Bisnis
Senin, 18 Juli 2022 - 07:54 WIB

Bangun Bandara Dhoho di Kediri, Gudang Garam GGRM Rogoh Rp5 Triliun

Hafiyyan  /  Dwi Nicken Tari  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memantau progres pembangunan Bandara Dhoho Kediri di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Minggu (17/7/2022). (ANTARA/Asmaul)

Solopos.com, JAKARTA — PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) melalui anak perusahaannya PT Surya Dhoho Investama diharapkan dapat mengoperasikan Bandara Dhoho di Kediri pada Oktober 2023.

Hingga bulan Juni 2022, progres pembangunan Bandara Internasional Dhoho Kediri secara keseluruhan sudah mencapai sekitar 50 persen. Untuk pekerjaan tanah progresnya telah mencapai 83,16 persen, pada sisi udara atau airside 15,35 persen, dan pada sisi darat atau landside 3,06 persen.

Advertisement

Bandara ini nantinya memiliki panjang runway atau landas pacu berukuran 3.300 x 60 meter, apron commercial berukuran 548 x 141 meter, apron VIP berukuran 221 x 97 meter, 4 taxiway, dan lahan parkir seluas 37.108 meter persegi.

Pada sisi darat, bandara ini akan memiliki terminal penumpang seluas 18.000 meter persegi berkapasitas 1,5 juta penumpang per tahun.

Bandara Dhoho Kediri merupakan salah satu proyek bandara yang dibangun dengan skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Dalam hal ini, pembangunannya dilakukan oleh Gudang Garam melalui anak perusahaannya PT Surya Dhoho Investama.

Advertisement

Baca Juga: Ekranisasi Wangi Tembakau yang Sarat Aroma Cinta

“Proyek pembangunan Bandara Dhoho di Kediri bisa menjadi contoh bagi swasta yang lain. Mari kita bangun bersama konektivitas di darat, laut, udara dan kereta api. Kami menyambut baik peran swasta untuk berpartisipasi dan kami akan memberikan regulasi sebaik-baiknya,” ujar Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam keterangan resmi, Minggu (17/7/2022).

Budi Karya menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten, dan Gudang Garam, yang telah mendukung pembangunan bandara, dalam kunjungannya ke Bandara Dhoho.

“Progresnya berjalan baik dan Insyaallah menurut rencana pada Oktober 2023 sudah bisa digunakan,” katanya. Kehadiran bandara ini diharapkan dapat melancarkan konektivitas antar wilayah khususnya di Jawa Timur bagian selatan, serta mendorong tumbuhnya titik ekonomi baru, pariwisata, dan perdagangan. Selain itu, bandara ini juga diharapkan dapat melayani penerbangan haji dan umroh.

Advertisement

“Kita harapkan kehadiran bandara ini dapat memberikan suatu kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat di sekitar Kediri,” ucap Menhub.

Baca Juga: Wow! Runway Bandara Dhoho di Kediri Lebih Panjang dari 3 Bandara Ini?

Pada kesempatan yang sama Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menyebut Bandara Dhoho merupakan bandara pertama di Indonesia yang dibangun oleh perusahaan swasta dalam hal ini Gudang Garam.

“Kediri nantinya akan menjadi episentrum baru penyangga Jawa Timur selain kota Surabaya,” ujarnya. Turut hadir dalam peninjauan, Direktur Utama PT Surya Dhoho Investama sekaligus Direktur Gudang Garam Istata Taswin Siddharta, Staf Ahli Menteri Bidang Investasi dan Keuangan Kementerian Perhubungan Otto Ardianto, serta sejumlah Direksi PT Angkasa Pura I (Persero) dan pejabat terkait lainnya.

Advertisement

Emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. memperkirakan baru dapat mengecap untung dari pembangunan Bandar Udara Terpadu di Kediri setelah 50 tahun tergantung dengan perkembangan daerah dan industri pariwisata di sana.

Emiten dengan kode saham GGRM ini telah menggelontorkan investasi hingga Rp5 triliun untuk pengembangan Bandara Dhoho tersebut.

Baca Juga: Wow! Runway Bandara Dhoho di Kediri Lebih Panjang dari 3 Bandara Ini?

Direktur Gudang Garam Istata Siddharta mengatakan saat ini progres pembangunan Bandara Dhoho masih dalam tahap penyiapan lahan.

Advertisement

“Capex yang sudah kami keluarkan sejauh ini hampir Rp5 triliun, itu termasuk untuk biaya perolehan lahan, konsultan, desain, dan penyiapan lahan,” kata Istata dalam paparan publik, Kamis (9/9/2021).

Sejauh ini, Istata mengaku perseroan belum mendapatkan kepastian berapa lama konsesi pengelolaan Bandara Dhoho akan dijalankan perseroan.

Namun demikian, dia menyebut perseroan kemungkinan baru bisa mencapai breakeven setelah lebih dari 50 tahun. Kondisi balik modal itu disebut Istata akan sangat bergantung dengan perkembangan daerah dan trafik bandara nantinya.

“Kami berharap kalau trafiknya bisa naik banyak, mungkin di bawah 50 tahun kami sudah bisa break even,” imbuh Istata.

Selama pandemi ini, Istata mengakatan kendala dalam proses pengembangan Bandara Dhoho sebagian besar berasal dari perkembangan pandemi, misalnya beberapa pekerja yang terpapar dan hambatan perjalanan.

Baca Juga: Menhub Bawa Tujuan Khusus Saat Berkunjung ke Terminal Klaten, Apa Itu?

Advertisement

Selain itu, industri pariwisata yang juga sedang tertekan saat ini menjadi salah satu yang diperhatikan oleh perseroan walaupun sejauh ini GGRM disebut masih dapat mengatasi kendala di lapangan.

Adapun, pengembangan Bandara Dhoho di Kediri dikerjakan oleh PT Surya Dhoho Investama yang merupakan anak usaha GGRM. Bandara ini dicanangkan untuk melayani masyarakat khususnya di Kediri dan sekitarnya, serta dianggap sebagai salah satu bandar udara alternatif di Jawa Timur.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif