SOLOPOS.COM - Direktur Utama BRI, Sunarso, dalam acara press conference Penyampaian Kinerja BRI di Kuartal III-2023 yang diadakan BRI secara daring, Rabu (25/10/2023) (Solopos.com/Gigih Windar Pratama).

Solopos.com, JAKARTA — Direktur Utama BRI, Sunarso, menyebut ada penurunan non-performing loan (NPL) Coverage atau kredit bermasalah pada September 2023 sebesar 228,65 persen dari sebelumnya pada Juli 2023 sebesar 248,54 persen.

Ia menjelaskan, penurunan ini merupakan bagian dari soft landing, yakni hal tersebut bagian dari penghapusan buku kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Khususnya dilakukan sebagai upaya mengatisipasi kredit mikro yang macet saat Covid-19.

“Penurunan NPL Coverage bukan untuk menambah laba, namun untuk biaya menghapus buku kredit UMKM terutama mikro yang macet karena Covid-19. Strategi sudah pas, kehati-hatian sudah pas, ketika kita punya margin tebal, maka kita tidak foya-foya, untuk diambil sebagai laba semuanya,” ujar Sunarso dalam press conference paparan kinerja BRI di kuartal III-2023, Rabu (25/10/2023).

Menurutnya, memang risiko pemburukan kredit memang perlu disiapkan. Di sisi lain, tren NPL Coverage BRI diklaim cenderung turun dari tahun ke tahun.

Sunarso mencontohkan seperti pada masa pandemi, bahkan NPL Coverage menyentuh level 268 persen bahkan 280 persen.

Tak hanya itu, loan at risk BRI per September 2023 pun menunjukkan perbaikan, tercatat 13,8 persen, turun  506 basis poin (bps) dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu 18,68 persen.

“Kami optimistis, LAR dapat menyentuh posisi normal sebelum pandemi 9-11 persen,” ujarnya.

Saat ini total aset BRI per September 2023 mencapai Rp1.851,97 triliun dari Rp1.726 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya atau meningkat 9,93 persen secara yoy.

BRI juga membukukan pendapatan bunga sebesar Rp138,64 triliun atau tumbuh 13,91 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak Rp96,50 triliun.

Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI juga ikut bertumbuh sebesar 13,21 persen menjadi Rp1.290,29 triliun yang didorong oleh dana murah atau current account saving account (CASA) sebesar 63,64 persen dari total DPK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya