Bisnis
Rabu, 7 Juni 2023 - 18:09 WIB

Bakal Jadi Limpahan Industri dari Jabodetabek, Ini PR Sulit Jateng & Soloraya

Maymunah Nasution  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi perusahaan industri. (Freepik.com).

Solopos.com, SOLO — Jawa Tengah digadang-gadang jadi primadona investor sehingga banyak perusahaan luar daerah melirik untuk berinvestasi. 

Salah satu yang melakukan pemindahan perusahaan besar-besaran yakni Roti Ropi. Pada 2019 silam mereka pindah dari Jakarta ke kantor di Delanggu, Klaten.

Advertisement

Creative Marketing Roti Ropi, Arief Munandar, mengatakan Provinsi Jawa Tengah masih memiliki banyak pekerjaan rumah (PR) untuk menyediakan zona ndustri.

“Kami memilih Klaten juga karena ada di jalur Jogja-Solo, akses ke stasiun mudah, tol juga dekat, dan UMR terjangkau,” ujar Arief saat dihubungi Solopos.com, Rabu (7/6/2023).

Advertisement

“Kami memilih Klaten juga karena ada di jalur Jogja-Solo, akses ke stasiun mudah, tol juga dekat, dan UMR terjangkau,” ujar Arief saat dihubungi Solopos.com, Rabu (7/6/2023).

Arief juga berpendapat setelah ada tol trans Jawa, industri akan melirik daerah di sepanjang tol, terutama Jawa Tengah.

Menurutnya, kemacetan di Jakarta tidak akan dapat hilang jika kepadatannya tidak dicairkan. Salah satunya dengan memindahkan industri ke area timur, sehingga Jawa Tengah harus bersiap menerima limpahan industri dari Jabodetabek.

Advertisement

Dia menjelaskan langkahnya memindahkan operasional dari Jakarta ke Delanggu, Klaten pada saat pandemi Covid-19 tidak memakan biaya besar.

Hal ini karena yang dia lakukan adalah memindahkan peralatan dan tim berisi 15 orang saja. Sebaliknya, dia mendulang keuntungan besar setelah memindahkan operasional pabrik Roti Ropi di Delanggu.

Dia mengaku, saat masih beroperasi di Jakarta, pegawainya tidak bisa digaji sebesar UMR saat perusahaan awak berdiri. Namun, hal itu bisa terlaksana di Klaten.

Advertisement

Sementara itu, Founder PT Indotech Trimitra Abadi, Antonius Agung Nugroho mengatakan Solo masih minim kawasan industri terutama manufaktur.

“Saya menyayangkan hal ini, padahal sangat bisa dikembangkan karena banyak sekolah vokasi di Solo meluluskan SDM setiap tahunnya. Akhirnya lulusan vokasi di Solo dan sekitarnya rata-rata bekerja di kota-kota besar yang kawasan industrinyaa sudah tumbuh,” papar Agung kepada Solopos.com, Rabu.

Menurut Agung, dengan UMK tenaga kerja yang masih terjangkau, seharusnya pemerintah bisa membangun kawasan industri secepatnya.

Advertisement

Dia juga mengapresiasi daya juang warga Solo yang tinggi untuk bekerja, serta akses transportasi darat dan udara yang memadai sehingga terasa dekat dari mana-mana.

Agung  bersama timnya memutuskan membuka cabang PT Indotech Trimitra Abadi di Solo karena dulunya mereka tinggal dan kuliah di Kota Bengawan, sehingga ada ikatan nostalgia untuk mengembangkan usaha mereka di Solo.

Menurutnya sebagai pengusaha, UMK terjangkau hanyalah bonus agar pelaku usaha bisa menggaji tenaga kerja lebih murah.

Baginya, keuntungan sebenarnya mengembangkan usaha di Solo adalah tenaga kerja yang manut sehingga hampir tidak ada demo pekerja.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif