SOLOPOS.COM - Direktur BUMP PT PTS, Hanjar Lukito Jati dalam webinar yang digelar Solopos Media Group (SMG) dalam rangka Hari Kemerdekaan Indonesia, dengan tema Optimisme Mencapai Swasembada Pangan, yang disiarkan di Youtube Espos Live, Rabu (24/8/2022).(Tangkapan Layar Youtube)

Solopos.com. SOLO — Pengembangan pertanian selalu dihadapkan dengan persoalan-persoalan modal, sumber daya manusia hingga masalah pasca panen. Namun siapa menyangka, para petani di Wonogiri melalui korporasi petani, mampu menjawab semua tantangan pertanian. Bahkan perusahaan para petani itu tengah bersiap IPO.

Korporasi tersebut bernama Badan Usaha Milik Petani (BUMP) PT Pengayom Petani Sejagad (PTS). Berlokasi di Kabupaten Wonogiri, BUMP PT PTS awalnya muncul pada 2016 lalu.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Direktur BUMP PT PTS, Hanjar Lukito Jati, membeberkan awal terbentuk perusahaan itu pada webinar yang digelar Solopos Media Group (SMG) dalam rangka Hari Kemerdekaan Indonesia, dengan tema Optimisme Mencapai Swasembada Pangan, yang disiarkan di Youtube Espos Live, Rabu (24/8/2022).

Hanjar menyampaikan, kemunculan BUMP tersebut bermula dari keresahannya bersama para petani di Wonogiri lainnya tentang kelangsungan hidupnya sebagai petani.

“Kami berpikir, petani di Indonesia tidak jauh dari masalah seperti ini, dari permodalan, biaya operasional tinggi, kurangnya mekanisasi baik tanam sampai dengan panen, tenaga kerja kurang, harga jual tidak stabil, pendapatan di bawah UMR daerah hingga lahan petani yang tidak optimal. Menerut kami salah satu bentuk agar masalah ini bisa terselesaikan paling tidak adalah dengan gotong royong,” kata dia.

Baca Juga: Bukan Hanya Pengisi Perut, Pangan Juga Sebagai Pertahanan Negara

Mulailah para petani tersebut berkumpul dan menyatukan visi dan misi bersama, baik dari kalangan petani muda muapun tua. Bahkan para pemuda desa yang mungkin tidak bisa mencangkul namun pintar di bidang manajemen atau di pemasaran, turut bergabung menjadi sebuah korporasi.

Melalui gotong royong dalam sebuah badan usaha, para petani tersebut bukan hanya berupaya untuk menciptakan produk pertanian yang unggul, namun bisa memasarkannya. Sejak awal berdiri, BUMP PT PTS sudah disiapkan untuk menjadi lembaga profit agar bisa mendukung keberlangsungan perusahaan dan para petani yang tergabung di dalamnya.

“Kami langsung buat dalam bentuk PT. saat itu kami mendapat masukan dari UNS [Universitas Sebelas Maret]. Jadi bagaimana caranya harus bisa berkelanjutan,” lanjut dia.

Menurut Hanjar, dalam kesehariannya, BUMP PT PTS selalu menjalankan kegiatan ideal, mencakup kegiatan off farm, on farm dan pasca panen. Dimana dalam kegiatan tersebut melibatkan semua SDM yang ada, baik petani tua maupun para petani muda.

Baca Juga: Anindya Batik Art Semarang Tak Hanya Cari Laba, Pemberdayaan Difabel Juga Utama

Pertanian Organik

Disebutkan, BUMP PT PTS merupakan satu korporasi petani berbasis pemberdayaan petani, sesuai dengan amanat UU No. 19/2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.

BUMP PT PTS merupakan perusahaan berbasis petani dengan penggabungan antara gapoktan dan perkumpulan pertanian organik. Dimana badan usaha itu dikelola secara profesional melibatkan pemuda dari berbagai latar belakang bidang kompetensi dan keilmuan yang saling melengkapi.

Dia juga menyampaikan BUMP PT PTS memiliki fungsi utama sebagai lembaga yang menginventarisasi dan mengkapitalisasi modal petani sekaligus membangun komunikasi dan keseimbangan yang berhubungan dengan petani serta melakukan kegiatan agribisnis dari hulu sampai hilir. Berdiri pada 2016 lalu dengan modal yang ditempatkan sekitar Rp250 juta. Kemudian dari hasil RUPS 2020, ada penambahan modal Rp5 miliar. Saham dari perusahaan tersebut, sekitar 80% di antaranya milik petani.

Dia menceritakan, BUMP PT PTS pada awalnya bergerak di bidang pertanian organik. Hal itu dipilih untuk menyiasati persoalan keterbatasan lahan. Dengan produk organik diharapkan petani bisa mendapatkan hasil atau untung yang banyak meski lahan yang dimiliki terbatas. “Di Wonogiri rata-rata hanya punya 0,2-0,3 [hectare]. Jarang yang punya lahan luas, maka harus ada inovasi. Kami ingin membuktikan jika pertanian dikelola dengan sungguh-sungguh akan memberikan hasil optimal,” kata dia. meskipun setelah perusahaan bisa tumbuh lebih besar, saat ini BUMP PT PTS juga mulai melirik produk pertanian konvensional.

Baca Juga: 5 Tantangan Swasembada Pangan dari Sektor Perikanan, Apa Saja?

Saat ini BUMP PT PTS juga mengelola Sistem Resi Gudang (SRG) yang berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Wonogiri. BUMP PT PTS kini juga telah memiliki pasar yang luas untuk menyalurkan produk pertaniannya. Bahkan selain adanya standby buyer baik dari pemerintah, pasar tradisional hingga pasar modern, juga telah menyasar pasar ekspor.

Dengan perkembangan yang ada, Hanjar mengatakan dalam waktu dekat BUMP PT PTS akan IPO (Initial Public Offering), dimana perusahaan itu akan menawarkan dan menjual efek-efek yang diterbitkannya dalam bentuk saham kepada masyarakat secara luas.

“Mohon doa dan dukungannya, dalam waktu dekat kami berencana untuk IPO. Saat ini saham kami 80% adalah milik petani Wonogiri. Tapi kami akan berencana untuk 40% milik petani Wonogiri, sisanya akan kami IPO,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya