SOLOPOS.COM - Suasana talk show Royal High Tea & Talk Show Komunitas Otomotif & Peningkatan Industri Pariwisata di Ballroom The Sunan Hotel Solo, Selasa (30/5/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Kota Solo didorong untuk mengembangkan sektor wisata baru yakni otomotif tourism. Menyusul fasilitas wisata otomotif yang dinilai cukup mendukung baik untuk wisatawan domestik maupun mancanegara.

Hal tersebut salah satunya disampaikan oleh President IMA Chapter Solo, Rosanto Adi, dalam acara Royal High Tea & Talk Show Komunitas Otomotif & Peningkatan Industri Pariwisata di Ballroom The Sunan Hotel, Selasa (30/5/2023) siang.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Senada, Presiden W124 MBCI, Heru S. Notonegoro, mengatakan dirinya beberapa kali sukses menggelar event otomotif di Kota Solo.

Menurutnya banyak lokasi yang cocok dan cukup mendukung acara komunitas otomotif di Solo. Misalnya Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan Pamedan Pura Mangkunegaran.

Heru juga menegaskan, dari sisi fasilitas, Kota Solo sangat mendukung pengembangan otomotif tourism. Apalagi dengan adanya akses jalan tol.

“Apabila dikaitkan antara pengembangan pariwisata dengan otomotif sebetulnya segala macamnya sudah ada. Tinggal para pelaku kita semua punya minat enggak atau punya political will enggak,” tambahnya.

Heru kemudian menyebutkan kebutuhan komunitas otomotif ataupun komunitas lain dalam menggelar event yang perlu ada di sebuah kota.

Kebutuhan tersebut yakni untuk meeting, touring, intimate, singing, dancing, dan exploring yang semuanya tersedia di Solo.  “Ini adalah kebutuhan pasti diperlukan oleh komunitas apapun,” tambahnya.

Diskusi dalam acara tersebut juga semakin meriah dengan hadirnya sejumlah komunitas otomotif. Misalnya Fortuner Club, Jazz Club, Mercedes Benz 202 Club, Mobil Antik Solo, Street Club Solo, Kijang Club Solo, dan lain-lain.

Ketua Kadin Solo, Ferry S. Indrianto, dalam kesempatan itu menguraikan para stakeholders sektor pariwisata di Kota Solo seharusnya bisa saling berkoordinasi untuk mengembangkan wisata Kota Solo.

Apalagi, jumlah wisatawan Solo saat ini belum pulih setelah mandek karena Pandemi Covid-19.

Ferry menjelaskan pada kurun waktu lima tahun terakhir, tepatnya pada 2018 kedatangan wisatawan ke Kota Solo mencapai empat juta orang, naik hingga lima juta pada 2019.

Selanjutnya, saat pandemi Covid-19 atau pada 2020 jumlahnya anjlok hingga sekarang posisinya sekitar dua juta orang.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat hunian kamar atau okupansi dari 2018 hingga 2022 juga masih belum kembali pada 2019, atau rata-rata sebanyak 60%.

“Untuk lenght of stay masih stagnan di satu setengah hari sejak 2018 hingga sekarang. Pada 2022 beda sedikit dengan 2019, artinya kita sudah mulai membaik. Tapi kita perlu booster, perlu gerakan bersama-sama,” ujar Ferry.

Sementara itu, saat ditanya mengenai wacana penambahan jadwal penerbangan, menurutnya hal itu perlu dikaji. Perlu mengajak semua pihak untuk saling kolaborasi mewujudkan hal tersebut.

Rekomendasi Pengembangan Wisata Solo

Pemimpin Redaksi Solopos Media Group, Rini Yustiningsih, yang siang itu menjadi moderator talk show bertajukPeran Komunitas Otomotif dan Peningkatan Industri Pariwisata Solo merangkum lima rekomendasi yang bisa dilakukan untuk penguatan sektor pariwisata.

Talk show yang juga tayang dalam siaran ulang di Radio Solopos FM pada, Rabu (31/5/2023), itu menghadirkan para pembicara, yakni Ketua Kadin Solo, Ferry S. Indrianto; President IMA Chapter Solo, Rosanto Adi; Ketua BPPD Solo, Retno Wulandari; Presiden W124 MBCI, Heru S. Notonegoro; Owner Batari Tour & Travel, Mirza Ananda.

Hal pertama yang bisa dilakukan yakni adanya kolaborasi dan sinergi wisata dengan melibatkan para stakeholders pariwisata Kota Solo. Juga pentingnya mewujudkan wacana penambahan akses atau jalur penerbangan ke Solo.

Hal lain yang dibutuhkan yakni event-event kreatif dan bisa membangun ekosistem ramah wisata, ekosistem ramah wisata hospitality dari hulu ke hilir, juga kemudahan perizinan.

“Terakhir, harus ada semacam konsorsium atau leading sector untuk membangun ekosistem ramah wisata. Sebagai tahap awal, masing-masing asosiasi atau stakeholdes bisa mengawalinya,” pungkas Rini.

Sementara, acara pada siang itu terselenggara atas kerja sama Indonesia Marketing Association (IMA) Solo, Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Solo, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Solo, Solopos Media Group, dan Komunitas Mercedes Benz W124 MBCI.

Sementara, Ketua BPPD Solo sekaligus General Manager The Sunan Hotel Solo selaku tuan rumah, Retno Wulandari, menyambut baik agenda talk show siang itu.

Ia menilai kegiatan tersebut bisa digunakan sebagai sarana berbagi ide, gagasan, dan informasi tentang Kota Bengawan. Pada kesempatan itu, ia juga ingin merangkul komunitas otomotif untuk menjadi bagian dari pariwisata Kota Solo.



“Kota Solo sudah menjadi incaran, menjadi destinasi tujuan dari berbagai agenda acara-acara otomotif. Semoga event ini bermakna bagi kita semua. Ini adalah agenda rutin bagi Sunan Hotel untuk bisa merawat engagement dengan komunitas,” ujar Retno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya