Bisnis
Kamis, 2 Maret 2023 - 11:14 WIB

Bahan Bakar dan Minyak Goreng Disebut Berpotensi Picu Inflasi Ramadan

Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi atau deflasi. (academyft.com)

Solopos.com, JAKARTA — BPS mengingatkan pemerintah untuk menjaga harga komoditas terutama bahan bakar rumah tangga dan minyak goreng yang berpotensi mendorong inflasi pada Ramadan 2023.

“Berdasar tren tahun-tahun sebelumnya, inflasi pada Ramadan 2023 perlu dikelola dan dengan mengendalikan harga-harga komoditas yang kemungkinan akan dominan mendorong inflasi, antara lain bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, daging ayam ras, dan beberapa komoditas lain,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (1/3/2023) seperti dilansi Antara.

Advertisement

Dalam empat tahun terakhir, ia memerinci, pada 2019 bulan Ramadan jatuh pada Mei di mana inflasi pada bulan tersebut mencapai 0,68 persen yang didorong oleh kenaikan harga komoditas cabai merah, daging ayam ras, bawang putih, ikan segar, angkutan antarkota, dan telur ayam ras.

Ramadan pada 2020 jatuh pada April yang mengalami inflasi sebesar 0,08 persen, didorong oleh komoditas bawang merah, emas perhiasan, gula pasir, bahan bakar rumah tangga, pepaya, dan rokok kretek filter.

Advertisement

Ramadan pada 2020 jatuh pada April yang mengalami inflasi sebesar 0,08 persen, didorong oleh komoditas bawang merah, emas perhiasan, gula pasir, bahan bakar rumah tangga, pepaya, dan rokok kretek filter.

Selanjutnya pada 2021, Ramadan berada di bulan April dengan inflasi mencapai 0,13 persen karena kenaikan harga daging ayam ras, minyak goreng, jeruk, bahan bakar rumah tangga, emas perhiasan, dan anggur.

“Pada 2022 Ramadan jatuh pada April di mana terjadi inflasi sebesar 0,95 persen, yang utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas minyak goreng, bensin, daging ayam ras, tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, dan telur ayam ras,” katanya.

Advertisement

Komoditas penyumbang inflasi secara tahunan tertinggi antara lain adalah bensin, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, beras, rokok filter, telur ayam ras, dan harga kontrak rumah.

“Inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok pengeluaran transportasi yang mengalami inflasi sebesar 13,59 persen dan memberi andil 1,63 persen pada inflasi umum,” katanya.

Jika dilihat komoditasnya, penyumbang terbesar untuk nflasi tahunan Februari 2023 antara lain bensin dengan andil 1,07 persen, beras dengan andil 0,32 persen, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil 0,22 persen.

Advertisement

Berdasarkan wilayah, 90 kota IHK mengalami inflasi secara tahunan di mana 63 kota IHK mengalami inflasi tahunan yang lebih tinggi dari inflasi nasional dan 27 kota IHK mengalami inflasi tahunan lebih rendah.

Pada Februari 2023, inflasi tahunan tertinggi terjadi di Kotabaru dengan komoditas penyumbang inflasi di antaranya angkutan udara dengan andil 1,97 persen, beras 1,03 persen, bahan bakar rumah tangga dengan andil 0,83 persen, dan bensin dengan andil 0,81 persen.

Sementara itu kota IHK dengan inflasi tahunan terendah pada Februari 2023 adalah Waingapu dengan inflasi tahunan 3,57 persen.

Advertisement

Inflasi tahunan pada Februari 2023 sebesar 5,47 persen disumbang terutama oleh komponen harga yang diatur pemerintah, yang mengalami inflasi 12,24 persen atau lebih rendah dari inflasi tahunan komponen ini di Januari yang sebesar 12,28 persen, dan menyumbang pada inflasi umum 2,17 persen.

“Tekanan inflasi komponen harga diatur pemerintah secara tahunan masih tinggi. Komoditas yang dominan memberi andil inflasi setahun terakhir adalah bensin, bahan bakar rumah tangga, rokok kretek filter, tarif angkutan udara, tarif air minum PDAM, dan tarif angkutan dalam kota,” katanya.

Komponen harga bergejolak mengalami inflasi tahunan sebesar 7,62 persen pada Februari 2023 atau lebih tinggi dari Januari 2023 yang sebesar 5,71 persen, dan memberi andil 1,28 persen.

“Tekanan inflasi tahunan harga bergejolak meningkat dibandingkan Januari 2023. Komoditas yang dominan memberi andil inflasi selama setahun terakhir adalah beras, telur ayam ras, ikan segar, cabai merah, bawang merah, dan tahu mentah,” katanya.

Sementara itu, komponen inti mengalami inflasi tahunan sebesar 3,09 persen atau lebih rendah dari Januari 2023 yang sebesar 3,27 persen, dan memberi andil 2,02 persen terhadap inflasi Februari 2023.

“Tekanan inflasi komponen inti secara tahunan masih dianggap moderat,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif