SOLOPOS.COM - Penyaluran LPG 3 kg di Soloraya oleh Sales Branch Manager Pertamina Kota Solo, Arthur Kemal Pamungkas. Foto diambil pada Senin (31/7/2023). (Istimewa/Pertamina).

Solopos.com, SOLO — Pertamina memastikan tak ada kelangkaan liquefied petroleum gas (LPG) 3 kilogram (Kg) di Solo hingga awal Agustus ini. Namun, mereka melakukan antisipasi dengan penambahan stok hingga 2% sejak awal Agustus.

Sales Branch Manager Pertamina Kota Solo, Arthur Kemal Pamungkas, menjelaskan memasuki Agustus ini  pasokan LPG 3 Kg di Kota Solo ditambah hingga 1.500 tabung/hari.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Saat ini total penyaluran LPG 3 kg di Solo Agustus 2023 mencapai 30.034 tabung/hari. Penambahan stok hingga 2% tersebut dilakukan selama sepekan sejak Selasa (1/8/2023) agar tidak ada kelangkaan seperti daerah lainnya.

“Ini upaya memperkuat stok supaya tidak ada kelangkaan seperti daerah lainnya. Kami sendiri tetap monitor penyerapan di lapangan, tetapi sejauh ini penyaluran tetap kondusif dan aman,” kata Arthur kepada Solopos.com, Rabu (2/8/2023).

Dia meneruskan, langkah penambahan stok tersebut merupakan hasil koordinasi antara Pertamina dengan Dinas Perdagangan Kota Solo.

Arthur juga berterima kasih kepada Pemerintah Kota Solo yang ikut memonitor stok LPG 3 kg di masyarakat. Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Heru Sunardi, mengatakan memang timnya sudah berkoordinasi terlebih dahulu dengan Pertamina.

“Stok kami pastikan aman, dan kami juga berkoordinasi serta bersurat dengan Pertamina untuk menambah 2% di bulan Agustus ini,” ujar Heru saat dihubungi Solopos.com.

Heru menegaskan penambahan stok ini merupakan langkah Dinas Perdagangan Kota Solo menyiapkan giat Agustusan di Kota Solo.

Prediksi Kenaikan Konsumsi LPG pada Akhir 2023

Sebelumnya mengutip ekonomi.bisnis.com, PT Pertamina Patra Niaga memastikan bakal terjadi kelebihan konsumsi atau over kuota LPG 3 kg pada akhir 2023 sebesar 2,7 persen dari alokasi yang disiapkan pemerintah dan parlemen lewat anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2023.

Kelebihan proyeksi konsumsi gas melon itu disebabkan karena belum masifnya pendataan pembelian tabung gas subisidi itu di tengah masyarakat.

Sementara itu, disparitas harga dengan LPG nonsubsidi makin lebar yang terlihat dari migrasi pembelian ke gas tabung subsidi yang terus meningkat setiap tahunnya.

Lewat pemetaan tengah tahun itu, Pertamina Patra Niaga memproyeksikan kuota yang bakal terserap tahun ini bakal melebar ke angka 8,22 juta ton atau lebih tinggi dari alokasi yang ditetapkan dalam APBN 2023 sebesar 8 juta ton.

Artinya, masih terdapat potensi konsumsi yang belum diantisipasi dalam APBN 2023 sekitar 220.000 ton hingga akhir tahun nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya