SOLOPOS.COM - Pemilik Pawon Simpel, Putri Widayanti, 31, menunjukkan produk prol tape miliknya. (Istimewa/dok. Putri Widayanti).

Solopos.com, SOLOMakanan fermentasi tradisional Indonesia yang dibuat dari singkong atau beras ketan biasa dikenal tape cocok dinikmati dengan beragam olahan, salah satunya kue prol tape.

Prol tape merupakan kue berbahan dasar tape singkong yang memiliki rasa manis. Salah satu produsen makanan tradisional ini adalah Putri Widayanti, 31.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Walaupun prol tape buatannya diproduksi secara rumahan di Kudusan, RT 001 RW 005, Gumpang, Kartasura, Sukoharjo, makanan tersebut laris manis di berbagai wilayah di wilayah Pulau Jawa.

Kuncinya yakni membuat tape menjadi olahan kekinian. Bahan baku tape yang ia olah biasanya diambil dari produsen tape di Soloraya.

Makanan tradisional ini Putri olah menjadi chiffon, fudgy brownies, dan cake yang semua berbahan dasar tape.  Dalam sehari, Pemilik Pawon Simpel ini memproduksi puluhan boks kue basah tersebut.

Harga kue bahan tape miliknya dijual mulai Rp30.000 hingga Rp60.000 per kemasan. Beberapa konsumen memilih datang langsung ke rumah produksi untuk berburu olahan tape miliknya.

Putri mengaku pelanggan prol tape miliknya berasal dari Soloraya, ada juga konsumen yang berasal dari Jakarta, Depok, Semarang, Bandung, Cirebon, dan Jawa Timur.

“Beberapa di antara mereka ada yang langsung datang ke tempat produksi untuk membeli, namun sebagian besar memilih untuk diantar ke rumah. Selain itu ada customer dari luar kota yang biasa membeli produk Pawon Simpel dan minta dikirim via ekspedisi yang sehari sampai atau travel,” terang Putri kepada Solopos.com, pada Kamis (28/9/2023).

Merintis Usaha sejak 2016

Putri merintis usaha ini sejak 2016 lalu. Dulunya, Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris ini pernah menjadi guru di sekolah swasta kemudian resign karena harus pindah bersama suaminya. Kemudian ia memutuskan kembali ke Sukoharjo saat awal kehamilannya.

Terbiasa sibuk di masa kuliah sebagai guru privat, Putri ingin menyibukkan diri di rumah. Ia kemudian mencoba membuat kue untuk dijual.

Kala itu produk pertama bikinannya adalah brownies kukus. Kemudian saat mengidam anak pertama, ia kesulitan mencari prol tape. Karena kesulitan untuk menemukan prol tape, ia melihat celah usaha dari hal tersebut.

Saat awal memasarkan produk miliknya, banyak feedback positif dari konsumen. Oleh sebab itu, Putri memberanikan diri berjualan secara online di marketplace dan Facebook. Melalui metode tersebut, Putri banyak menerima pesanan dari pelanggan baru.

“Jadi harapannya produk lokal enggak kalah dengan makanan viral yang banyak bermunculan,” tambah dia.

Usahanya berkembang ketika ia memutuskan untuk merekrut karyawan pada 2020 lalu. Perempuan dua anak ini menjadi rutin produksi dan juga berjualan di platform online delivery food.

Untuk mengembangkan usaha miliknya ia mengaku juga mengikuti pelatihan dari Balai Pelatihan Koperasi Usaha Kecil Menengah (Balatkop UKM) Jawa Tengah (Jateng).

Berawal dari pelatihan tersebut, ia belajar mengenai manajemen bisnis, terutama keuangan. Pelatihan dengan Bio Hadikesuma Management Training and Consulting mempunyai beberapa level, mulai level I hingga level III.

Menurut Putri masih banyak hal yang harus dilakukan agar membuat usahanya berkembang.

“Ternyata selama ini saya hanya pedagang, bukan pengusaha, karena saya fokus produksi, belum berani nambah karyawan,” pungkasnya dengan senyuman tipis, terdengar rasa penyesalan.

Supaya lolos ke level II, ada beberapa tantangan. Dua di antaranya, harus nambah karyawan dan naik omzet penjualan nya. Dan pastinya, harus mengumpulkan laporan keuangan tiap bulannya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya