Bisnis
Jumat, 7 Juli 2023 - 21:23 WIB

Belanja Online Kian Mudah & Diminati, Pengamat UNS Ingatkan Kerentanan Inflasi

Maymunah Nasution  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi belanja online. (Freepik).

Solopos.com, SOLO — Pengamat ekonomi berpendapat pola belanja masyarakat berubah akibat pandemi Covid-19.

“Sejak pandemi memang diarahkan untuk banyak menggunakan plaftorm daring untuk interaksi dan transaksi secara bisnis. Hal tersebut meningkatkan pola konsumsi masyarakat karena promo lebih banyak dan lebih mudah mendapatkan barang serta kemudahan pembiayaan,” papar Dosen Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Sebelas Maret, Bhimo Rizky Samudro kepada Solopos.com, Jumat (7/7/2023).

Advertisement

Dia melanjutkan kemudahan bertransaksi online sampai tercipta ekosistem peminjaman secara virtual dengan platform online, yaitu paylater. Menurutnya hal ini meningkatan kemudahan transaksi online dan masyarakat menjadi semakin konsumtif.

Peningkatan konsumsi dapat meningkatkan ekonomi negara, tetapi juga meningkatkan permintaan agregat, atau permintaan masyarakat secara keseluruhan di dalam suatu region di satu wilayah negara tertentu.

Bhimo mengatakan konsekuensinya adalah kenaikan tingkat harga atau inflasi. Menurutnya, inflasi lebih rentan meningkat akibat kemudahan konsumsi dibandingkan ketersediaan kebutuhan pokok di masyarakat.

Advertisement

Sementara itu, Dosen Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Sarjiyanto mengatakan spending masyarakat untuk belanja online berdasarkan beberapa riset memang menunjukkan peningkatan dan switch dari offline ke online.

“Kondisi ini memang terjadi karena pandemi Covid-19 yang memaksa hampir semua jenis usaha berjualan secara online. Kini masyarakat kita sudah terlanjur nyaman dan dimanjakan dengan layanan marketplace,” papar Sarjiyanto, Jumat.

Menurutnya perlu diperhatikan produk yang diminati masyarakat di era konsumtif ini. Jika konsumsi sebagian besar terserap untuk produk impor, ekonomi yang terbentuk tidak menguntungkan Indonesia.

Advertisement

Sarjiyanto berpendapat, aliran dana pembelian produk-produk impor sebagian besar akan kembali ke negara produsen, berbeda dengan konsumsi produk UMKM dalam negeri.

Dia meneruskan ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah perubahan e-commerce menuju social commerce yang membuat perlunya regulasi mengatur dan melindungi kepentingan produsen dan konsumen yang sudah familiar dengan belanja online.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif