SOLOPOS.COM - Ilustrasi jagung. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Asosiasi peternak ayam petelur menilai langkah pemerintah mengimpor jagung untuk menekan harga di pasaran sudah tepat. Langkah ini dinilai bisa menekan harga jagung sehingga harga telur ayam bisa lebih terjangkau.

Ketua Presidium Pinsar Petelur Nasional (PPN) Yudianto Yosgiarso mengatakan jagung menjadi kebutuhan pokok dari peternak. Maka dia meminta pemerintah membantu menekan harga jagung. Caranya dengan menyediakan kebutuhan di pasaran.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“Solusinya mungkin jadi pro dan kontra yaitu impor. Nah, dalam upaya yang sekarang ini kami berterima kasih kepada Badan Pangan yang telah mengupayakan bisa impor jagung 250.000 ton,” kata dia kepada Solopos.com, Kamis (9/11/2023).

Terlebih dengan intervensi dari pemerintah diharapkan harga jagung di pasaran bisa turun. Dengan begitu biaya pakan ternak ayam petelur bisa lebih murah. Sehingga langkah impor jagung untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri bakal membantu menurunkan harga telur.

“Telur ini kan industrinya ada di hilir, jadi kalau sekarang harga jagung melejit sampai Rp7.000/kg seperti ini mau tidak mau kan harga peternak ya harus sesuai HPP [harga pokok penjualan] peternak. Tidak mungkin kan peternak terus mensubsidi, tidak mungkin bisa,” kata dia.

Menurutnya kebijakan impor ini sesuai dengan keinginan pemerintah agar telur tidak terus melambung tinggi. Tapi dengan catatan, harga jagung sesuai dengan harga acuan pembelian (HAP). 

Merujuk pada Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 5 Tahun 2022, HAP jagung pipil kering untuk pakan di tingkat konsumen ditetapkan sebesar Rp5.000 per kg. “Berarti pakan kan lebih murah, maka peternak juga akan membantu pemerintah untuk mengupayakan tidak menjual [telur] dengan harga tinggi, karena modalnya kan bisa ditekan rendah,” kata dia.

Pihaknya mengaku sudah memberikan peringatan kenaikan harga jagung sejak Mei 2023 lalu. Dia mengatakan peringatan itu didasarkan pada adanya fenomena kemarau berkepanjangan atau El Nino hingga akhir tahun. “Kita semua sudah mempermahalah dan menyampaikan bahwa pemerintah harus memberikan antisipasi ini, kita kan pasti ya selalu berfikir bagaimana supaya bisa mengantisipasi kesulitan yang akan timbul,” kata dia.

Dia menyebut langkah intervensi pemerintah salah satunya melalui impor jagung ini sangat perlu untuk menghindari dampak terburuk yakni lonjakan kembali ketika natal dan tahun baru (nataru). Menurutnya, jika harga jagung tidak terkendali menjelang nataru, kemungkinan peternak lebih memilih mengurangi produksi.

“Bisa dibayangkan kalau tidak ada intervensi dari pemerintah, peternak kolaps semua harga jualnya rendah, HPP telur jadi tinggi,” kata dia. Dia mengatakan kebutuhan peternak secara nasional sebenarnya hanya butuh 250.000 ton jagung untuk memenuhi pakan. Sedangkan menurutnya secara nasional masih ada surplus jagung 5,5 juta ton.

“Kalau punya surplus 5,6 [juta ton jagung], sedangkan kebutuhan peternak hanya sekitar 250.000 ton. Itu bisa dihitung kan seper berapanya. Tolong diambilkan dari gudang mana selesai, tapi itu ternyata tidak ada,” kata dia.

Dilansir dari Bisnis.com, pemerintah sebenarnya sudah memastikan 20.000 ton jagung impor mulai mendarat di Indonesia pada pekan depan. Nantinya, Bulog akan menjual ke peternak dengan harga Rp5.000 per kilogram. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan 20.000 ton jagung impor tersebut akan tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya pada 15 November 2023. 

Dia memastikan, jagung impor tersebut akan segera disalurkan Bulog untuk stabilisasi pasokan dan harga ke peternak mandiri. “Akan masuk di tanggal 15 November di Tanjung Perak. Ini [jagung impor] tentunya seizin Kementan karena rekomendasi dari Kementan,” ujar Arief dalam Rapat Kerja bersama Menteri Pertanian dan Komisi IV DPR-RI di Kompleks Parlemen, Rabu (8/11/2023). 

Arief menyebut, di tahap pertama pemerintah telah menginstruksikan Bulog untuk mengimpor jagung untuk pakan sebanyak 250.000 ton. Namun, berdasarkan rencana Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bapanas, tercatat kontrak impor jagung pakan oleh Bulog baru sekitar 171.000 ton hingga akhir tahun.

Secara terperinci, jadwal kedatangan 171.000 jagung impor tersebut antara lain 20.000 ton akan tiba di Pelabuhan Tanjung Perak pada 15 November 2023; 20.000 ton akan tiba di Pelabuhan Cigading, Banten pada 3 Desember 2023; kemudian 30.000 ton akan tiba di Pelabuhan Tanjung Perak pada 8 Desember 2023, 46.000 ton pada 20 Desember 2023, dan 45.000 ton pada 25 Desember 2023; dan 10.000 ton akan tiba di Pelabuhan Panjang, Lampung pada 28 Desember 2023.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya