SOLOPOS.COM - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat wawancara dengan Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (25/10/2022). (Bisnis/Himawan L Nugraha)

Solopos.com, BADUNG — Para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) diminta memprioritaskan pasokan migas, khususnya gas untuk memenuhi kebutuhan domestik terlebih dahulu.

“Tanya dulu pada teman-teman industri domestik, prioritaskan mereka agar pengelolaan sumber daya alam migas memiliki nilai tambah di dalam negeri,” kata Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat menjadi pembicara kunci pada International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIUOG) 2023 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Bali, Rabu (20/9/2023).

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Adapun, sektor hulu migas bakal menjadi motor penting untuk menopang program pemerintah menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan gross domestic product (GDP) tertinggi di dunia.

Untuk mencapai target tersebut, Kementerian Investasi memproyeksikan Indonesia membutuhkan investasi sekitar 545 miliar dolar AS, dimana sekitar 10 persen di antaranya akan ditopang oleh sektor migas.

“Jadi dalam hitungan saya, sektor migas membutuhkan investasi sekitar US$68,1 miliar hingga 2040,” ungkap Bahlil.

Di tahun-tahun mendatang, industri hulu migas tidak hanya dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar dan transportasi. Pengembangan lapangan gas misalnya, akan memiliki peran kunci untuk pengembangan industri petrokimia.

Oleh karena itu, pemerintah saat ini juga mendukung pengembangan dua proyek besar hilirisasi migas, keduanya berada di Indonesia Timur, dimana gasnya diambil dari Blok Kasuri di Fakfak serta Blok Berau di Bintuni.

“Ada pengembangan pabrik pupuk dan blue ammonia di Fakfak dan Bintuni,” kata Bahlil.

Sementara, sebagai pengelola kegiatan usaha hulu migas, SKK Migas juga telah mengusahakan pengutamaan kebutuhan gas domestik.

SKK Migas mencatat volume gas yang diekspor dikurangi secara bertahap sehingga pada 2012 pasokan gas domestik telah lebih tinggi daripada ekspor.

Pada 2022, rata-rata volume gas yang disalurkan untuk kebutuhan domestik telah mencapai 67 persen dari total penyaluran gas, sementara volume gas yang diekspor sekitar 33 persen.

Gas yang disalurkan untuk dalam negeri sebagian besar digunakan untuk mendukung pengadaan energi listrik, kemudian digunakan untuk industri pupuk, industri petrokimia, dan industri lainnya.

Dalam kesempatan tersebut, Bahlil juga menggarisbawahi bahwa industri hulu migas di Tanah Air bisa berpotensi besar menjadi kunci utama dalam perekonomian di daerah.

Oleh karena itu, Kementerian Investasi juga meminta para KKKS untuk berkolaborasi dengan pengusaha daerah dan mendukung usaha pembinaan pengusaha daerah sehingga masyarakat daerah juga bisa merasakan manfaat keberadaan cadangan migas di wilayahnya.

“Kami harus kolaborasi dengan pengusaha nasional, teman-teman di daerah, UMKM daerah. Jangan hanya membawa kontraktor dari Jakarta. Bina teman-teman daerah yang memenuhi syarat. Jangan menjadikan mereka hanya sebagai penonton. Bina lah pengusaha di sekitar daerah operasi agar memiliki persyaratan yang dapat ikut mengerjakan proyek,” ucap Bahlil.

Industri hulu migas, kata dia, akan menjadi prioritas untuk dijaga iklim investasinya karena sektor migas memiliki kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

“Untuk investasi, kami tetap dorong butuh kontribusi, postur di pertumbuhan ekonomi didorong sampai 35 persen. Konsumsi kita tekan sehingga keseimbangan pertumbuhan ekonomi berkualitas,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya