Bisnis
Selasa, 14 November 2023 - 06:56 WIB

Bapanas Amankan 1,3 Juta Ton Cadangan Beras, Sebagian dari Dalam Negeri

Newswire  /  Dwi Rachmawati  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bantuan beras. (Freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) /National Food Agency (NFA) mengamankan 1,3 juta ton stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) per 13 November 2023 dengan 912.500 ton di antaranya berasal dari pengadaan dalam negeri.

“Selanjutnya total CBP yang telah disalurkan mencapai 2,1 juta ton dalam berbagai bentuk program antara lain SPHP 885.000 ton, bantuan pangan beras tahap pertama 640.000 ton, bantuan pangan beras tahap kedua 537.000 ton, golongan anggaran 69.000 ton, dan tanggap darurat 2.300 ton,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Senin (13/11/2023) seperti dilansir Antara.

Advertisement

Arief menegaskan tugas Bapanas adalah melakukan kalkulasi kebutuhan stok nasional secara komprehensif dan memastikan ketersediaan telah tercukupi atau diperlukan pasokan dari sumber lainnya. Apabila terlihat ada gejolak harga di masyarakat, Bapanas akan menggelontorkan stok dalam bentuk intervensi pemerintah dan bantuan pangan beras untuk menekan harga.

“CBP di akhir tahun ini kami targetkan dapat terjaga di 1,2 juta ton. Kami juga akan siapkan untuk menyerap hasil dalam negeri pada saat panen raya yang kemungkinan ada di Mei dan Juni tahun depan. Ini karena produksi dalam negeri harus menjadi nomor satu untuk penguatan ketersediaan stok,” ucapnya.

Advertisement

“CBP di akhir tahun ini kami targetkan dapat terjaga di 1,2 juta ton. Kami juga akan siapkan untuk menyerap hasil dalam negeri pada saat panen raya yang kemungkinan ada di Mei dan Juni tahun depan. Ini karena produksi dalam negeri harus menjadi nomor satu untuk penguatan ketersediaan stok,” ucapnya.

Ada kemungkinan masa panen raya mundur menjadi pada Mei dan Juni, dijelaskan Arief, karena masa tanam yang terlambat akibat kemarau. Namun ia mengaku tetap optimis produksi dalam negeri dapat memperkuat CBP.

“Jadi 70 persen untuk tanaman padi itu ada di semester pertama, lalu semester kedua itu sisa panen. Dengan itu, semester pertama panen harus berhasil, mulai dari bibitnya, benihnya, dan sumber airnya. Kita semua tentu ingin sumber CBP diperkuat dari dalam negeri agar para petani terus termotivasi berproduksi,” ungkapnya.

Advertisement

Produksi beras Indonesia di 2022 tercatat sebesar 31,5 juta ton sementara konsumsi selama 2022 sebesar 30,1 juta ton. Dengan ini masih ada gap surplus antara produksi dan konsumsi di 1,3 juta ton. Kendati demikian, kebijakan importasi dipilih lantaran produksi beras sepanjang 2023 hanya mencapai 30 juta ton.

Sebelumya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebut dampak El Nino terhadap produksi pertanian kali ini lebih mengerikan. Bahkan, dia menyebut efeknya bisa lebih panjang sampai Februari 2024.

“El Nino bukan lagi El Nino biasa, bukan lagi super, tapi sudah masuk Gorila El Nino,” ujar Amran saat rapat kerja bersama Komisi IV DPR-RI di Komplek Parlemen, Senin (13/11/2023). El Nino secara nyata telah memukul produksi beras tahun ini.

Advertisement

Dia menyebut, produksi beras 2023 hanya sekitar 30 juta ton, turun dibandingkan produksi pada 2022 yang mencapai sekitar 31 juta ton. Produksi beras yang melorot, kata Amran membuat pemerintah terpaksa melakukan impor hingga 3,5 juta ton.

Meskipun diakui, impor beras berbahaya bagi ketahanan pangan dan negara. Namun, Amran menyebut impor beras impor saat ini mengalami hambatan karena adanya pembatasan ekspor yang dilakukan negara lain. Bahkan, kata Amran, ada 22 negara telah membatasi ekspor pangannya saat ini, termasuk India.

“Bisa kita bayangkan apa yang terjadi mau impor tidak ada. Tantangan yang sangat kompleks, El Nino berdampak ke penurunan produksi, konflik geopolitik menyebabkan terganggu distribusi pangan dan adanya restriksi ekspor produsen pangan,” tuturnya.

Advertisement

Oleh karena itu, Amran menegaskan bahwa solusi terbaik untuk mengantisipasi dampak buruk El Nino adalah meningkatkan produksi. Kementan pun tengah mengajukan anggaran belanja tambahan (ABT) tahun anggaran 2023 untuk program percepatan tanam dan peningkatan produksi beras dan jagung sebesar Rp5,8 triliun.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif