Bisnis
Minggu, 22 Januari 2023 - 17:01 WIB

Barongsai Tripusaka Solo Tak Naikkan Harga meski Laris Manis, Segini Tarifnya

Galih Aprilia Wibowo  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pertunjukkan Kelompok Barongsai Tripusaka di Solo Grand Mall, pada Minggu (22/12/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Perayaan Imlek 2023 membuat Kelompok Barongsai Tripusaka Solo panen tawaran show pada perayaan Imlek tahun ini. Meskipun jumlahnya belum terlalu tinggi seperti sebelum pandemi Covid-19.

Kendati laris manis, mereka tak menaikkan tarif sejak 2020. Mengenai tarif sekali show pihaknya masih mengacu pada tarif 2020, yaitu sebesar Rp8 juta.

Advertisement

Pembina Kelompok Barongsai Tripusaka, Adjie Chandra, saat diwawancara beberapa waktu lalu mengatakan tarif yang mereka banderol yakni sekitar Rp7 – 8,5 juta untuk satu paket barongsai, liong, dan atraksi barongsai tonggak besi.

Mengenai lonjakan pemesanan, Adjie, mengatakan tidak terlalu ada lonjakan. Jumlahnya pemesanannya sampai hari ini hanya 23 show.

Advertisement

Mengenai lonjakan pemesanan, Adjie, mengatakan tidak terlalu ada lonjakan. Jumlahnya pemesanannya sampai hari ini hanya 23 show.

Sementara pada 2020 silam ada sekitar 40 show untuk sekali pentas di momen Imlek.

“Kalau lonjakan enggak terlalu signifikan karena Imlek 2022 kemarin kami sudah pentas dengan sekitar 12 kali show, untuk yang tahun ini show-nya sekitar dua kali lipat. Hampir di semua mal kami tampil, hanya 1 yang enggak minta atau kerja sama yaitu Hartono / Pakuwon Mall,” kata Adjie.

Advertisement

Sementara, untuk menyiasati banjirnya permintaan tampil, ia membagi anggotanya menjadi dua tim. Dalam sehari, kelompoknya bisa tampil sebanya tiga hingga empat kali.

Chandra mengatakan pentas Barongsai Tripusaka pada Imlek 2023 ini akan ditutup pada 4 Februari dalam perayaan Imlek keliling. “Pada 2022 tidak seberapa banyak permintaan, sekitar 25 permintaan show,” terang Adjie.

Dibandingkan tahun sebelumnya saat Pandemi Covid-19, ia menguraikan antusiasme masyarakat memang begitu besar. Ia menilai hal ini karena suasana yang sudah mulai mengizinkan dan roda perekonomian juga mulai berkembang.

Advertisement

“Jadi mal-mal banyak yang pakai barongsai lagi.” ujar Adjie.

Untuk memenuhi pesanan antara permintaan dari pihak mal atau perayaan Cap Go Meh, atraksi yang akan dibawakan timnya akan mempertimbangkan karena luasnya tempat. “Kalau arenanya cukup tinggi dan leluasa, minta barongsai tonggak saya ladeni,” tambahnya.

Saat ini, menurut Adjie barongsai tidak hanya dilihat dari segi ritual saja. Karena barongsai telah masuk dalam salah satu cabang olahraga, pihaknya sering mendapatkan juara dalam beberapa kali kejuaraan. Setidaknya ada 70 piala yang berhasil mereka raih.

Advertisement

“Barongsai bisa dilihat dari segi ritual, karena itu pasti, asal mulanya kan dari situ. Yang kedua dari segi olahraga, dan yang ketiga dari segi entertaiment atau hiburan,” terang Adjie.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif