SOLOPOS.COM - Antrean pembeli dawet dan cilok milik Suyatmi yang berada di dekat Jalan Raya Solo-Karanganyar, Sabtu (20/4/2024). (Solopos.com/Ika Yuniati)

Solopos.com, SOLO – Sejumlah pembeli mengantre aci dicolok (cilok) dan dawet olahan Suyatmi, 58, dan suaminya, Paidi, 60, di Jaten, Karanganyar, yang juga tak jauh dari Jalan Raya Solo – Karanganyar, Sabtu (20/4/2024) siang.

Dua kudapan olahan Suyatmi tersebut memang selalu diminati. Pembeli yang mayoritas pekerja pabrik sepatu itu biasanya mulai jajan pada jam istirahat siang atau sekitar pukul 12.00 WIB. Tak hanya soal rasa yang enak, harganya juga relatif murah yakni Rp5.000 per porsi.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Salah satu pembeli, Dania, awalnya kaget dengan porsi dawet yang dijual Suyatmi. Hanya dengan Rp5.000 ia bisa membeli minuman manis tersebut dengan ukuran gelas besar. Saking banyaknya, bahkan bisa dibagi untuk dua orang.

Sementara, jajanan cilok yang dijajakan juga murah. Dijual mulai Rp5.000 sesuai keinginan pembeli. “Ya pokoknya porsinya mantap lah. Sampai kekenyangan,” kelakarnya, Sabtu.

Suyatmi mengakui, dawet porsi jumbo memang jadi andalan jualannya. Banyak pembeli yang ketagihan jajan hingga jadi langganan. Begitu juga cilok yang dia jual dalam kondisi hangat.

Laris manis jualan ibu tiga anak ini bukan isapan jempol belaka, saat Solopos.com berkujung ke lapaknya Sabtu siang lalu, dia sampai kewalahan melayani pembeli.

Tepat pukul 12.36 WIB jualannya ludes. Padahal dia baru mulai jualan pukul 09.30 WIB. “Ya begini, sudah habis,” kata dia.
“Tadi mulai jualan jam 9 [pukul 09.00 WIB]. Kadang juga mulai jualan jam 10 [pukul 10.00 WIB],” kata dia.

Dalam sehari, ratusan porsi kudapan berhasil dijual. Ia bisa menghabiskan sekilo tepung terigu sebagai bahan baku cendol, serta 20 kilogram tepung terigu untuk bahan cilok. Sementara, omzetnya mencapai Rp1 juta hingga Rp1,5 juta per hari.

Ia biasanya mulai persiapan jualan pukul 04.00 WIB. Diawali dengan belanja ke pasar, memasak, hingga membawa dagangan dari rumahnya ke tempat jualan yang jaraknya sekitar 4 kilometer.

Saat pagi, atau sekitar pukul 10.00 WIB, pembeli yang datang yakni warga yang lewat kiosnya. Menjelang siang, dia mulai diserbu para karyawan pabrik.

Siang itu, Suyatmi, juga dibantu jualan oleh anak ketiganya. Dia memang sengaja mengajak anaknya sebagai upaya regenerasi.

Maklum, Suyatmi dan suaminya mulai berjualan sejak tahun 1980-an. Kala itu dia jualan tahu kupat keliling wilayah Karanganyar.

Sampai akhirnya sekitar 10 tahun lalu memutuskan menetap di rumah toko (ruko) kecil pinggir Jalan Raya Solo-Karanganyar.

“Jualannya juga ganti ganti sih mbak. Dulu jualan tahu kupat, pernah ganti soto, ini jualan cilok dan dawet,” ceritanya.

Gonta ganti menu makanan itu jadi salah satu upayanya bertahan. Tiga tahun terakhir ia mantap memilih jualan cilok dan dawet. Salah satu alasannya karena kudapan tersembut cukup mudah dibuat.

Modal Usaha

Selain gonta ganti menu makanan, adanya modal usaha juga turut membantu usaha kecilnya bertahan sampai hari ini.

Suyatmi dan suami juga memanfaatkan pinjaman modal perbankan. Dulu mereka pinjam modal usaha di koperasi dan Lembaga keuangan lain.

Namun, sekitar 8 tahun terakhir, ia mulai mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI melalui kantor unit terdekat.

Angkanya selalu naik mulai dari Rp25 juta hingga sekarang ini mendapatkan modal usaha Rp50 juta. Modal usaha tersebut diakuinya sangat membantu pengembangan bisnis kecilnya.

Sementara itu, salah satu alasannya mau menggunakan KUR BRI yakni bunga rendah dan proses yang cepat. Ia ingat betul, proses pengajuan KUR terakhir yakni sebulan lalu.

Kurang dari sepekan, pengajuannya diterima. Kini dia tinggal membayar tagihan bulanan yang relatif rendah. “Kalau diangsur tiga tahun jadi Rp1,52 juta per bulan. Kalau dua tahun jadi Rp2,25 juta per bulan,” kata dia.

BRI Mendukung Pengembangan UMKM

Regional CEO BRI Yogyakarta, John Sarjono, Rabu (20/3/2024), menjelaskan BRI sebagai mitra pemerintah terus mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pembiayaan KUR.



BRI RO Yogyakarta yang juga meliputi BRI Cabang di Soloraya selalu berkomitmen untuk mendukung program pemerintah salah satunya melalui penyaluran kredit KUR.

Pada 2023 silam, BRI telah menyalurkan Kredit KUR sebanyak Rp18,45 triliun dengan total 432.452 debitur. KUR Mikro sebanyak Rp16,46 triliun dengan total 424.919 debitur dan KUR Kecil sebanyak Rp1,98 triliun dengan total 7.533 debitur.

Penyaluran kredit KUR terbanyak yakni pada sektor perdagangan (42,2%) dari total penyaluran KUR, selanjutnya ada sektor jasa (23,6%), sektor pertanian (21,0%), sektor industri pengolahan (11,7%), dan sektor perikanan (1,6%).

John mengatakan penyaluran KUR disesuaikan dengan Kebutuhan dan kondisi usaha debitur. Termasuk mengakomodasi para debitur muda atau anak muda.

Apabila debitur pemula dengan lama usaha kurang dari enam bulan akan diberikan kredit KUR Supermikro dengan plafon maksimal Rp10 Juta.

Sedangkan nasabah mikro dengan lama usaha lebih dari enam bulan akan mendapatkan kredit plafon hingga Rp100 Juta.

“Nasabah yang memiliki omzet lebih besar maka dapat diberikan kredit KUR Kecil dengan plafon maksimal hingga Rp500 Juta,” kata dia.

Selama ini, UMKM yang mendapat kredit KUR cenderung semakin maju dengan kesempatan nasabah untuk bisa naik kelas, dari kredit KUR Supermikro ke Kredit KUR Mikro, dan Kredit KUR Mikro bisa naik kelas ke Kredit KUR Kecil.

Sehingga nasabah dapat terus membangun usahanya untuk berkembang lebih maju dan BRI senantiasa siap untuk mendukung pertumbuhan nasabah UMKM.

John menambahkan, permohonan kredit KUR di BRI RO Yogyakarta secara umum sama dengan daerah lain.

RO Yogyakarta sendiri sering menjalin kerja sama dengan Instansi pemerintahan maupun pihak swasta untuk melakukan business matching sehingga proses permohonan kredit dapat dilakukan secara onsite serta ditindaklanjuti pada hari itu juga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya