SOLOPOS.COM - Ketua Paguyuban Kampung Batik Kauman, Gunawan Setiawan menunjukkan koleksi batik tulis di showroomnya belum lama ini. (Solopos.com/Afifa Enggar Wulandari).

Solopos.com, SOLO — Regenerasi perajin batik sangat penting dalam menjaga warisan wastra nusantara. Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan melibatkan peran anak muda.

Ketua Paguyuban Kampung Wisata Batik Kauman, Gunawan Setiawan, menjelaskan cara membuat anak muda tertarik pada batik yakni membuat mereka senang dan terlibat hingga mau membeli.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Keterlibatan anak muda bahkan bisa menjadi perajin atau pengusaha batik.

“Kemarin pas Hari Tari Dunia di acara Solo Menari 29 April 2023 yang diadakan dengan venue kampung wisata Batik Kauman Solo, Kauman menampilkan lima desain, tiga desainer batik dari anak muda,” papar Gunawan saat dihubungi Solopos.com, pada Minggu (7/5/2023).

Sementara, batik yang digarap desainer anak muda yakni Batik Akmal, Batik Gunasti, Batik Domas, Batik Wildan, dan Batik Nafisah.

Gunawan menjelaskan hampir setiap hari ada orang yang belajar membatik atau mengikuti workshop di showroom batik miliknya, banyak pula orang yang tertarik untuk mengambil foto menggunakan batik.

Selain untuk wisata, minat anak muda juga terlihat banyaknya anak sekolah dan kuliah yang tertarik kepada batik dan memilih tempat produksi batiknya untuk magang.

Gunawan menyebut Kampung Wisata Batik Kauman memiliki potensi besar dan menarik dan sudah menjadi tradisi hingga sekarang yaitu batik.

Ia menguraikan setidaknya ada 20 perajin batik yang masih aktif berproduksi. Namun untuk pemilik toko yang batik ada sekitar 40 orang, jumlah ini di luar penjual batik yang hanya memiliki toko online.

Gunawan berkisah zaman dahulu hampir setiap rumah di kawasan Kauman mempunyai usaha batik, dari tenaga pola, membatik, mewarna, menjual, dan bahkan servis batik. “Kalau ditotal bisa ratusan usaha,” tambah Gunawan.

Dilansir dari laman pariwisatasolo.surakarta.go.id, Kampung Batik Kauman juga menjadi pusat batik tertua di Kota Solo.

Kampung Batik Kauman dulunya adalah permukiman abdi dalem Keraton Kasunanan dengan mempertahankan tradisi dengan cara membatik.

Dibandingkan dengan Laweyan, batik Kauman lebih menampilkan motif batik klasik yang didasarkan pada pakem atau standar keraton. Bisa dikatakan motif batik Kauman lebih merepresentasikan motif batik yang dikenakan di Keraton Kasunanan.

Dalam perkembangannya, sampai sekarang Batik Kauman memiliki tiga jenis batik yaitu batik klasik dengan motif pakem yaitu batik tulis yang menjadi produk unggulan Kampung Batik Kauman, batik cap dan batik kombinasi cap dan tulis.

Keunikan yang ditawarkan di Kampung Batik Kauman yakni pengunjung dan penjual batik bisa berinteraksi dan bertransaksi langsung dengan mengunjungi rumah industri batik mereka dan melihat proses produksi batik serta belajar membatik.

Kampung ini berupa gang-gang sempit, tampak pula bangunan tua dengan gaya arsitektur Jawa-Belanda, rumah joglo dan limasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya