Bisnis
Jumat, 10 Desember 2021 - 11:31 WIB

Angkasa Pura I Berharap Bonus dari G20 dan MotoGP 2022

Anitana Widya Puspa  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sirkuit Mandalika di Lombok, NTB. (liputan6.com)

Solopos.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura I (persero) atau AP I menilai pergerakan perjalanan internasional akan menjadi bonus tak terduga bagi kinerja perseroan pada tahun depan dengan adanya G20 dan MotoGP.

Direktur Keuangan AP I Andy Bratamihardja menjelaskan perseroan cenderung mengambil skenario konservatif bagi industri penerbangan domestik pada tahun depan.

Advertisement

Perusahaan belum memasukkan proyeksi membaiknya penerbangan internasional pada 2022. Dia mengambil contoh gelaran Superbike di Sirkuit Mandalika yang berlangsung sukses dan tak menciptakan klaster baru. Kondisi tersebut berdampak kepada ramainya pergerakan di Bandara Lombok yang dikelola oleh AP I.

“Nanti jika kondisi internasional penerbangan mulai membaik, ini jadi bonus. Insyaallah nanti ada event besar seperti MotoGP. Sudah pasti meningkatkan penerbangan internasional tapi itu nggak masuk ke proyeksi pada 2022. G20 juga terjadi di Bali juga kita belum hitung,” ujarnya, Kamis (9/12/2021).

Advertisement

“Nanti jika kondisi internasional penerbangan mulai membaik, ini jadi bonus. Insyaallah nanti ada event besar seperti MotoGP. Sudah pasti meningkatkan penerbangan internasional tapi itu nggak masuk ke proyeksi pada 2022. G20 juga terjadi di Bali juga kita belum hitung,” ujarnya, Kamis (9/12/2021).

Baca Juga: Hampir Target, Program Sejuta Rumah Per November Tembus 931.592 Unit

Meski ada resiko kembali terjadinya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada tahun depan, tetapi dia menilai proyeksi yang saat ini dilakukan AP I termasuk potensi perjalanan internasional dilakukan dengan konservatif.

Advertisement

Direktur Utama AP I Faik Fahmi menjelaskan hingga akhir tahun ini, AP I masih mengalami kerugian hingga Rp3,24 triliun dengan EBITDA yang juga minus Rp209 miliar.

Imbasnya, arus kas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut juga akan minus Rp1,1 triliun. Kondisi kerugian ini diperkirakan masih akan berlanjut hingga tahun depan, tetapi dengan lebih membaik.

“Diproyeksikan tahun depan memang kita dan masih akan rugi sekitar Rp601 miliar, tapi ini sudah jauh menurun dibanding dengan tahun 2021, dan positifnya adalah EBITDA-nya bisa positif sekitar Rp1,5 triliun dengan arus kas operasi yang akan sudah positif sekitar Rp1,15 triliun,” ujarnya saat konferensi pers virtual yang dikutip, Kamis (9/12/2021) seperti dilansir Bisnis.

Advertisement

Baca Juga: Masuk PKPU, Layanan dan Operasional Garuda Indonesia Jalan Terus

Karena itu, operator bandara tersebut harus menempuh sejumlah upaya untuk menyehatkan mengurangi tekanan finansial yang dialami melalui restrukturisasi.

Lewat restrukturisasi, Faik memproyeksikan total pendapatan bisa meningkat lebih tinggi dari Rp4,86 triliun. Total beban juga dapat dikelola dengan baik menjadi Rp5,46 triliun untuk 16 bandara.

Advertisement

Termasuk tambahan satu bandara di Batam, yang rencananya mulai tahun depan dikelola bersama dengan Incheon Airport.

Restrukturisasi yang dilakukan meliputi restrukturisasi keuangan, operasional, penjaminan dan fundraising. Kemudian dilakukan transformasi bisnis, dan juga optimalisasi aset. Pada intinya, restrukturisasi terhadap utang dan pokok.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif