Bisnis
Minggu, 31 Maret 2024 - 19:05 WIB

Bakul Cireng Ini Setia Jadi Debitur BRI hingga Sukses Tambah Gerobak Usaha

Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam acara Pasar Ramadan di area parkir Gedung Wanita, Manahan, Banjarsari, Solo, Purwadi, saat melayani penjual, Sabtu (23/3/2024). (Solopos.com/Ika Yuniati).

Solopos.com, SOLO – Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) asal Solo, Purwadi, dan sang istri sibuk melayani pembeli Pasar Ramadan, di area parkir Gedung Wanita, Manahan, Banjarsari, Solo, Sabtu (23/3/2024) sore pekan lalu.

Sang istri melayani pembeli di gerobak aci digoreng (cireng), sementara dirinya berjualan pentol pedas yang posisinya berjejeran. Agar beda dari penjual lainnya, Purwadi, menamai jajanan buatannya Cireng Jadoel dengan isian khas yakni ayam suwir pedas.

Advertisement

Sementara, pentol sausnya dinamai Penthol Sambel Manatahan. Ciri khasnya tentu saja pentol dengan rasa pedas yang biasa digandrungi anak muda.

Purwadi yang juga menjadi Ketua Paguyuban Ngudi Rejeki ini berjualan di kompleks Stadion Manahan Solo sejak 2010 silam.

Dulu, ia dan beberapa pedagang lainnya berjualan di dekat pintu gerbang samping Stadion Manahan, tepatnya depan Kolam Renang Tirtomoyo Manahan.

Advertisement

Namun, sejak dua tahun lalu mereka pindah ke dekat Gedung Wanita karena stadion direnovasi. Ia dan sekitar 30-an UMKM lainnya berjualan di area parkir Gedung Wanita itu dengan sistem sewa. Namun, mereka harus siap pindah tempat ketika Gedung Wanita ada acara.

Berjualan makanan selama hampir 14 tahun bukanlah hal mudah bagi Purwadi. Jatuh bangun membangun usaha telah dia lalui. Mulai dari jualannya tak laku saat musim hujan hingga soal kebutuhan modal.

Beruntungnya, soal modal usaha dia langsung bertemu dengan kredit usaha rakyat (KUR) BRI yang menurutnya memiliki bunga cukup rendah.

Ia kali pertama mengajukan pinjaman KUR sebanyak Rp15 juta kemudian berlanjut sebanyak Rp20 juta. “Ya cukup terbantu dengan permodalan itu,” kata dia.

Advertisement

Purwadi awalnya hanya berjualan cireng dengan berbagai variasi isian. Namun seiring berjalannya waktu, ia mengembangkan usaha dengan berjualan pentol kuah.

Omzetnya memang tak menentu, namun yang pasti cukup untuk memenuhi kebutuhannya hingga mampu menambah gerobak usaha.

Sekitar sembilan bulan lalu, Purwadi, Kembali mengajukan pinjaman KUR, namun sayang kuotanya sudah habis. Sehingga ia terpaksa menggunakan produk permodalan lainnya dari BRI.

Ke depan dia berharap bisa Kembali mengajukan pinjaman KUR karena dinilai cukup memudahkan pelaku UMKM sepertinya.

Advertisement

Apalagi, ada kelebihan lain menjadi debitur BRI yakni ketika bisa gabung dengan ekosistem UMKM yang biasanya memberikan pelatihan dan mengajak pameran di sejumlah event kuliner.

BRI di Solo juga memiliki Rumah BUMN yang salah satu tujuannya membawa para UMKM naik kelas dengan sejumlah pelatihan dan pendampingan.

Melalui Rumah BUMN, semua pelaku usaha seperti Purwadi dan lainnya bisa lebih berkembang.

Mendorong UMKM Naik Kelas

Branch Manager BRI Kantor Cabang Solo Slamet Riyadi, Agung Ari Wibowo, saat ditemui wartawan, Senin (18/3/2024), membenarkan adanya Rumah BUMN untuk mendorong perkembangan UMKM di Solo.

Advertisement

Salah satu tujuannya yakni mendorong para UMKM naik kelas. Goals tersebut diwujudkan secara menyeluruh sesuai dengan visi mereka yakni Memberi Makna Indonesia.

Para Mantri BRI tak hanya betugas mencari nasabah yang bisa mendapatkan pendanaan KUR. Melainkan juga menjalankan perannya sebagai financial advisor bagi para UMKM.

Salah satu tujuannya yakni penyaluran KUR bisa tepat sasaran. Meliputi tepat nasabahnya, tepat manfaatnya, serta tepat usahanya.

“Saya tekankan kepada teman-teman Mantri, bahwa mereka berperan sebagai financial advisor. Misalnya usaha cilok ya yang dibutuhkan berapa modalnya, cara mengembangkanya bagaimana. Enggak sekadar memberi modal sesuai plafon maksimal mereka,” kata Agung, Senin.

Agung menyebut, hingga akhir 2023 lalu, BRI Kanca Solo Slamet Riyadi telah menyalurkan KUR hampir Rp1 triliun. Sementara itu, saat ini penyaluran KUR BRI secara nasional telah mencapai Rp1,545 triliun.

Selain pendampingan, pihaknya juga melakukan sejumlah upaya promosi misal mendata hingga 300-an UMKM yang nantinya siap diajak kolaborasi pameran dan lainnya.

Advertisement

Para UMKM didorong untuk mendaftarkan diri dengan Localoka agar mempermudah BRI memberikan treatment sesuai kebutuhan mereka.

Hal penting lainnya yakni, mereka membangun eksosistem baik antarnasabah maupun ekosistem di komunitas. Salah satu yang saat ini mereka damping yakni kluster car free day (CFD) dan heterospace.

“Misal nasabah kami ada yang usahanya bikin pentol, kami carikan nasabah yang juga menjual daging sapi dari tangan pertama, agar lebih murah,” kata dia.

Di sisi lain, BRI juga telah melakukan beberapa aksi nyata melalui pembentukan Holding Ultra Mikro, bersama dengan Pegadaian dan PNM.

Kolaborasi ini menyediakan layanan keuangan yang terintegrasi dan memastikan nasabah umi dapat naik kelas dalam satu ekosistem yang utuh dalam konsep empower, integrate, dan upgrade.

Pemberdayaan UMKM BRI saat ini tumbuh pesat. Pada 7 Maret 2024 ini misalnya hasil dari holding ultramikro telah menjangkau nasabah kredit hingga 44 juta UMKM dan 173 juta nasabah simpanan atau tabungan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif