SOLOPOS.COM - Tinjauan Stadion Manahan Solo sebagai venue final Piala Dunia U-20 oleh Ketua Panitia Penyelenggara FIFA U-20 World Cup 2023 (LOC), Erick Thohir, Menpora Zainudin Amali, Wakil Ketua II PSSI Ratu Tisha, dan Dirut PLN Darmawan Prasojo bersama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Minggu (12/3/2023). (Solopos.com/Maymunah Nasution).

Solopos.com, SOLO – Pembatalan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia oleh FIFA dikhawatirkan berdampak langsung terhadap sektor pariwisata secara jangka panjang.

Para turis asing dan investor berpikir ulang untuk mengunjungi atau menanam saham di Tanah Air lantaran kurangnya jaminan keamanan dan kenyaman.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Ajang bergengsi sepakbola paling akbar di dunia itu direncanakan digelar di sejumlah kota di Tanah Air pada Mei-Juni 2023.

Salah satu venue Piala Dunia U-20 2023 digelar di Stadion Manahan, Kota Solo. Beragam persiapan dilakukan sejak setahun yang lalu.

Mulai dari perbaikan sarana dan prasana (sarpras), penambahan fasilitas di sekitar stadion hingga sinkronisasi stakeholder yang terlibat dalam gelaran olahraga tersebut.

Bahkan, tak sedikit pelaku usaha penyelenggara kegiatan atau event organizer melakukan persiapan jauh-jauh hari untuk menjamin agar ajang olahraga berlabel internasional itu berjalan lancar.

Padahal, mereka berasal dari luar Kota Solo yang tentunya membutuhkan akomodasi dan transportasi menuju Kota Bengawan.

“Tidak hanya pekerja event, melainkan pelaku usaha lain, termasuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) ikut kecewa lantaran Piala Dunia U20 2023 batal digelar di Indonesia. Sama seperti yang disiapkan Mas Wali [Gibran Rakabuming Raka], kami menyiapkan jauh-jauh hari karena ini event internasional. Tidak bisa disiapkan dua bulan-tiga bulan selesai,” kata Ketua DPD Indonesia Event Industry Council (Ivendo) Jawa Tengah, Antok Boni Tristanto, saat ditemui Solopos.com di kawasan Solo Baru, Sukoharjo, Kamis (30/3/2023).

Antok menyebut pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2023 sama saja membuang peluang dan kesempatan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi kerakyatan.

Kerugian akibat pembatalan event tersebut tidak bisa dihitung secara material. Justru dikhawatirkan efek jangka panjang yang lebih besar bagi sektor pariwisata di Tanah Air.

Direktur IdeUnik Corporate Solo ini menyampaikan wisatawan mancanegara dan calon inventor berniat berkunjung ke negara lain jika ada garansi keamanan dan kenyamanan.

“Saya sendiri ikut survei bersama utusan FIFA di Stadion Manahan Solo pada pekan lalu. Sekarang, Malaysia, Singapura, dan Thailand justru bertepuk tangan dengan dibatalkannya Piala Dunia U20 2023 di Indonesia. Wisatawan asing berpikir tidak ada jaminan keamanan dan kenyamanan. Ini sama saja Indonesia bakal dikucilkan di sektor pariwisata,” ujar dia.

Lebih jauh, Antok menyampaikan event berlabel internasional ikut mengerek pamor daerah dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah.

Apabila penyelenggaraan event internasional lancar dan sukses maka event-event serupa berpotensi digelar di daerah tersebut.

Dia mencontohkan Asian Para Games (APG) 2022 yang digelar di Kota Solo berdampak ganda bagi percepatan pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19. Bahkan, daerah-daerah di sekitar Solo kecipratan untung.

“Banyak official maupun vendor yang menginap di Jogja dan Semarang karena seluruh hotel di Solo full booked. Mereka butuh makan dan transportasi dan lain sebagainya. UMKM bergeliat, hotel penuh, restoran ramai. Aktivitas ekonomi benar-benar dirasakan masyarakat,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya