SOLOPOS.COM - Stok bawah putih di salah satu pusat perbelanjaan Jakarta, akhir, Juni 2013 lalu tampak melimpah. Kebijakan pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membebaskan bawang putih dari sistem kuota impor diyakini akan meningkatkan pasokan komoditas itu di pasaran dan menurunkan harganya hingga Rp8.000/kg dua bulan mendatang. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) menegaskan kenaikkan harga bawang putih yang naik dalam beberapa waktu terakhir disebabkan oleh masalah distribusi, bukan impor.

“Itu harus dilihat lagi kenapa penyebabnya [harga naik]. Mungkin distribusinya atau apa,” ujar Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kemendag Budi Santoso saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Minggu (4/2/2024).

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Budi mengatakan, pihaknya telah menerbitkan izin impor sebanyak 214.000 ton dari kuota impor tahun ini sebanyak 645.025 ton. Dia mengklaim jumlah impor tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga empat bulan mendatang.

Di sisi lain, kebutuhan bawang putih saat ini, kata Budi, masih bisa dipenuhi dari sisa stok 2023 yang mencapai 96.000 ton. Lebih lanjut, Dia mengakui impor bawang putih perlu dipercepat mengingat bakal ada libur panjang Imlek di China.

Diperkirakan impor bawang putih teranyar akan masuk sekitar 1-2 pekan ke depan. Namun, apabila realisasi impor justru minim Kemendag akan mendorong importir untuk mempercepat pengadaan bawang putih sesuai izin impor yang telah diterbitkan.

“Yang jelas stok itu ada, enggak ada kekurangan stok. Ini [izin impor] kan baru minggu kemarin, ya paling 1-2 minggu baru masuk [bawang putih impor],” jelasnya.

Menyitir panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga bawang putih hari ini berada di level Rp38.820 per kilogram.

Harga bawang putih pada Februari 2024 ini mengalami kenaikan dibandingkan harga rata-rata bawang putih pada Januari 2024 sebesar Rp38.550 per kilogram.

Namun, apabila dibandingkan dari tahun lalu, harga bawang putih telah melonjak 41,7% (year-on-year) dibandingkan harga pada Januari 2023 sebesar Rp27.190 per kilogram.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sampai dengan minggu ke-4 Januari 2024, rata-rata harga bawang putih mencapai Rp39.724 per kilogram atau terjadi kenaikan sebesar 5,85% jika dibandingkan dengan harga di Desember 2023 sebesar Rp37.588 per kilogram.

Meskipun terjadi kenaikan harga, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga bawang putih pada pekan ke-4 Januari 2024 justru berkurang menjadi 337 daerah dari sebelumnya pada pekan ke-3 Januari 2024 sebanyak 366 daerah.

Sebelumnya, Deputi III Bidang Perekonomian, Kantor Staf Presiden (KSP), Edy Priyono justru menduga kenaikan harga bawang putih lebih disebabkan oleh persoalan pasokan, alih-alih persoalan distribusi.

Edy menyebut disparitas harga bawang putih tidak terlalu tinggi yakni hanya sebesar 12,52%. Edy mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk mengumpulkan para importir bawang putih.

Pemerintah, kata Edy, ingin memastikan bagaimana upaya importir bisa menekan harga bawang putih di pasaran.

“Kita tahu bawang putih ini kan hampir semuanya impor, jadi kalau ada masalah pasti tidak jauh-jauh dari importir. Itu entah karena distribusi atau karena suplai,” ujar Edy dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi, Senin (29/1/2024). Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Kemendag Blak-blakan Biang Kerok Harga Bawang Putih Mahal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya