SOLOPOS.COM - Pemilik Dapur Paris, Turi Anggraini, mengoles adonan kuning telur di atas kue nastar sebelum dipanggang. Foto baru-baru ini. (Istimewa/dok. Turi Anggraini).

Solopos.com, SOLO — Ada beragam pilihan suguhan saat Lebaran, salah satunya yakni kue kering nastar yang paling banyak dicari konsumen.

Permintaan kue nastar yang biasanya naik tajam saat Lebaran menjadi peluang bisnis yang menggiurkan.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Pemilik Dapur Paris, Turi Anggraini, mengatakan bagi orang yang berminat berjualan kue kering khas Lebaran tentu bisa dimulai dari skala kecil atau rumahan.

“Bisa mulai skala kecil dulu, yang penting tahu segment mana yang akan dituju. Jadi [modal] malah mengikuti dana yang ada dulu,” ujar Turi saat dihubungi Solopos.com pada Selasa (4/4/2023).

Lebih lanjut, Turi menguraikan dengan modal Rp200.000 bisa untuk memulai berjualan nastar.

Apalagi saat ini banyak bahan yang bisa dibeli dengan kemasan-kemasan yang jenis re-packaging, jadi bisa membeli dengan kuantitas yang sedikit dengan bahan-bahan yang berkualitas.

“Kue kering rata-rata penggunaan telur hanya dua, jadi serempat kilogram sudah bisa jadi tiga resep. Kue kering klasik yang tetap banyak peminatnya,” ujar Turi.

Rata-rata untuk satu toples kue nastar dijual mulai Rp30.000, tergantung dari kualitas bahan yang dipakai.

“Ada tantangan tersendiri untuk pembuatannya. Bagaimana supaya nastar enggak meleber dan retak saat dipanggang. Sekarang masih ditambah pembuat kue kering berlomba-lomba bikin nastar yang glowing,” papar Turi.

Menurut Turi, nastar punya penggemar yang banyak dari kue kering klasik yang biasanya disuguhkan saat Hari Raya Idul Fitri.

Turi menguraikan kue nastar ada berbagai macam, misalnya nastar klasik dan nastar keju. Serta nastar dengan berbagai bentuk, misalnya bundar, nastar gulung, dan nastar daun.

Untuk membuat satu kemasan kue nastar, paling tidak membutuhkan 150 gram mentega, 100 gram margarin, 50 gram gula halus, 50 gram maizena, 50 gram susu bubuk, 350 gram terigu, dua kuning telur, dan dua hingga tiga gram selai nanas untuk setiap kue nastar.

Turi memilih untuk membeli selai nanas jadi yang teksturnya kering dan tidak berair. Karena ketika dipanggang selai nanas tersebut cenderung mengeluarkan air sehingga menjadi juicy.

Pemilik Renny’s Cake, Renny Puji Astuti, mengaku untuk momen Ramadan ini, ia hanya memproduksi kue nastar. Karena hanya berskala rumahan dan dikerjakan sendiri, ia tidak berani mengambil pesanan dalam jumlah yang banyak.

“Saya cuma open order kue nastar 20 toples saja, soalnya terbagi waktu sama kerja utama dan masih bikin kue lainnya. Sebenaenya kalau nurutin konsumen banyak, cuma saya memang membatasi,” ujar Renny.

Alasan Renny hanya memproduksi kue nastar karena memang banyak dicari konsumen. Renny mengaku memilih bahan yang premium, namun hal ini membuat biaya produksi cukup tinggi.

Misalnya butter dengan ukuran kecil ia hanya merogoh kocek lebih dari Rp70.000. Ia biasanya menjual kue nastar miliknya mulai Rp35.000 per toples.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya