Solopos.com, BOYOLALI — Bandara Adi Soemarmo melibatkan masyarakat dalam menjaga keselamatan penerbangan di bandara yang berada di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali tersebut.
Terkait hal tersebut, pada Kamis (4/1/2024) lalu, telah dilakukan serah terima berkas komitmen yang telah ditandatangani para kepala desa yang ada di Kecamatan Ngemplak.
Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom
General Manager Bandara Adi Soemarmo, Erick Rofiq Nurdin, mengatakan sebelum adanya komitmen dari pemerintah desa di Kecamatan Ngemplak, sudah dilakukan kegiatan sosialisasi.
“Ini lebih ke arah pemberian edukasi. Peran masyarakat dalam menjaga keselamatan penerbangan, misalnya ya seperti tidak bermain layang-layang di sekitar bandara, tidak bermain laser dan lainnya yang bisa mengganggu keselamatan penerbangan,” kata dia kepada wartawan di Bandara Adi Soemarmo, Kamis.
Ketika masyarakat sudah memahami tentang hal-hal yang bisa membahayakan, diharapkan juga bisa memberikan pemahaman kepada yang lain.
Menurut Erick dalam mendukung keselamatan penerbangan tersebut, pihaknya juga telah dibantu oleh PNI dengan adanya patroli.
“Tapi dengan keterlibatan masyarakat tentunya kami lebih terbantu. Kami setuju [lingkungan bandara] itu bisa menjadi sarana wisata, di sini yang kami tambah adalah untuk keamanan dan keselamatannya. Misalnya di ujung runway ada yang parkir terlalu lama, bisa dibantu untuk diingatkan karena bahaya,” jelas dia.
Penyerahan berkas yang telah ditandatangani para kepala desa di Kecamatan Ngemplak terkait komitmen masyarakat tersebut diserahkan oleh Camat Ngemplak, Ari Wahyu Prabowo kepada General Manager Bandara Adi Soemarmo, usai apel penutupan Posko Terpadu Masa Angkutan Natal dan Tahun Baru, Kamis.
Ari menyampaikan komitmen tersebut adalah wujud peran masyarakat Ngemplak yang diwakili 12 kepala desa. Komitmen tersebut menunjukkan jika masyarakat Ngemplak memiliki rasa memiliki sehingga bisa ikut menjaga bandara.
Mewakili masyarakat Ngemplak, Ari menyampaikan rasa terima kasih telah dilibatkan dalam menjaga keamanan dan keselamatan penerbangan di Bandara Adi Soemarmo.
“Bahwa bandara ini memiliki hubungan sosiologis dan historis yang panjang dengan masyarakat Ngemplak. Bandara ini juga menjadi ikon kebanggaan masyarakat, jadi penting bagi masyarakat untuk ikut menjaganya,” jelas dia.
Dia mengatakan ke depan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait hal-hal yang berpotensi mengganggu penerbangan akan terus dilakukan. Dengan pemahaman yang baik dari masyarakat Ngemplak nantinya diharapkan juga bisa mengingatkan warga lain yang berada di lingkungan bandara.
“Misalnya di kawasan di ujung runway, saat ini banyak warga yang datang untuk melihat pesawat. Diharapkan bisa saling mengingatkan agar tidak berhenti terlalu lama di ujung runway,” jelas dia.
Kadisops Lanud Adi Soemarmo, Letkol Nav. Wahyu Pratomo Pujo Wahono, menambahkan bahwa edukasi merupakan upaya antisipasi yang paling efektif. Dengan pemahaman yang baik di lingkungan masyarakat, akan bisa saling mengingatkan.
“Mungkin orang, karena tidak tahu bahayanya, sehingga berada di kawasan berbahaya seperti di kawasan ujung runway. Dengan adanya proses edukasi dan kesepahaman dengan masyarakat, hal itu bisa diantisipasi,” kata dia.
Menurutnya upaya kerja sama dengan masyarakat ini bisa menjadi percontohan. Sebab di Indonesia juga ada beberapa bandara yang kondisinya hampir sama dengan Bandara Adi Soemarmo.
Yakni yang ujung runway berada atau berbatasan dengan jalan yang banyak dilalui masyarakat.
General manager Airnav Cabang Pembantu Solo, Kelik Widjanarko, kawasan ujung runway pada bandara merupakan area berbahaya.
Berada di area tersebut bisa membahayakan baik bagi orang yang bersangkutan maupun bagi pesawat. Sebab di lokasi tersebut juga terdapat alat untuk memandu pesawat agar bisa landing lurus sesuai jalur runway.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
