Bisnis
Minggu, 5 November 2023 - 21:29 WIB

Berantas Pengepul BBM Pertalite, Pertamina Diminta Serius Terapkan MyPertamina

Gigih Windar Pratama  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi. Cara lengkap menggunakan MyPertamina. (Mypertamina.id)

Solopos.com, SOLO — Penjualan bahan bakar minyak (BBM) menggunakan Pertamini saat ini menjadi musuh utama bagi penjualan Pertashop yang merupakan mitra legal Pertamina untuk mendistribusikan BBM hingga ke pelosok daerah sejak 2018.

Gangguan dari Pertamini terhadap Pertashop diakui Ketua Paguyuban Pengusaha Pertashop Jateng DIY DPC Surakarta, Gunadi Broto Sudarmo. Ia mengatakan hingga saat ini pihak Pertamina belum melakukan pencegahan terhadap menjamurnya Pertashop.

Advertisement

“Belum ada pencegahan sejauh ini, karena seharusnya kalau pencegahan dilakukan secara sistem ya melalui aplikasi MyPertamina itu, tapi belum dijalankan. Masih banyak sekali celah yang bisa dimanfaatkan,” tegasnya kepada Solopos.com, Minggu (5/11/2023).

Selain itu, Gunadi juga menyoroti modal yang amat kecil untuk mendirikan Pertamini. Sedangkan untuk membangun Pertashop ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, selain itu Ia mengatakan ada perbedaan harga di setiap paket Pertashop.

Advertisement

Selain itu, Gunadi juga menyoroti modal yang amat kecil untuk mendirikan Pertamini. Sedangkan untuk membangun Pertashop ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, selain itu Ia mengatakan ada perbedaan harga di setiap paket Pertashop.

“Kalau Pertashop itu modalnya Rp600 juta itu sudah termasuk bangunan yang tergolong kecil untuk disewa selama 10 tahun, harga sewa lahannya bermacam-macam, sekitar Rp10 juta per tahunnya. Bandingkan dengan Pertamini yang modalnya paling enggak sampai Rp70 juta,” tegasnya.

Ia berharap, Pertamina menjalankan subsidi tepat melalui aplikasi MyPertamina dengan lebih serius. Menurutnya, ini bisa mencegah pengepul untuk berjualan secara eceran yang merugikan Pertashop.

Advertisement

Secara data yang diperoleh Solopos.com dari Paguyuban Pertashop Soloraya.

Dari 294 unit Pertashop, lebih dari separuhnya merugi, atau penjualannya di bawah 10 Kilo Liter per bulan. Bahkan, 43 unit sudah tidak lagi beroperasi dan hanya 30 persen Pertashop yang masih bisa mencatatkan keuntungan.

Sedangkan menurut Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Region Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho, subsidi tepat MyPertamina memang diprogram untuk menjadi jembatan agar distribusi Pertalite dan Biosolar bisa dikontrol.

Advertisement

“Subsidi Tepat MyPertamina bisa menjadi jembatan agar distribusi Pertalite dan Biosolar bisa dikontrol. Namun, saat ini baru Biosolar yang diterapkan pembelian harus menggunakan QR code.  Apabila di kemudian hari ada peraturan perundang-undangan mengatur spesifikasi kendaraan yang bisa membeli Pertalite disertai batasan pembelian per harinya, maka Subsidi Tepat MyPertamina bisa digunakan sebagai sistem untuk implementasi kebijakan tersebut,” kata dia.

Sementara saat ini, Brasto mengatakan peraturan pembelian Biosolar subsidi untuk kendaraan roda empat adalah 60 liter per hari.

“Peraturan pembatasan pembelian Biosolar subsidi didasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) No 04/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2020. Dalam Surat Keputusan tersebut, pembelian maksimum untuk kendaraan perseorangan roda 4 adalah 60 liter per hari per kendaraan, kendaraan bermotor angkutan umum atau barang roda 4 adalah 80 liter per hari per kendaraan, dan kendaraan bermotor angkutan umum atau barang roda 6 atau lebih adalah 200 liter per hari per kendaraan,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif