Bisnis
Kamis, 27 Juli 2023 - 17:35 WIB

Banjir Produk China, Apindo Minta Pemerintah Tingkatkan Pengawasan Impor Ilegal

Maymunah Nasution  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi impor. (Freepik).

Solopos.com, SOLO — Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Solo, Sri Saptono Basuki, mengakui impor produk China yang masuk ke Indonesia semakin masif.

“Pasar global melambat, membuat Indonesia dipandang sebagai market yang harus dituju, karena kondisi yang kondusif dan juga bertumbuh,” ujar Basuki saat dihubungi Solopos.com, Rabu (26/7/2023).

Advertisement

Basuki melanjutkan pihak China akan melakukan segala cara untuk mendapatkan pasar Indonesia, termasuk cuci gudang dan diskon besar-besaran.

Dia berpendapat, sikap masyarakat dan tata niaga Indonesia juga memudahkan produk China masuk ke pasar lokal. Langkah Apindo menangani hal ini yakni mendorong semua pihak agar ikut khawatir terkait masifnya produk impor masuk ke Indonesia.

Basuki berharap pemerintah Indonesia tidak mengerdilkan industri, manufaktur, dan usaha lokal hanya untuk kepentingan sesaat.

Advertisement

Menurutnya langkah berikutnya juga perlu evaluasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan aturan harus masif dan lebih cermat agar tidak terjadi ilegal impor atau sejenisnya.

Dia berharap komunikasi dan imbauan kepada semua stakeholder juga terlaksana. Pemilik UMKM Lurikita, Tita, mengatakan pelaku usaha lokal perlu menciptakan value produk untuk mengungguli masifnya impor China ke Indonesia.

“Tidak semua orang menyukai produk China dan memilih produk lokal karena produk lokal sudah banyak yang bagus dengan value produk yang baik,” papar Tita saat dihubungi Solopos.com, Kamis (27/7/2023).

Advertisement

Sebelumnya mengutip Bisnis.com, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda, membeberkan adanya peningkatan impor seiring pesatnya belanja online lewat platform e-commerce dan social commerce.

Sebanyak 74% produk yang dijual disebut berasal dari impor.

“Ada korelasi positif antara permintaan belanja online dan impor barang konsumsi. Ini mungkin seller-nya lokal, tapi produk yang dijual itu adalah produk impor, terutama dari China,” ujar Nailul dalam diskusi publik secara virtual yang diselenggarakan Indef, Senin (24/7/2023).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif