SOLOPOS.COM - Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Solo, Angling Khrisna Adhi, Selasa (9/5/2023).(Solopos.com/Gigih Windar Pratama).

Solopos.com, SOLO — Bisnis asuransi properti memiliki jumlah premi yang tergolong tinggi. Asuransi properti bahkan membuat sejumlah perusahaan asuransi di Soloraya mengeruk hingga miliaran Rupiah per bulan.

Meskipun demikian, asuransi properti memiliki risiko yang tinggi apabila terjadi bencana.

Promosi Telkom Dukung Pemulihan 82,1 Hektare Lahan Kritis melalui Reboisasi

Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Solo, Angling Khrisna Adhi, saat dihubungi Solopos.com, Rabu (10/5/2023), mengatakan asuransi properti masih memiliki pasar yang luas dengan premi terbesar.

“Bisa dibilang, asuransi properti itu paling besar secara nominal premi, karena jangkauannya mulai dari perumahan yang saat ini berkembang di wilayah Soloraya, sampai industri. Apalagi industri di Solo saat ini sedang sangat berkembang, jadi penjaminan asetnya juga besar, belum lagi isi dari bangunan juga dihitung sebagai nilai untuk premi,” tegasnya.

Khrisna juga menjelaskan, saat ini asuransi properti didominasi oleh kawasan industri dan perhotelan.

Ia menyebut, untuk industri asuransi perumahan juga sedang berkembang dengan beragam nilai premi, tergantung dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) hingga isi bangunan.

“Sekarang kalau dilihat memang yang paling banyak itu industri perhotelan dan industri karena memang mereka punya risiko. Perumahan juga sedang meningkat untuk jumlah nasabah asuransinya, perhitungannya dimulai dari NJOP lahan, nilai bangunan dan isinya juga diperhitungkan untuk besaran preminya,” ucapnya.

Ia juga menjelaskan untuk nilai premi asuransi properti terus naik setiap tahunnya. Hal itu, menurut Krisna dikarenakan nilai tanah dan bangunan yang terus naik setiap tahunnya.

“Premi properti itu masih naik setiap tahunnya, mengikuti nilai pasar lahan kan juga setiap tahun naik. Belum lagi misalnya ada penambahan barang-barang di dalamnya,” jelasnya.

Krisna menyebut, per bulannya para pelaku bisnis asuransi bisa mendapatkan premi hingga miliaran rupiah per bulan.

“Untuk jumlahnya beragam, ada yang sekitar ratusan ribu hingga 50 juta per bangunan, dengan rate yang berbeda setiap asuransi. Anggaplah harga asetnya sekitar Rp1 miliar maka asuransinya sekitar Rp2 juta per bulan dikalikan saja ada berapa rumah anggaplah satu perumahan ada 50 rumah artinya sekitar Rp100 juta, belum bangunan lain dengan nominal yang besar. Jadi bisa puluhan miliar dalam satu bulan untuk premi asuransi,” tambahnya.

Meski demikian, Krisna mengakui bisnis asuransi properti juga memiliki risiko yang sangat besar. Ini menjadi alasan mengapa asuransi properti jarang memberikan diskon atau promosi.

“Asuransi properti itu juga risikonya paling besar, misalkan ada kebakaran untuk aset Rp5 miliar, belum tentu semua asuransi punya likuiditas sebanyak itu, maka sebenarnya jarang promosi kalau asuransi properti,” ucapnya.

Sedangkan menurut Kepala Cabang Mega Insurance Solo, Wibowo, bisnis asuransi properti di Solo mayoritas dipegang oleh pusat yang berada di Jakarta.

Ia menyebut, kebijakan ini tidak lepas dari besarnya risiko yang ditanggung untuk asuransi properti.

“Biasanya premi untuk asuransi propertipaling banyak itu dipegang oleh kantor pusat, karena risiko yang besar sehingga perlu ekuitas yang besar kalau terjadi apa-apa. Sedangkan yang di daerah itu ekuitasnya terbatas,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya