Bisnis
Minggu, 2 April 2023 - 16:27 WIB

Bayar Gaji Karyawan Sepanjang 2022, GOTO Keluarkan Biaya hingga Rp6 Triliun

Annisa Kurniasari Saumi  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). (Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) tercatat mengeluarkan biaya hingga Rp6 triliun untuk membayar gaji dan imbalan karyawan sepanjang 2022.

Berdasarkan laporan keuangan, dikutip Minggu (2/4/2023), Dalam pos arus kas GOTO tercatat perusahaan mengeluarkan Rp6,29 triliun untuk melakukan pembayaran karyawan. Pembayaran ini meningkat 53,62 persen dibanding tahun 2021 sebesar Rp4,09 triliun.

Advertisement

Sementara jika dirinci dari pos beban berdasarkan sifatnya, GOTO mencatatkan gaji dan imbalan karyawan yang meningkat 52,73 persen dari Rp4,02 triliun di 2021, menjadi Rp6,14 triliun di 2022. GOTO mencatat per 31 Desember 2022 memiliki sebanyak 9,287 orang karyawan tetap.

Jumlah ini meningkat dibanding 31 Desember 2021 yang sebesar 9.044 karyawan. Akan tetapi, jumlah karyawan ini turun dibandingkan kuartal III/2022 yang sebanyak 10.541 karyawan. Sebagaimana diketahui, pada November 2022 GOTO melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.300 karyawan.

Advertisement

Jumlah ini meningkat dibanding 31 Desember 2021 yang sebesar 9.044 karyawan. Akan tetapi, jumlah karyawan ini turun dibandingkan kuartal III/2022 yang sebanyak 10.541 karyawan. Sebagaimana diketahui, pada November 2022 GOTO melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.300 karyawan.

GOTO mencatatkan rugi bersih sebanyak Rp39,57 triliun. Perolehan tersebut mengalami kenaikan 45,94 persen dibandingkan dengan rugi bersih pada 2021 sebanyak Rp21,39 triliun. Peningkatan rugi ini terjadi di tengah naiknya penerimaan perusahaan.

Pendapatan bersih GOTO tercatat melonjak 60,05 persen dari Rp4,54 triliun menjadi Rp11,34 triliun. Segmen imbalan jasa menjadi penyumbang penerimaan terbesar GOTO sebanyak Rp6,3 triliun, naik dari perolehan 2021 sebesar Rp1,46 triliun.

Advertisement

Per akhir 2022, GOTO mencatatkan total aset sebesar Rp139,21 triliun, turun dari akhir 2021 sebesar Rp155,13 triliun. Sementara itu, total liabilitas GOTO naik dari Rp16,11 triliun di akhir Desember 2021, menjadi Rp16,49 triliun di akhir Desember 2022.

Jumlah tersebut terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp12,16 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp4,33 triliun. Selanjutnya, GOTO tercatat memiliki ekuitas senilai Rp122,72 triliun per 31 Desember 2022, turun dari Rp155,13 triliun per 31 Desember 2021.

Sebelumnya, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menyampaikan emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) memberikan nilai tambah Rp349 triliun hingga Rp428 triliun terhadap perekonomian nasional, setara dengan 1,8 persen hingga 2,2 persen PDB Indonesia pada 2022.

Advertisement

Chief Executive Officer GOTO Andre Soelistyo mengatakan kajian ini memberikan afirmasi terhadap dampak ekosistem GOTO pada pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat, sekaligus menunjukkan platform GOTO tetap menjadi pilihan masyarakat Indonesia sekalipun tidak ada lagi pembatasan kegiatan.

“Ini menunjukkan ketangguhan ekosistem kami baik saat pandemi maupun pada masa pemulihan. Sejalan dengan misi kami untuk mendorong kemajuan, GOTO akan terus menciptakan kontribusi positif melalui bisnis yang berkelanjutan,” kata Andre di Jakarta, Rabu (29/3/2023).

Andre menjelaskan kontribusi ekonomi tersebut bukan milik GOTO, melainkan kontribusi dari mitra, penjual, dan UMKM yang ada di GOTO. Menurutnya, GOTO hanya menjembatani hal tersebut.

Advertisement

Dia melanjutkan, sebagai jembatan atau enabler, GOTO harus dapat merdeka secara finansial agar fasilitas ekonomi kepada masyarakat tidak terganggu.

“Karena itu sebagai perusahaan kami harus merdeka finansial. Startup teknologi itu memang didanai besar sekali dari para investor, tapi karena ada perubahan iklim, itu semua berubah. Disiplin membangun bisnis berkelanjutan itu suatu keharusan,” tutur Andre.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif