Bisnis
Jumat, 8 Desember 2023 - 06:33 WIB

BEI Sebut Emiten dengan Risiko ESG Rendah Harga Sahamnya Lebih Tinggi

Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Ilustrasi/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan per November 2023, 44 persen emiten dengan risiko lingkungan, sosial, dan tata kelola (environtment, social, and governance/ESG) rendah mendapat apresiasi harga saham yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan dengan risiko ESG sedang dan tinggi.

Dari sisi pertumbuhan pendapatan, terlihat pertumbuhan emiten dengan risiko ESG rendah dan menengah memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dengan distribusi yang lebih adil antara pertumbuhan pendapatan dan penurunan pendapatan. Sementara penurunan pendapatan rata-rata lebih terlihat pada perusahaan dengan risiko ESG yang tinggi.

Advertisement

“Satu hal penting yang kami peroleh dari gambaran tersebut bahwa peralihan ke praktik bisnis berkelanjutan belum tentu berdampak negatif langsung terhadap kinerja keuangan,” kata Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam acara Mandiri Sustainability Forum 2023 di Jakarta, Kamis (7/12/2023) seperti dilansir Antara.

Iman menjelaskan, data tersebut diambil sejak 2022 bekerja sama dengan Sustainalytics untuk memberikan peringkat risiko ESG bagi 80 emiten yang termasuk dalam IDX80 untuk memberikan informasi kepada investor mengenai aspek-aspek ESG.

Advertisement

Iman menjelaskan, data tersebut diambil sejak 2022 bekerja sama dengan Sustainalytics untuk memberikan peringkat risiko ESG bagi 80 emiten yang termasuk dalam IDX80 untuk memberikan informasi kepada investor mengenai aspek-aspek ESG.

Dengan meningkatnya kesadaran investor akan pentingnya menjalankan bisnis berkelanjutan, BEI mengantisipasi bahwa aspek keberlanjutan akan menjadi faktor penting dalam proses pengambilan keputusan mereka. Oleh karenanya, BEI akan terus mendorong pemangku kepentingan untuk menerapkan ESG dalam bisnisnya, sambil terus berbenah.

Dalam Laporan Risiko ESG Berkelanjutan 2022 yang diterbitkan pada 12 September 2023, BEI memperoleh skor 16,9, yang menunjukkan kategori risiko rendah.

Advertisement

“Mari kita bekerja sama menjadikan pasar modal Indonesia sebagai keputusan investasi yang menarik dan berkelanjutan,” ucap dia menegaskan.

Di sisi lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan investasi energi hijau dan energi biru yang ramah lingkungan merupakan peluang bagi Indonesia dalam upaya meningkatkan pemerataan pembangunan nasional.

“Yang berkaitan dengan pemerataan pembangunan, bahwa sekarang investasi di luar Jawa sudah 52 persen, investasi di Jawa 48 persen. Artinya, di luar Jawa sudah lebih besar dari investasi yang ada di Jawa, ini benar,” kata Presiden Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2023 diikuti dalam jaringan (daring) di Jakarta, Kamis.

Advertisement

Ia mengatakan Indonesia perlu bertransisi pada pengembangan industri ramah lingkungan dan berkelanjutan guna menangkap peluang pasar investasi global.

Misalnya, kata Jokowi, yang berkaitan dengan geotermal yang dalam dua bulan terakhir mengalami lompatan saham tujuh hingga sepuluh kali lipat di bursa Indonesia karena berada di lingkaran green energy.

Selain itu, industri pembangkit panel surya dan tenaga air, juga menjadi peluang investasi ke depan yang sangat menjanjikan bagi Indonesia, kata Jokowi menambahkan.

Advertisement

“Sehingga peluang green economy harus ditangkap, yang namanya blue economy investasinya segera dikejar. Karena ke depan akan sangat sulit produk yang berkaitan tidak ramah lingkungan bisa diterima di banyak negara,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Jokowi menyampaikan arahan kepada pemangku kepentingan terkait, termasuk jajaran pemerintah pemerintah daerah, untuk mendorong investasi yang merata hingga di luar Pulau Jawa melalui dukungan pemerintah pusat dalam penyediaan infrastruktur yang memadai.

Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam menjalin kolaborasi pengusaha asing dan domestik dalam mewujudkan pemerataan pembangunan nasional.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif