SOLOPOS.COM - Kawasan Rumah Subsidi untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di kawasan Teras, Boyolali. Jumat (16/6/2023). (Solopos.com/Gigih Windar Pratama).

Solopos.com, SOLO — Sejumlah warga Soloraya menyebut lebih memilih membangun rumah sendiri dibandingkan membeli di perumahan subsidi.

Meskipun memakan waktu lebih lama, kualitas bangunan rumah yang dibangun sendiri lebih bagus dibandingkan rumah subsidi dengan harga yang sama.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Namun, warga Soloraya mengatakan lebih sulit mendapatkan kredit pemilikan rumah (KPR) untuk membangun rumah sendiri  dibandingkan membeli perumahan.

Warga Soloraya yang memilih membangun rumah sendiri yakni Karyono, 39, asal Wonogiri yang bekerja sebagai karyawan. Ia membangun rumah di Colomadu, Karanganyar pada 2021.

Awalnya ia sempat tergiur untuk membeli rumah subsidi di daerah Sukoharjo, namun membatalkan niatnya setelah melihat kualitas bangunan.

“Saya sebenarnya sempat mau beli rumah subsidi di kawasan Sukoharjo dan lihat-lihat juga di Boyolali. Tapi dengan harga waktu itu Rp120 juta kualitas rumahnya enggak begitu bagus, ditambah luas tanahnya cuman 60 meter persegi dengan luas bangunan 30 meter persegi,” ucapnya saat ditemui Solopos.com, Kamis (15/6/2023).

Ia akhirnya memutuskan membeli tanah kosong untuk dibangun rumah. Karyono menyiapkan budget Rp135 juta untuk membeli tanah dan membangun rumah.

“Akhirnya saya memilih bangun rumah sendiri, beli lahan terus bangun pelan-pelan, perlu waktu dua tahun buat selesai. Habisnya sekitar Rp135 jutaan, tapi lebih lega karena kualitas bangunan dan luas tanahnya lumayan sekitar 100 meter persegi dan luas bangunan 70 meter persegi,” tambahnya.

Keputusan membangun rumah dibandingkan membeli rumah subsidi juga dilakukan Febriana Adhi, 32, asal Baki, Sukoharjo yang bekerja sebagai pegawai swasta.

Ia mengatakan membangun rumah jauh lebih murah dibandingkan membeli rumah subsidi. Meski demikian, Febriana menyebut membangun rumah sendiri jauh lebih capek.

“Saya membangun rumah dengan luas tanah 90 meter persegi itu dari awal tahun ini, karena perhitungan saya akan lebih murah dibandingkan beli rumah subsidi dengan luas yang sama. Tapi memang lebih capek karena mengatur dan mengawasi semuanya sendiri,” ucapnya.

Febriana juga menyebut sempat kesulitan mengajukan KPR untuk membeli lahan dan membangun rumah. Ia kemudian meminta bantuan dari orang tuanya agar bisa mendapatkan KPR.

“Saya mengajukan KPR di dua bank dan ditolak karena ada beberapa persyaratan yang enggak lolos. Akhirnya saya minta bapak saya untuk mengajukan KPR tapi uang cicilannya dari saya, ternyata baru bisa disetujui,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya