SOLOPOS.COM - Peserta program magang PT Pegadaian, Ahmad Diansyah (kedua dari kiri), memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada PT Pegadaian, Sabtu (1/4/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO—Seperti juga ingatan masa kanak-kanak perihal lukisan gunung, jalanan berkelok, deretan sawah, dan sinar matahari di tengah-tengah – kantor kecil dekat pasar tradisional dengan hilir mudik pedagang, tebus perhiasan ketika Lebaran datang, hingga gadai emas saat tahun ajaran baru tiba, tidak akan bisa hilang dari kenangan.

Kita berbicara bagaimana sebuah perusahaan berusia 122 tahun telah memberikan memori kolektif begitu kuat di setiap ingatan manusia Indonesia dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perusahaan tersebut bernama PT Pegadaian.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Ingatan Ahmad Diansyah berputar pada tahun 2000-an awal. Saat itu, dirinya masih duduk di sekolah dasar di Dompu, Nusa Tenggara Barat. Setiap kali tahun ajaran baru tiba, ibu mendatangi Kantor Pegadaian untuk menggadaian sejumlah perhiasan agar anak-anaknya bisa terus bersekolah.

Berbekal perhiasan ibu dan tabungan bapak, Ahmad kecil tahu dia bisa melanjutkan pendidikan: membayar uang sekolah dan membeli sejumlah buku pelajaran. Belasan tahun berlalu dan ibu masih setia melangkahkan kakinya ke PT Pegadaian. Itu terjadi pada 2018 lalu, saat dia mulai duduk di bangku kuliah.

Seperti biasa, dua cincin ibu berpindah tangan ke petugas Pegadaian. Sesaat Ahmad lega, namun kelegaan tersebut kali ini tak bertahan lama.

Pikirannya berputar lagi. Jarak rumahnya dengan Universitas Mataram jauh sekali, butuh 12 jam lamanya. Tak mungkin dia tetap tinggal di Dompu. Dia harus tinggal di sebuah kos di Mataram dan itu berarti ada biaya tambahan yang harus bapak dan ibunya keluarkan.

Biaya kos setahun yang tergolong murah di Mataram mencapai Rp5 juta, belum lagi ditambah uang kuliah tunggal (UKT) yang besarannya Rp3 juta per semester. “Masuk kuliah saja sudah berat, bagaimana dengan kehidupan selanjutnya?” Pertanyaan tersebut terus mengusik Ahmad.

Suatu hari, Ahmad bercerita, video motivasi perihal menabung emas yang dimulai dari Rp5.000 saja di Pegadaian membuatnya tertegun. “Baru kali itu saya lihat video yang sangat menginspirasi. Motivatornya Chandra Putra Negara. Saya terus berpikir, ternyata bisa ya hanya dengan Rp5.000 memulai investasi emas,” kata dia, Rabu (29/3/2023).

Ahmad melihat peluang. Uang saku dia sisihkan. Waktu kali pertama mencoba tabungan emas, kewajiban simpanan awalnya sudah naik menjadi Rp8.000.

“Meskipun naik, tidak Rp5.000 lagi, tapi tetap saya coba. Saya berusaha konsisten. Lewat aplikasi pegadaian digital, saya rajin menabung emas dan itu sangat membantu. Seperti dugaan saya, uang kiriman dari kampung tak menentu. Kadang Rp300.000 saja, kadang Rp500.000, kadang Rp1 juta. Ya rata-rata Rp700.000. Dengan tabungan emas, saya tidak begitu khawatir,” jelas dia.

Ahmad selalu berhemat. Harus ada yang disisihkan setiap bulan bagaimana pun caranya untuk tabungan emas. Hasilnya, dia tak kebingungan saat ada kebutuhan mendadak di kampus: ketika ada biaya foto copy, beli buku, membuat tugas yang dijilid, dan masih banyak lagi.

Emas 1 gram, menurut Ahmad, bisa dijual. Untuk gadai, 0,3 gram saja juga sudah bisa dengan nilai setara Rp200.000.

Menggadaikan emas saat ada kebutuhan di kampus kerap Ahmad lakukan. “Ibu tak perlu tahu saya kesulitan. Sebab sudah banyak biaya yang ibu keluarkan untuk saya. Tabungan emas ini sangat membantu, termasuk ketika saya wisuda belum lama ini. Saya wisuda dengan bekal emas di tabungan yang sekarang tinggal 5 gram ini,” kata brand ambassador mahasiswa Pegadaian Perwakilan Kanwil 7 Denpasar periode Agustus 2022 hingga Februari 2023 tersebut.

Soal brand ambassador ini, Ahmad punya cerita sendiri. Cerita yang selalu membuatnya bangga dan tak akan pernah ia lupakan seumur hidup.

Saat melihat unggahan di feed Instagram pegadaian_id, Ahmad melihat pengumuman perihal PT Pegadaian yang membutuhkan brand ambassador dari kalangan anak muda. Ahmad pun mencoba ikut dan bersaing dengan para pemuda di seluruh Indonesia. Dalam pikirannya, anak muda dari Dompu harus percaya diri mewakili daerahnya.

“Saya kan nasabah Pegadaian sejak 2018 dan tahu banyak mengenai programnya. Masak ya saya tidak coba kesempatan ini. Keputusan saya tepat, saya bertahan sampai tahap wawancara, waktu itu yang tersisa 60 orang dari seluruh kampus di Indonesia. Lalu saya lolos lagi sampai menjadi 24 orang yang mewakili kampus dari daerah masing-masing,” kata dia.

Tugas brand ambassador adalah mengenalkan PT Pegadaian berikut produknya kepada masyarakat, mahasiswa, dan keluarga tentu saja. Tugas itu dijalankan menggunakan metode tatap muka. Tugas lain adalah membuat konten di media sosial.

Jerih payah yang Ahmad dapat selama menjadi brand ambassador, Rp600.000/bulan, langsung dia simpan di tabungan emas. Begitu pula honor yang ia dapat saat mengikuti program magang di Pegadaian seusai menjalankan kewajiban sebagai brand ambassador.

“Pendapatan dari program magang yang setara UMK [upah minimum kabupetan] juga langsung saya simpan. Program ini berlangsung sampai Juni 2023. Begitulah, saya banyak dibantu Pegadaian. Mulai dari awal kuliah, kenal teman-teman se-Indonesia, bisa ikut magang, banyak sekali. Pesan saya, kalau mau selamat hidup punyalah emas. Emas itu wajib,” kata dia.

Cerita Lain

Seperti juga Ahmad, seorang anak muda di yang tinggal Karanganyar, Jawa Tengah, Lukman Affandi, terbengong-bengong setelah melihat iklan PT Pegadaian di Youtube tentang seorang bapak yang mewariskan tabungan emas untuk anaknya. Warisan emas itu dimulai dari investasi yang hanya Rp10.000.

Iklan itu mengusiknya selama berhari-hari. Lukman terus saja memikirkan iklan itu hingga akhirnya guru SMA di Karanganyar kelahiran 1992 ini mendatangi Kantor Pegadaian. Lukman banyak bertanya perihal tabungan emas dan akhirnya dia mulai membuka tabungan emas pada 2019 lalu.

Setiap gajian tiba, Lukman selalu menyisihkan pendapatannya di tabungan emas. Konsultan UMKM di Karanganyar ini merasa hidupnya lebih tenang setelah punya investasi emas. “Sebentar lagi saya dapat tunjangan sertifikasi. Pasti tabungan emas bisa lebih banyak. Saya juga akan lebih leluasa membuat investasi lain,” kata dia.

Meski belum menikah, Lukman membayangkan dirinya bisa seperti sosok bapak di iklan PT Pegadaian yang pernah membuatnya terbengong-bengong itu. “Target saya ada 100 gram emas yang bisa saya wariskan nanti untuk anak saya,” kata dia tertawa terbahak.

Pikiran itu juga membuat teman-temannya tertawa meski pada akhirnya mereka mengikuti jejak Lukman. Beberapa dari mereka akhirnya bergabung dengan program tabungan emas lewat aplikasi Pegadaian Digital.

“Keluarga dan teman-teman sekarang menjadi nasabah Pegadaian, khususnya tabungan emas. Saya senang karena itu untuk keamanan mereka,” kata Lukman.

Pemimpin Cabang PT Pegadaian Cokronegaran Solo, Rosiana Hasmi, mengatakan aplikasi Pegadaian Digital sesuai dengan anak muda yang sangat lekat dengan gadget. Untuk itulah program-program sosialisasi produk Pegadaian di Kota Solo banyak menyasar anak muda.

“Saya melihat makin banyak nasabah kami, terutama kalangan milenial dan mereka yang usianya di bawah 50 tahun yang menggunakan aplikasi Pegadaian Digital. Itu terlihat dari antrean di kantor yang berkurang . Bagi mereka yang masih datang ke kantor, selalu kami ajak untuk menggunakan aplikasi digital karena praktis dengan segala layanan yang ada,” kata Rosiana.

Sementara itu, mengutip laman pegadaian.co.id yang diakses Rabu (5/4/2023), Direktur Utama PT Pegadaian Damar Latri Setiawan mengatakan pengguna aplikasi Pegadaian Digital terus naik. Data menyebutkan pada 31 Desember 2021 baru ada 4,5 juta pengguna. Jumlah itu bertambah menjadi 5,3 juta pengguna pada 2022 atau naik 18%. Untuk pengguna aplikasi Pegadaian Syariah Digital juga naik 6%, yakni dari 554.000 pengguna menjadi 589.000 pengguna.

“Kami mendorong masyarakat memanfaatkan aplikasi Pegadaian Digital dan Pegadaian Syariah Digital. Dengan bertransaksi menggunakan aplikasi digital, produk dan layanan Pegadaian dapat diakses kapan pun dan di mana pun sepanjang tersedia jaringan Internet. Transaksi juga lebih mudah, cepat, aman, dan akurat,” jelas dia.

PT Pegadaian terus mengembangkan fitur layanan digital. Pada 2023, Pegadaian memiliki fitur baru yang dinamakan Rencana Emas. Fitur tersebut membantu nasabah memproyeksikan masa depan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Harapannya warga tidak terbebani ketika ingin menyisihkan pendapatan saat berinvestasi atau menabung emas.

“Ke depan Pegadaian mengembangkan ekosistem emas dengan layanan bullion services. Sebagai institusi yang mempunyai rekam jejak panjang dalam bisnis emas, kami berkomitmen membantu masyarakat agar semakin kuat ketahanan ekonominya dengan berinvestasi atau menabung emas,” jelas Damar.

 



Pegadaian Cokronegaran
Suasana PT Pegadaian Cabang Cokronegaran, Solo, belum lama ini. Semenjak banyak warga menggunakan aplikasi Pegadaian Digital, antrean di kantor ini berkurang. (Solopos.com/Ayu Prawitasari)

Berinivestasi Bersama Si Tua Bijaksana

Tepat 1 April lalu PT Pegadaian merayakan ulang tahun yang ke-122. Perusahaan ini memiliki sejarah amat panjang.

1746

Sejarah Pegadaian dimulai saat VOC mendirikan Bank Van Leening sebagai lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai.

1811

Pemerintah Inggris mengambil alih dan membubarkan Bank Van Leening, masyarakat mendapat keleluasaan mendirikan usaha pergadaian.

1901

Didirikan Pegadaian negara pertama di Sukabumi, Jawa Barat pada 1 April 1901.

1905

Pegadaian berbentuk lembaga resmi “JAWATAN” 1905.



1961

Bentuk badan hukum berubah dari “JAWATAN” ke “PN” berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) No. 19 Tahun 1960 Jo Peraturan Pemerintah (PP) No. 178/1961.

1969

Bentuk badan hukum berubah dari “PN” ke “PERJAN” berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 7/1969.

1990

Bentuk badan hukum berubah dari “PERJAN” ke “PERUM” berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 10/1990 yang diperbarui dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 103/2000.

2012

Bentuk badan hukum berubah dari “PERUM” ke “PERSERO” pada tanggal 1 April 2012 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 51/2011.

2021
Bentuk badan hukum berubah dari “PERSERO” ke “PERSEROAN TERBATAS” pada 23 September 2021 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 73/2021.



 

Dari Konvensional Menjadi Digital

Apa saja layanan Pegadaian Digital?

1. Investasi emas: tabungan emas dan cicil emas.

2. Gadai dan pembiayaan: booking gadai, gadai online, gadai saham dan obligasi, gadai tabungan emas, pembiayaan multiguna, pembiayaan ibadah haji.

3. Pembayaran dan Topup: pembayaran gadai, pembayaran angsuran, pembelian pulsa, topup e-wallet, pembayaran tagihan.

 

Usia Bertambah dan Terus Bertumbuh

-PT Pegadaian mencatat laba bersih pada 2022 sebesar Rp 3,29 triliun. Pencapaian ini tumbuh 36,17% dibandingkan 2021 yang sebesar Rp.2,42 triliun.



-Pertumbuhan laba didukung peningkatan pendapatan usaha yang naik 18,83% dari Rp 20,63 triliun pada 2021 menjadi Rp22,87 triliun 2022.

-Kenaikan outstanding loan (OSL) sebesar 12,65%, dari Rp52,42 triliun pada 2021 menjadi Rp59,05 pada 2022.

-Aset perusahaan meningkat 11,48%, dari Rp65,77 triliun menjadi Rp73,33 triliun.

-Jumlah nasabah per 31 Desember 2022 tercatat naik 11,11%. Pada 31 Desember 2021 jumlah yang dilayani sebanyak 19,67 juta orang, sedangkan pada 31 Desember 2022 menjadi 21,86 juta orang.

-Jumlah pengguna aplikasi Pegadaian Digital per 31 Desember 2021 sebanyak 4,5 juta orang, naik 18% menjadi 5,3 juta orang pada 2022.

-Pengguna aplikasi Pegadaian Syariah Digital naik 6% dari 554.000 menjadi 589.000.

Sumber: sahabat.pegadaian.co.id (aps)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya