.30 WIB.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Beragam jajanan dijual oleh para pedagang yang mayoritas menggunakan gerobak. Ada makanan tradisional hingga olahan kekinian yang digandrungi anak muda. Antrean panjang sempat terlihat di stand warna pink yang menjual risol dengan beragam isian.

Jelang sore, pembeli yang tak hanya anak muda ini terlihat menenteng beberapa plastik makanan.

Pekerja swasta yang datang bersama teman-temannya, Trisnani, terlihat membawa empat bungkus makanan sekaligus. Ada cilok, teh tarik, siomai, juga olahan jajan pasar. Total makanan yang dia beli sekitar Rp40.000.

Perempuan asal Kartasura ini baru kali pertama ke Pasar Ramadan di dekat Gedung Wanita Solo tersebut. Kendati demikian, dia senang berburu olahan makanan di sana karena jualannya cukup lengkap.

Ia bahkan berencana datang lagi di lain waktu. “Enak sih, banyak pilihan. Jadi bisa milih mau jajan apa saja. Murah juga ya, karena produk UMKM [usaha, mikro, kecil, dan menengah],” kata dia.

Hal lain yang membuatnya tertarik yakni, mayoritas bisa dilakukan dengan layanan Kode QR atau quick response code Indonesian standard (QRIS).

Sore itu, ia membeli siomai, jajan pasar, maupun teh tarik cukup dengan scan QRIS BRI. Pembayaran digital menurutnya sangat menguntungkan anak-anak muda sepertinya yang jarang membawa uang tunai.

Tak hanya itu, pembayaran digital juga memudahkan para pedagang juga karena tak perlu menyiapkan uang pecahan untuk pengembalian dan lainnya. Selain itu, pedagang juga bisa merasa aman dari adanya uang palsu.

Tapi, Trisnani juga mengakui masih ada beberapa UMKM yang belum menggunakan layanan pembayaran dengan QRIS. “Ada atau tidak kadang juga jadi pertimbangan jadi beli apa enggak,” tambahnya.

Pelaku UMKM yang berjualan waralaba siomai Mang Edi, Sari Suryani, membenarkan ketertarikan anak muda pada pembayaran digital. Hampir semua yang mampir ke lapaknya selalu menggunakan aplikasi yang didukung BRIMo tersebut.

Saat dikunjungi ke lapak jualannya, Sabtu lalu, Sari mengaku baru bergabung tiga hari di Pasar Ramadan. Pengunjungnya diakui cukup ramai, apalagi menjelang Magrib.

Namun, kenaikan pendapatannya memang belum terlalu signifikan. Ia berharap menjelang Lebaran nanti penjualannya kian membaik.

Ramainya festival kuliner di Pasar Ramadan ini diakui Ketua Paguyuban Ngudi Rejeki, Purwadi. Saat diwawancara pada Sabtu sore tersebut, Purwadi, mengatakan mayoritas pengunjung datang mendekati magrib atau mulai pukul 17.00 WIB.

Purwadi yang berjualan pentol dan cireng ini mengatakan, omzet pedagang naik hingga dua kali lipat berkat adanya festival kuliner yang merupakan kolaborasi Paguyuban Ngudi Rejeki dengan BRI tersebut.

Apalagi, BRI kerap menggelar panggung musik tiap akhir pekan. Panggung musik tersebut cukup menyedot perhatian pengunjung.
PKL Ngudi Rejeki

Purwadi mengatakan, pelaku UMKM yang bergabung dalam Pasar Ramadan tersebut sebanyak hampir 65. Sebanyak 35 hingga 40 yakni PKL yang tergabung dalam Paguyuban Ngudi Rejeki, sebanyak 25 merupakan UMKM binaan BRI.

Ia mengatakan PKL dari Paguyuban Ngudi Rejeki merupakan pindahan dari mereka yang sebelumnya jualan di depan pintu gerbang samping Stadion Manahan atau depan Kolam Renang Tirtomoyo Manahan.

Mereka pindah sejak dua tahun lalu saat ada renovasi stadion. Pada hari biasa, para PKL ini berjualan sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB di area parkir Gedung Wanita tersebut. Sementara, khusus momen Ramadan, mereka berjualan mulai sore hingga malam.

“Kami menyewa di sini [area parkir Gedung Wanita Solo], tapi kalau di Gedung Wanita ada acara, kami enggak bisa jualan karena parkir digunakan,” kata dia.

Festival kuliner yang didukung oleh BRI pada momen Ramadan ini biasanya mampu mendongkran omzet pedagang hingga dua kali lipat. Terlebih saat cuaca cerah. Sementara saat turun hujan, penjualan biasanya agak sepi.

Ia bersyukur dengan adanya pihak perbankan dalam acara Pasar Ramadan yang diinisiasi PKL ini. Dukungan yang paling dibutuhkan tentu saja promosi, hingga seting lokasi pameran yang menarik perhatian pengunjung.

“Kalau tahun lalu, kami didukung Bank Jateng, tahun ini BRI. Harapannya ke depan, persiapannya acara bisa lebih matang sehingga pelaksanaannya bisa lebih maksimal,” kata Purwadi yang juga menjadi debitur kredit usaha rakyat (KUR) BRI ini.



Bangun Ekosistem UMKM

Branch Manager BRI Kantor Cabang Solo Slamet Riyadi, Agung Ari Wibowo, Senin (18/3/2024), mengatakan pihaknya memang mendukung penuh acara Pasar Ramadan tersebut. Hal itu dilakukan sebagai salah satu cara membangun ekosistem antar-pelaku UMKM.

Upaya itu dilakukan untuk percepatan transformasi digital maupun pengembangan UMKM. Saat ini BRI Kanca Sosri juga memiliki hampir 300-an UMKM binaan.

Ratusan UMKM dianggap cukup siap jika ada event kuliner. Salah satunya Pasar Ramadan di kompleks Stadion Manahan itu.

“Ya kami juga harus bertindak sebagai financial advisor mereka [UMKM]. Harapannya ke depan, mereka [UMKM] semakin nyaman, sehingga kalau butuh modal langsung ke BRI. Kalau ikatan emosionalnya dekat kan biasanya akan sungkan kalau mau nunggak pembayaran,” kata Agung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya