SOLOPOS.COM - Warga Solo yang mengantre di depan mobil kas keliling Bank Indonesia (BI) untuk menukarkan uang, Rabu (29/3/2023). (Solopos.com/Gigih Windar Pratama).

Solopos.com, SOLO — Bank Indonesia (BI) Solo melakukan sejumlah upaya untuk mengantisipasi uang yang ditukar melalui mobil kas keliling tidak kembali diperjualbelikan. 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo, Nugroho Joko Prastowo, kepada Solopos.com, Rabu (29/3/2023) menyebut pembatasan nominal dan jumlah paket yang boleh ditukar per hari merupakan salah satu langkah antisipasi. 

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Selain itu, apabila ada yang menjual uang yang ditukar tersebut dengan tambahan uang jasa, maka dari BI akan menambah mobil kas keliling di sekitar area tersebut.

Menurut Joko, upaya ini juga untuk mengedukasi masyarakat Solo agar menukar uang di tempat yang resmi.

“Untuk penukaran di mobil kas keliling kami batasi maksimal dua KTP atau dua paket per orang, pendaftarannya juga melalui pintar.bi.go.id supaya adil dan bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas. Jika ada yang dijual lagi dengan menambah jasa maka antisipasinya akan ditaruh mobil kas keliling di dekatnya agar masyarakat lebih memilih yang resmi, aman dan gratis,” jelas Joko.

Ia mencontohkan tempat penukaran uang tidak resmi yang banyak menjamur di sekitar Benteng Vastenburg. Maka, langkah dari BI Solo adalah dengan menambah mobil kas keliling di sekitar halaman Balaikota Solo yang tidak jauh dari Benteng Vastenburg.

“Misal untuk meminimalisir penukaran tidak resmi di Benteng Vastenberg maka ada mobil kas keliling di halaman Balaikota yang relatif dekat. Daripada bayar jasa penukaran kan lebih baik digunakan untuk sedekah,” tambahnya.

Joko juga menjelaskan, BI mendorong masyarakat Solo untuk menukarkan uang di tempat resmi. Saat ini, selain melalui mobil kas keliling, BI sudah bekerja sama dengan 154 bank konvensional, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Pegadaian dan Pos Indonesia.

“Sehingga, kami mendorong masyarakat menukarkan uangnya di bank secara resmi karena lebih aman dan enggak ada ongkos jasa. Ada 154 titik bank, BPR, Pegadaian dan Pos untuk menukar uang di Soloraya, selain itu ada mobil kas keliling yang sudah terjadwal dan dipublikasikan setiap pekan,” tambah Joko.

Bagi penyedia jasa penukaran uang, adanya mobil kas keliling dari BI atau bank tidak begitu berpengaruh terhadap pendapatan mereka.

Menurut Rifki, salah satu penyedia jasa penukaran uang di Benteng Vastenburg, masih banyak yang membutuhkan jasa penukaran uang, karena lebih mudah dan tidak perlu mengantre.

“Kalau yang mobil kas keliling biasanya antre panjang dan lama. Selain itu waktu operasionalnya hanya sebentar, paling dua tiga jam, jadi tetap banyak yang ke kami,” jelasnya.

Selain itu, menurut Rifki, mereka yang melakoni jasa penukaran uang, tidak menukar uangnya secara langsung di BI. Menurutnya, mayoritas yang menukar uang di mobil kas keliling BI adalah warga biasa bukan pedagang.

“Yang penyedia jasa juga enggak mungkin menukarkan ke sana, karena jumlahnya terbatas. Sedangkan kalau mau menukar untuk dijual lagi kan harus tahu kekurangannya berapa dan yang kurang pecahan berapa saja. Padahal yang di mobil kas itu semuanya paketan dan enggak bisa memilih pecahan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya