Bisnis
Selasa, 20 Februari 2024 - 12:51 WIB

Apindo Solo Harapkan Pemimpin Baru Tata Kembali Potensi Industri dan Usaha

Galih Aprilia Wibowo  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kawasan Industri Boyolali. (Istimewa).

Solopos.com, SOLO — Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Solo menyebut beberapa pekerjaan rumah (PR) bagi sosok pemimpin baru bangsa di dunia usaha.

Wakil Sekretaris Apindo Solo, Sri Saptono Basuki, menguraikan salah satunya perlu ada konsolidasi dalam menjaga kepastian harapan ekonomi yang ada.

Advertisement

“Pekerjaan rumah yang paling pokok menata kembali potensi industri dan usaha. Regulasi seperti apa? Apa masih linier dengan perkembangan saat ini, baik lokal maupun global,  memanfaatkan sumber daya manusia [SDM] karena bonus demografi yang cukup tinggi,” kata Basuki saat dihubungi Solopos.com, Kamis (15/2/2024).

Selain itu, menurutnya, dunia pendidikan dan dunia kerja harus berkolaborasi dan bersinergi atau link-match.

Advertisement

Selain itu, menurutnya, dunia pendidikan dan dunia kerja harus berkolaborasi dan bersinergi atau link-match.

Menurut Basuki, perlu memanfaatkan instrumen pajak sebagai pendorong tumbuhnya industri dan usaha. Dunia finance juga dia sebut perlu menaruh perhatian lebih pada industri besar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), industri besar mampu menyerap 5.217.736 tenaga kerja dengan kontribusi nasional sebanyak 78,94%.

Advertisement

“Di sini konsep IKM dan UMKM yang tangguh akan membantu pergerakan ekonomi nasional,” kata dia.

Lebih lanjut, Basuki menyebut momen Pemilu tentu membuat aktivitas ekonomi melambat.

“Sesuai dengan pemahaman wait and see, dan respons pasar seperti apa,” sambungnya.

Advertisement

Dia berharap tidak ada sesuatu hal yang cenderung membuat kondisi menjadi negatif atau tidak kondusif. Karena dampaknya akan luar biasa, baik di dunia usaha, industri besar maupun UMKM, dan proses recovery ekonomi tidak secepat yang diharapkan.

Basuki menyebut kalangan pengusaha perlu memastikan apakah Pemilu berlangsung satu putaran atau dua putaran.

“Bila bisa satu putaran maka, semua kegiatan bisa mulai bergulir, tidak ada refocusing anggaran, iklim kondusif, industri dan dunia usaha sudah mulai memperhatikan proses produksi dengan memperhatikan kondisi market. Dunia finance juga terkoreksi positif, ini mungkin tidak hanya foto di regional Soloraya saja, tapi bisa cerminan nasional,” terang dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif