SOLOPOS.COM - Pemilik UMKM Lintang Kejora, Rina Sulistyaningsih menunjukkan sejumlah produk hasil karyanya di galeri miliknya di Jl. Imam Bonjol No. 52, Kampung Baru, Solo, Senin (20/11/2023). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, SOLO — Lintang Kejora menjadi salah satu usaha mikro kecil menengah (UMKM) tumbuh dan berkembang di Solo.

Berawal dari hobi membuat pernak-pernik, pemilik Lintang Kejora, Rina Sulistyaningsih, kini sudah berhasil mengembangkan produknya ke luar Jawa bahkan ke luar negeri.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Sejumlah produk tas berbagai model dan corak, serta berbagai bahan, terpajang di galeri Lintang Kejora, yang berada di Jl. Imam Bonjol No. 52, Kampung Baru, Solo, Senin (20/11/2023). Seperti tas kain burlap atau kain goni kombinasi batik, burlap kombinasi batik, tas kain batik dan lainnya. Ada juga produk dompet, bantal kursi, sarung tangan dan lainnya.

Saat berkunjung ke galeri tersebut, Senin, Solopos.com,  bisa bertemu langsung dengan pemilik usaha, Rina. Dia mengaku sebagai ibu rumah tangga memiliki hobi membuat pernak-pernik yang dia jalani sekitar tahun 2015.

Dia piawai membuat beragam karya, seperti bros, gantungan kunci, hingga dompet. Kebanyakan pernak pernak itu dia buat dari bahan kain perca yang dia dapatkan baik dari tetangga, konveksi dan lainnya. Saat itu dia juga memiliki usaha pembuatan seprai.

Kemudian dia juga memanfaatkan kain sisa seprai itu guna membuat tas kecil untuk anaknya yang masih duduk di bangku SD. Ternyata, banyak teman-teman anaknya yang tertarik kemudian memesan.

Dari situ usaha tersebut dia kembangkan lebih serius. Dia juga melihat bahwa dari pernak-pernik yang dia buat, paling banyak diminati adalah tas dan dompet. Untuk itu hingga kini dia menjadi tas dan dompet sebagai produk unggulannya. Kemudian 2015, dia juga sudah mulai membeli kain meteran untuk membuat produknya.

Pemasaran Online

Sejumlah produk tas berbagai model dan corak dan pernak-pernik lain terpajang di galeri Lintang Kejora, yang berada di Jl. Imam Bonjol No. 52, Kampung Baru, Solo, Senin (20/11/2023).(Istimewa)
Sejumlah produk tas berbagai model dan corak dan pernak-pernik lain terpajang di galeri Lintang Kejora, yang berada di Jl. Imam Bonjol No. 52, Kampung Baru, Solo, Senin (20/11/2023).(Istimewa)

Pada 2016, pesanan mulai datang dari perkantoran di wilayah Solo. Terlebih pesanan dari beberapa dinas di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo. Selain itu pesanan juga datang dari perorangan untuk suvenir hajatan, ulang tahun dan lainnya.

Dibantu beberapa orang, usaha Rina bisa menghasilkan rata-rata 500 pieces produk yang dijual dengan kisaran harga Rp50.000 hingga Rp250.000.

Saat ini bahkan pesanan juga sudah datang dari berbagai daerah, termasuk luar Jawa. “Terakhir ada pesanan dari Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan,” kata Rina saat ditemui Espos, Senin (20/11/2023).

Dia mengatakan saat ini Lintang Kejora juga menjadi UMKM binaan dari Dinas Koperasi dan UKM Pemkot Solo, termasuk mendapat pendampingan dalam hal UMKm Go Digital.

Sejak pandemi Covid-19, para pelaku UMKM di Solo memang terus didorong untuk go digital. Rina mengakui, jika awalnya pemasaran produk usahanya hanya dilakukan secara langsung, yakni dengan bertemu pelanggan. Strategi ini kemudian dia ubah sejak pandemi dengan merambah pemasaran secara online. Dia memanfaatkan Instagram untuk memasarkan produknya.

“Saat itu memang mau tidak mau semua harus berubah. Perilaku konsumen juga berubah. Mau tidak mau ya online,” kata dia.

Hingga saat ini pemasaran secara online terus dijalankan meskipun penjualan offline juga tidak ditinggalkan. Dia mengakui jika dengan pemasaran online, sangat banyak manfaatnya, terutama dalam memperluas cakupan pemasaran. Bahkan dari pemasaran online juga saat ini dirinya mendapatkan konsumen dari luar negeri, yakni Singapura.

“Manfaat online ini sangat terasa, pemasaran lebih luas. Bahkan bisa sampai ke luar negeri. Ada konsumen dari Singapura yang sering order. Jadi dia punya toko di sana,” kata dia.

Hanya, memang harus rutin mengunggah foto produk dan memasarkan di media sosial. Dengan begitu, harus selalu terhubung dengan internet sehingga membutuhkan jaringan yang handal. Selain itu, setelah usaha terus berkembang, bahkan sudah banyak pesanan melalui online, maka sarana pembayaran secara digital pun harus diperhatikan.

Lebih Efisien

Untuk memenuhi kebutuhan itu, dia memanfaatkan produk dari Telkom, yakni Indibiz. Selain terbantu untuk masalah jaringan, melalui produk tersebut dia juga terbantu untuk masalah transaksi nontunai-nya.

“Jadi di Indibiz ini kan seperti platform, keluar masuk transaksi bisa terdeteksi. Semua riwayat transaksi tercatat, sehingga memudahkan dalam hal pembukuan. Kalau sebelumnya kan manual,” jelas dia.

Dia berharap ke depan Telkom melalui produk-produk digitalnya bisa lebih menggerakkan dan menumbuhkan UMKM. Salah satunya dalam membantu mendukung pemasaran produk UMKM. Dia mengatakan salah satu upaya untuk mendukung pemasaran adalah mengikuti pameran. Sejauh ini Telkom juga sudah melibatkan beberapa UMKM termasuk Lintang Kejora untuk ikut dalam pameran. Menurutnya program pemeran menjadi saran ampuh untuk membuka jejaring bagi para pelaku UMKM.

Salah satu tas produk UMKM Lintang Kejora milik Rina Sulistyaningsih.(Istimewa)
Salah satu tas produk UMKM Lintang Kejora milik Rina Sulistyaningsih.(Istimewa)

Indibiz adalah solusi digital bagi customer segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk membantu pengelolaan bisnis agar berjalan lebih efisien dan berkembang melalui pemanfaatan berbagai solusi digital yang dikelola TelkomGroup.

Vice President Enterprise Business orchestration (VP EBO) Telkom, Iwan Rusdarmono, secara terpisah mengatakan ada empat pilar solusi digital yang dipersembahkan Telkom.

Pertama menyediakan tools berupa platform dan aplikasi untuk membantu pelaku usaha dalam operasional bisnisnya dan kedua solusi berupa program untuk meningkatkan skil dan pengalaman (experience) dalam mengelola bisnis secara profesional melalui pelatihan-pelatihan.

“Ketiga kolaborasi dengan para startup dan pengembang aplikasi [developer] untuk bersama-sama menghadirkan solusi bagi kebutuhan digital dari pelaku start up. Pilar keempat memberikan pendanaan melalui kerja sama dengan lembaga penanaman modal untuk menghadirkan solusi pengembangan modal usaha para pelaku usaha di Indonesia,” jelas Iwan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya