Bisnis
Kamis, 16 Februari 2023 - 17:48 WIB

Batik Danar Hadi dan PT Sunwoo Optimistis Ekspor 2023 Menguat, Ini Alasannya

Maymunah Nasution  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pegawai Divisi Ekspor PT Batik Danar Hadi Kamis (16/2/2023) sedang menggulung lembaran kain batik untuk dikemas. (Solopos.com/Maymunah Nasution)

Solopos.com, SOLO — PT Batik Danar Hadi optimistis serapan ekspor pada 2023 menguat. Hal itu disampaikan Key Account Officer Divisi Ekspor PT Batik Danar Hadi, Eko Sudarsono saat ditemui di kantor Divisi Ekspor PT Batik Danar Hadi Serengan, Solo, Kamis (16/2/2023).

“Tahun 2021-2022 dibandingkan 2019 memang turun, tapi di tahun 2023 ini kami optimis karena ada kenaikan. Kami juga mengupayakan mengejar ketertinggalan 2019 lalu,” ujar Eko.

Advertisement

Ditambahkannya pasar yang sempat hilang selama ini yakni Uni Eropa. Melonjaknya harga gas di Eropa pasca Perang Rusia-Ukraina disebut Eko berdampak besar pada pasar Uni Eropa.

Saat ini pesanan dari benua biru itu mandeg. Berbeda dengan Amerika Serikat (AS) yang tetap membeli produk-produk kain PT Batik Danar Hadi.

Meski pemesanan dari AS juga tidak sebanyak pada 2019.

Advertisement

Eko menjelaskan hal ini karena buyer dari AS masih menunggu dan melihat kondisi perang Rusia-Ukraina, membuat pesanan dari AS yang dulunya dalam jumlah banyak untuk stok penjualan kini berkurang.

Eko juga menjelaskan pasar terbesar kini dari AS yang membeli batik PT Batik Danar Hadi berbentuk lembaran kain. Kain-kain batik ini digunakan oleh masyarakat AS untuk hobi quilting mereka.

Secara singkat, quilting adalah teknik menjahit menggabungkan potongan kain perca sesuai desain yang ditentukan. Dari total ekspor PT Batik Danar Hadi, 99% ekspor adalah untuk bahan quilting, baru sisanya ekspor berbentuk pakaian jadi.

Advertisement

“Batik itu mereka gunakan sebagai bahan-bahan perca itu. Kalau di sini kita perca pakai kain kiloan, di sana malah beli lembaran sampai impor,” papar Eko sembari tersenyum.

Eko menegaskan ekspor PT Batik Danar Hadi untuk quilting masih tetap kuat karena di AS hobi quilting adalah yang terbesar kedua setelah golf.

PT Batik Danar Hadi juga meningkatkan performa agar pasar Eropa kembali tumbuh. Eko menjelaskan pihaknya aktif berkomunikasi dengan buyer, menjaga hubungan dan rutin browsing mencari celah ekspor.

Kendalanya adalah ketika pesanan masuk tetapi kuantitas produknya tidak sesuai dengan margin yang diharapkan PT Batik Danar Hadi.

Efisiensi menjadi langkah PT Batik Danar Hadi selanjutnya untuk mengoptimalkan keuntungan.

Pasar ekspor yang membaik pada 2023 juga dihadapi oleh pabrik garment di Sukoharjo, Sunwoo Garment. Manager HRD & GA Sunwoo Garment, Niko Siahaan mengatakan saat ini mereka aktif merekrut karyawan dan pangsa pasar Sunwoo Garment tetap aman.

Keunggulan produk garment Indonesia disebut Niko karena kualitas jahitan bagus, waktu pengiriman tepat, dan biaya produksi tidak terlalu mahal.

“Tapi kami juga menyesuaikan dengan kebutuhan pegawai dan tantangan dalam produksi. Semisal pesanan jumlahnya sedikit karena style yang terlalu banyak dalam 1 pesanan akan kami tolak, karena akan membuat kami terlalu lama mengatur posisi mesin dan produksinya lambat. Hal-hal kecil seperti itu yang sebenarnya berpengaruh dalam produksi garment,” papar Niko Kamis (16/2/2023) saat dihubungi Solopos.com via telepon.

Kuantitas ekspor Sunwoo Garment tetap aman menurut Niko. Dalam sepekan perusahaan itu dapat mengirim 4-6 kontainer berukuran 20 feet. Ada juga pengiriman tambahan dalam jumlah lebih kecil yang biasa dikemas dengan box.

Meski begitu, tantangan merebut pasar Eropa juga dihadapi oleh Sunwoo. Niko mengatakan ekspor pabriknya turun setelah terjadi perang Rusia-Ukraina.

“Sekarang kami dapat order tapi kuantitasnya tidak besar. Dulu buyer dari AS beli banyak untuk dijadikan stok, sekarang sedikit-sedikit tapi tetap sesuai pesanan minimal kami,” papar Niko.

Dia juga mengatakan hal itu menyesuaikan daya beli. Saat ini di Eropa hanya beberapa negara saja yang bebas membeli produk Sunwoo Garment karena hanya segelintir negara saja yang aman dari perang Rusia-Ukraina.

Namun prospek usaha tersebut tetap tumbuh karena Sunwoo Garment sudah menyiapkan ekspansi membuka pabrik baru di Kabupaten Klaten. pada 2023 ini pabrik baru di bidang ekspor itu sedang tahap pembangunan dan mengurus perizinan.

Niko mengatakan bos Sunwoo Garment merasa usaha di Sukoharjo sudah bisa berjalan dengan baik maka bisa dikembangkan di kabupaten lain.

Sunwoo Garment dimiliki oleh pebisnis asal Korea Selatan. Niko mengatakan para pebisnis itu sudah tinggal di Indonesia cukup lama tepatnya di Jawa Barat. “Di Jawa Barat UMK mulai tinggi, akhirnya mencari pasar baru dengan membuka di Soloraya,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif