Bisnis
Senin, 23 Mei 2022 - 20:11 WIB

Belanja Penanganan Covid-19 Turun Signifikan, Ini Penjelasan Menkeu

Maria Elena  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang. (freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah mencatat total realisasi belanja hingga April 2022 mencapai Rp77 triliun, turun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp98,7 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa dari jumlah tersebut, belanja untuk penanganan Covid-19 mengalami penurunan yang signifikan jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Advertisement

Realisasi belanja penanganan Covid-19 hingga 30 April tercatat hanya mencapai Rp7,2 triliun, turun signifikan jika dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai Rp39 triliun.

“Tahun lalu, belanja barang melonjak tinggi, tapi itu di drive oleh pandemi yang masuk dalam program PC-PEN,” katanya dalam konferensi pers virtual APBN Kita, Senin (23/5/2022) seperti dilansir Bisnis.

Advertisement

“Tahun lalu, belanja barang melonjak tinggi, tapi itu di drive oleh pandemi yang masuk dalam program PC-PEN,” katanya dalam konferensi pers virtual APBN Kita, Senin (23/5/2022) seperti dilansir Bisnis.

Sri Mulyani menjelaskan, meski realisasi belanja untuk penanganan Covid-19 turun, realisasi belanja barang yang bukan untuk penanganan Covid-19 justru mengalami peningkatan.

Baca Juga: Tegas! Jokowi Perintahkan 40% Anggaran Pemerintah untuk Produk Lokal

Advertisement

Secara total, Sri Mulyani menyampaikan realisasi belanja negara hingga akhir April 2022 tercatat mencapai Rp750,5 triliun atau mencapai 27,7 persen dari total APBN.

Jika diperinci, realisasi belanja kementerian dan lembaga (K/L) mencapai Rp253,6 triliun, sementara realisasi belanja non-K/L mencapai Rp254,4 triliun.

Di sisi lain, Sri Mulyani mengungkapkan posisi keuangan negara hingga 30 April 2022 masih surplus sebesar Rp103,1 triliun.

Advertisement

“Secara umum, postur APBN sampai akhir April 2022 dalam posisi surplus,” ungkapnya. Alhasil, pembiayaan APBN turun menjadi Rp142 triliun pada akhir April 2022.

Baca Juga: Menteri Keuangan Sri Mulyani Buat Pajak Karbon, Apa Itu?

Menurutnya, APBN telah bekerja keras untuk mendukung pemulihan ekonomi. Bahkan, APBN telah menjadi shock arbsorber dari tekanan eksternal. “APBN menjadi instrumen pertama dan utama yang diandalkan masyarakat,” paparnya.

Advertisement

Kemenkeu juga mencatat keseimbangan primer pada April 2022 pada level positif, yakni mencapai Rp220,9 triliun. “Keseimbangan primernya positif nggak kecil, tetapi gede banget,” paparnya.

Dari sisi belanja, mantan pejabat Bank Dunia mengungkapkan belanja negara telah mencapai Rp750,5 triliun atau sekitar 27,7 terhadap APBN. Dari realisasi tersebut, belanja barang mencapai Rp77 triliun per 30 April 2022. Kemudian, belanja modal tercatat Rp33,4 triliun pada periode akhir April 2022.

Capaian tertinggi dibukukan oleh KemenPUPR sebesar Rp12,2 triliun. Adapun, Sri Mulyani mengungkapkan pertumbuhan penerimaan pajak masih kuat hingga April 2022, akibat harga komoditas dan perbaikan ekonomi.

Penerimaan pajak Januari-April 2022 mampu tumbuh 51,5 persen menjadi Rp567,69 triliun. Penerimaan pajak pada periode Mei-Desember 2022 diperkirakan akan tetap tumbuh namun tidak secepat periode Januari-April 2022. “Ada normalisasi nantinya,” ujar Sri Mulyani.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif