SOLOPOS.COM - Emas Antam yang dijual Pegadaian. (Ilustrasi/Bisnis)

Solopos.com, SOLO – Harga emas 24 karat di Pegadaian untuk cetakan Antam dan UBS cenderung turu pada Selasa (31/10/2023) ini.

Dipantau dari laman resmi Pegadaian, harga emas termurah hari ini adalah untuk cetakan UBS ukuran 0,5 gram yang dipatok seharga Rp603.000 turun Rp2.000 dibanding harga kemarin, Senin, (30/10/2023). Sementara itu, untuk harga emas Antam dalam ukuran sama terpantau stagnan di harga Rp634.000.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Kemudian emas dalam ukuran 1 gram Pegadaian mematok harga Rp1.164.000 untuk cetakan Antam turun Rp1.000 dengan harga kemarin. Sedangkan emas UBS ukuran 1 gram dihargai Rp1.129.000 turun Rp6.000 dibandingkan dengan harga sebelumnya.

Selanjutnya emas ukuran 5 gram diberi harga senilai Rp5.587.000 untuk cetakan Antam, turun Rp5.000 dari harga sebelumnya. Sementara emas cetakan UBS dibanderol Rp5.535.000 atau turun Rp27.000.

Lebih lanjut emas cetakan Antam berbobot 10 gram dibanderol seharga Rp11.117.000 untuk cetakan Antam. Sementara untuk cetakan UBS sebesar Rp11.012.000. Jika investor ingin mengoleksi emas Antam ukuran 50 gram, maka perlu merogoh kocek seharga Rp55.243.000, sedangkan emas UBS dalam ukuran sama dibanderol Rp54.836.000.

Ukuran lain yang ditawarkan Pegadaian adalah emas sebesar 100 gram, yang diberi harga sebesar Rp110.405.000 untuk cetakan Antam, serta Rp109.628.000 untuk cetakan UBS.

Lalu, emas cetakan Antam ukuran 500 gram ditawarkan seharga Rp551.226.000 sementara cetakan UBS dalam ukuran sama sebesar Rp547.329.000.

Adapun, ukuran terbesar yang ditawarkan Pegadaian ialah emas cetakan Antam 1.000 gram yang hari ini dibanderol sebesar Rp1.102.490.000. Sementara untuk cetakan UBS hingga saat ini belum tersedia.

Cara membeli emas Pegadaian bisa dilakukan dengan datang ke outlet atau agen Pegadaian maupun secara online melalui Aplikasi Pegadaian Digital yang bisa Anda diunduh di Playstore atau Appstore.

 

Berat (gram) Emas Antam Emas UBS
0,5 Rp634.000 Rp603.000
1 Rp1.164.000 Rp1.129.000
2 Rp2.266.000 Rp2.240.000
5 Rp5.587.000 Rp5.535.000
10 Rp11.117.000 Rp11.012.000
25 Rp27.662.000 Rp27.475.000
50 Rp55.243.000 Rp54.836.000
100 Rp110.405.000 Rp109.628.000
250 Rp275.741.000 Rp273.987.000
500 Rp551.266.000 Rp547.329.000
1000 Rp1.102.490.000



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

Yakin Rebut Tiket Olimpiade, Shin Tae-yong Belum Pernah Kalah dari Uzbekistan

Yakin Rebut Tiket Olimpiade, Shin Tae-yong Belum Pernah Kalah dari Uzbekistan
author
Abu Nadzib , 
Abu Nadzib Senin, 29 April 2024 - 13:09 WIB
share
SOLOPOS.COM - Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (Istimewa)

Solopos.com, DOHA — Selama karier menjadi pelatih, Shin Tae-yong belum pernah kalah dari Uzbekistan.

Karenanya, Shin Tae-yong yakin bisa mengalahkan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23, Senin (29/4/2024) pukul 21.00 WIB.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Dari tiga pertemuan kontra Timnas Uzbekistan di segala kelompok umur, STY meraih satu kemenangan dan dua hasil imbang.

Kemenangan Shin Tae-yong didapatkan ketika memimpin Timnas Korea Selatan U-23 bersua Uzbekistan U-23 pada laga uji coba pada 13 Januari 2016 dengan skor 2-1.

Koran Solopos

Dua kali hasil imbang didapatkan Shin Tae-yong terjadi pada kualifikasi Piala Dunia 2018 dengan skor 0-0, serta saat membesut Timnas U-20 Indonesia di Piala Asia U-20 pada 7 Maret 2023 lalu.

Ketika itu Garuda Muda menahan imbang Uzbekistan dengan skor 0-0. Pada turnamen itu Uzbekistan akhirnya tampil sebagai jawara.

Belum pernah kalah membuat Shin Tae-yong yakin kembali mempecundangi Uzbekistan malam ini.

Emagazine Solopos

Ia yakin Rizky Ridho dkk. mampu meredam Uzbekistan yang menjadi tim tersubur di Piala Asia U-23 dengan 12 gol dan belum pernah kebobolan.

Shin Tae-yong berambisi membawa Indonesia sebagai tim yang pertama membobol gawang Uzbekistan, sama seperti yang dilakukan terhadap Timnas Korsel U-23, beberapa hari lalu.

“Saya pikir Uzbekistan dan Indonesia memiliki kesamaan. Uzbekistan juga mencoba membangun sepakbolanya dari level kelompok usia muda seperti di bawah 20 atau 23 tahun. Jadi ini juga faktor yang menjadikan tim Uzbekistan sebagai tim yang sangat-sangat bagus,” kata Shin Tae-yong, seperti dikutip Solopos.com dari laman PSSI.

Interaktif Solopos

Shin Tae-yong lalu mengulas pertemuannya dengan Uzbekistan pada tahun 2023 lalu.

Menurut Shin Tae-yong, saat menahan imbang Uzbekistan saat ini tim asuhannya tidak komplet.

Ada enam pemain terbaik yang tidak bisa dibawa ke Piala Asia U-20 karena berbagai sebab.



“Terakhir kali saya bermain melawan Uzbekistan di Piala Asia U-20 (2023). Waktu itu kami tidak membawa enam pemain terbaik kami, tapi tetap saja Uzbekistan mampu mendominasi permainan dan permainan kami tidak terlalu bagus dibandingkan dengan Uzbekistan,” katanya.

Keyakinan bisa mengalahkan Uzbekistan malam nanti didasarkan pada fakta dirinya mempunyai tim kuat saat ini.

Hanya striker Rafael Struick yang tidak bisa tampil karena akumulasi kartu kuning.

“Namun dalam karier sebagai pelatih, saya tidak punya pengalaman kalah melawan Uzbekistan. Meskipun Uzbekistan adalah tim yang sangat bagus, tapi kali ini saya memiliki pemain-pemain terbaik dan saya punya kenangan yang sangat bagus. Saya punya perasaan yang baik (untuk laga besok), jadi semoga kami beruntung. Saya akan melakukan persiapan dengan baik,” tambah pelatih asal Korea Selatan tersebut.

Shin Tae-yong mengatakan, persiapan Garuda Musa sangat baik jelang melawan Uzbekistan.

Kepercayaan diri para pemain meningkat setelah lolos dari Grup A, yang notabenenya grup neraka.

Lalu menyingkirkan Korea Selatan di babak perempat final lewat adu tendangan penalti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

”Perang Saudara” di Bumi Sukowati

”Perang Saudara” di Bumi Sukowati
author
Redaksi , 
Ichwan Prasetyo Senin, 29 April 2024 - 12:55 WIB
share
SOLOPOS.COM - Adik tiri Bupati Sragen Untung Wina Sukowati memasang baliho berukuran jumbo di dekat simpang tiga Pingkruk, Sidoharjo, Sragen, Rabu (17/4/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SOLO – Atmosfer politik Kabupaten Sragen menghangat. Belasan baliho bergambar perempuan mengundang penasaran. Masyarakat bertanya-tanya karena dalam baliho ucapan Hari Kartini itu tertulis “Untung Wina Sukowati.”

Ini nama yang identik dengan Bupati Sragen saat ini, Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Publik Bumi Sukowati menduga-duga pemasangan baliho tersebut beraroma politis. Pemilihan kepala daerah (pilkada) Kabupaten Sragen bakal digelar tidak lama lagi,  27 November 2024, bersamaan pilkada di banyak daerah lain.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Baliho itu mulai menghangatkan suhu politik Kabupaten Sragen yang sebelumnya adem ayem, seperti pada mayoritas pilkada lainnya. Dugaan masyarakat Kabupaten Sragen tidak meleset. Pada Senin (22/4/2024), Untung Wina Sukowati mendaftarkan diri sebagai calon bupati Sragen.

Ia mendaftarkan diri di Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten  Sragen, satu-satunya partai politik di kabupaten ini yang membuka pendaftaran calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah.

Koran Solopos

Wina menjawab penasaran warga Kabupaten Sragen dengan mengisi formulir pendaftaran calon bupati Sragen. Dalam konferensi pers, Wina yang merupakan saudara seayah beda ibu dengan Bupati Yuni menyatakan tekad membangun Bumi Sukowati.

Meski tidak lahir dan tinggal di Kabupaten Sragen, lulusan Bachelor of Psychology Management/Marketing dari Monash University di Melbourne, Australia dan Master of Arts di University of the Arts London, Inggris, itu sangat mencitai tanah leluhurnya dan selalu rutin mengunjungi kabupaten ini.

Langkah Wina itu memang baru awal. Dia harus membangun komunikasi politik dengan partai politik lainnya untuk menjalin koalisi karena Partai Demokrat tidak bisa mengusung calon bupati sendirian.

Emagazine Solopos

Hanya PDIP partai politik di Kabupaten Sragen yang bisa mengusung calon bupati sendiri karena memiliki 15 kursi DPRD Kabupaten Sragen. Dari komposisi partai politik di DPRD Kabupaten Sragen, sebenarnya bisa lahir tiga hingga empat pasangan calon bupati dan calon wakil bupati.

Berbagai masalah, terutama biaya politik yang mahal, mulai dari biaya pencalonan, sumbangan dana kampanye, hingga biaya operasional kampanye lainnya, menyulitkan kandidat yang tidak disokong sumber dana kuat.

Atas dasar ini, pilkada Kabupaten Sragen kemungkinan hanya  menjadi panggung pertarungan dua sosok bersaudara, Untung Wina Sukowati dan Untung Wibowo Sukowati. Untung adalah adik kandung Bupati Yuni.

Interaktif Solopos

Untung Wibowo Sukowati yang akrab disapa Bowo kemungkinan besar diusung oleh PDIP sebagai “petahana” yang berusaha mempertahankan kursi kepemimpinan di Kabupaten Sragen. Saat ini Bowo yang juga Ketua DPC PDIP Kabupaten Sragen masih menunggu restu dari orang tua dan keluarga sebelum mendaftarkan sebagai calon bupati dari PDIP.

Kemunculan Wina sebagai calon alternatif tentu menarik perhatian publik. Wina dianggap memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman lebih mumpuni dibandingkan Bowo. Wina akan berusaha menawarkan gagasan-gagasan baru untuk memajukan Kabupaten Sragen.

Bowo akan bertarung untuk mempertahankan kepemimpinan kakaknya dengan segala kelebihan dan kekurangan selama ini. Kehadiran Wina dan Bowo dalam kontestasi pilkada Kabupaten Sragen kali ini seakan-akan menegaskan dinasti Untung Wiyono masih memiliki pengaruh yang kuat di daerah ini.



Keduanya diprediksi membawa nama besar Untung Wiyono di Kabupaten Sragen untuk kepentingan popularitas dan meningkatkan elektabilitas. Agak mengejutkan penuturan Wina saat jumpa pers.

Meski sama-sama memiliki singkatan nama UWS dan dari keluarga Untung Wiyono, ia menyebut berbeda antara Wina dan Bowo. Bowo dan Yuni selama ini memang dikader keluarga besarnya terjun dalam dunia politik, Wina harus berjuang sendirian dari luar Kabupaten Sragen.

Dia mendeklarasikan tidak membawa-bawa nama bapaknya saat memutuskan maju dalam kontestasi di pilkada Kabupaten Sragen. Dia mengaku tidak meminta restu Untung Wiyono ketika kembali ke Kabupaten Sragen untuk mencoba peruntungan politik.

Masyarakat Kabupaten Sragen tentu berharap kontestasi ini berlangsung sportif, mengedepankan visi, misi, dan program-program yang berpihak pada kepentingan rakyat.

Para kandidat dan tim kampanye harus mengedepankan kampanye positif yang menyampaikan visi, misi, program kerja, dan track record secara jujur dan konstruktif tanpa menyerang atau menjatuhkan lawan politik.

Kontestasi pilkada harus bebas dari praktik politik uang, intimidasi, serta isu-isu yang dapat memecah belah dengan membawa sentimen suku, agama, ras, dan antargolongan.

Proses yang sportif, berintegritas, dan substantif bisa mendorong partisipasi pemilih yang masif karena masyarakat merasa suara mereka bermakna dalam menentukan kepemimpinan di daerah.

Pertarungan antara Wina dan Bowo sudah pasti akan menjadi sorotan publik, tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga di tataran nasional.

Masyarakat akan menyaksikan bagaimana “perang saudara” di Bumi Sukowati ini akan berlangsung dan harapan yang mengemuka adalah mereka memberikan dampak positif bagi kemajuan Kabupaten Sragen pada masa depan.

(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 27 April 2024. Penulis adalah jurnalis Solopos Media Group)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Soal Koalisi dengan PDIP di Pilkada Boyolali 2024, PKS Sebut Ini Tujuannya

Soal Koalisi dengan PDIP di Pilkada Boyolali 2024, PKS Sebut Ini Tujuannya
author
Suharsih Senin, 29 April 2024 - 12:42 WIB
share
SOLOPOS.COM - Foto Ketua DPD PKS Boyolali, Nur Arifin (tengah-kiri) dan Ketua DPC PDIP Boyolali, Susetya Kusuma DH (tengah-kanan), berjabat tangan tanda kerja sama kedua partai dalam Pilkada Boyolali, Sabtu (27/4/2024). (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Boyolali memutuskan bergabung atau berkoalisi dengan DPC PDIP Boyolali guna mengusung calon bupati dan calon wakil bupati (cabup-cawabup) pada Pilkada Boyolali 2024.

Keputusan itu mengejutkan sejumlah pihak, terutama Tim 11 Boyolali Bangkit Tersenyum dan sejumlah partai politik yang diproyeksikan memperoleh kursi di DPRD Boyolali.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Hal itu karena sebelumnya ada tanda-tanda PKS bakal bergabung dengan partai parlemen non-PDIP seperti Partai Golkar, Partai Gerindra, dan PKB untuk membentuk poros koalisi di luar PDIP.

Belum terungkap secara pasti apa alasannya PKS akhirnya memutuskan berkoalisi dengan PDIP di Pilkada Boyolali 2024. Namun soal tujuan koalisi itu, Ketua DPD PKS Boyolali, Nur Arifin, mengatakan untuk membangun Boyolali.

Koran Solopos

Nur Arifin mengatakan dalam beberapa kali Pilkada Boyolali, PKS pernah berkoalisi dengan parpol yang berbeda-beda. Misalnya dengan Partai Golkar pada Pilkada Boyolali 2010.

Kemudian dengan Partai Gerindra dan PKB pada Pilkada 2015. Namun, PKS juga pernah tidak berkoalisi dengan partai mana pun pada Pilkada 2020.

“Makanya sekarang ini kami menjajaki kerja sama yang di luar itu tadi, kebetulan PDI Perjuangan. Alhamdulillah, ada hubungan yang baik, yang kemudian kami bisa membangun lima tahun ke depan,” kata dia saat diwawancarai wartawan di acara halalbihalal DPD PKS Boyolali di Gedung PKPN Boyolali, Minggu (28/4/2024).

Emagazine Solopos

Mengenai tawaran dari PDIP yang membuat PKS mau berkoalisi, Nur Arifin mengatakan PKS diberikan kesempatan untuk membangun Boyolali bersama-sama. Kerja sama PKS dan PDIP, lanjutnya, juga tidak terkait dengan hasil Pilpres 2024.

Seperti diketahui, dalam Pilpres, baik PDIP maupun PKS bukan partai pendukung pasangan calon yang menang yakni Prabowo-Gibran. Lebih lanjut, Nur Arifin mengatakan selama ini PKS dinilai seolah-olah selalu menjadi oposisi di Boyolali dan berhadapan dengan PDIP yang memimpin di Boyolali.

Melawan Kotak Kosong

Pada lima tahun ke depan, PKS ingin mengubah penilaian tersebut. “Kami ingin lima tahun ke depan, PKS berkontribusi untuk bersama-sama membangun Boyolali. Tentu tidak mengurangi kritis kami terhadap Pemerintah Kabupaten Boyolali ketika ada hal-hal yang memang perlu diberi masukan,” kata dia

Interaktif Solopos

Sementara itu, dalam video yang beredar seusai tercapai kesepakatan koalisi antara PDIP dan PKS untuk Pilkada Boyolali 2024, Nur Arifin membacakan pantun yang disambut senyum oleh Ketua DPC PDIP Boyolali, Susetya Kusuma DH, dan peserta lain yang datang di acara tersebut.

“Tuku es nyang kacangan, aja lali gawa oleh-oleh ditenteng. Bersama PKS dan PDI Perjuangan, Pilkada Boyolali terasa luwih enteng,” ucap Nur Arifin disambut tepuk tangan.

Di sisi lain, Susetyo saat dijumpai pada acara halalbihalal DPD PKS Boyolali, Minggu, tak menampik partainya membuka pintu koalisi dengan partai lain seperti PKS.



“Siapa pun nanti yang mau bekerja sama dengan kami, mengapa tidak? Yang penting semua demi kemaslahatan, demi kebaikan Kabupaten Boyolali,” kata dia.

Ia juga tak menampik jika memang pasangan calon yang diusung koalisi PDIP nanti harus berhadapan dengan kotak kosong. “Bisa juga seperti itu, jenengan pirsa [Anda tahu sendiri], ketika kami melawan kotak kosong ya penak sak apa-apane. Mengapa tidak? Tapi prinsipnya kami PDI Perjuangan siap untuk semuanya,” kata dia.

Sementara itu, Sekretaris DPC Partai Gerindra Boyolali, Rohmat Junaidi, mengaku kaget dengan koalisi PKS dan PDIP. “Wong ketemu terakhir pas buka bersama itu masih baik-baik saja. Beliau-beliau dari PKS yang hadir menyampaikan butuh waktu untuk komunikasi dengan DPW-nya,” ujar dia kepada Solopos.com, Minggu (28/4/2024).

Kendati begitu, ia mengatakan Partai Gerindra Boyolali menghormati keputusan PKS dan menilai hal tersebut sah-sah saja. “Ya mungkin hasil dari DPW mereka menggariskan untuk merapat ke sana [PDIP],” tambah Junaidi.

Namun, ia tetap menyayangkan keputusan PKS yang memilih berkoalisi dengan PDIP di Pilkada nanti. Ketua DPC PKB Boyolali, Eko Mujiono, juga mengaku kaget dengan bergabungnya PKS dan PDIP menuju Pilkada Boyolali 2024. Padahal, sebelumnya PKS merapat bersama PKB, Partai Gerindra, dan Partai Golkar untuk berkoalisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Solopos Stories