Bisnis
Jumat, 19 Juni 2020 - 15:20 WIB

Ambyar! Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II/2020 Diprediksi -3,8 Persen

Newswire  /  Tika Sekar Arum  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, JAKARTA —  Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengoreksi prediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 menjadi -3,8 persen. Prediksi terbaru ini lebih buruk daripada prediksi sebelumnya yang menyebut pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2020 sebesar -3,1 persen.

Koreksi prediksi pertumbuhan ekonomi itu seiring dengan ketidakpastian di tengah tekanan Covid-19. Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mengalami kontraksi hingga -3,8 persen pada kuartal II/2020.

Advertisement

Padahal, pada Selasa (16/6/2020), Sri Mulyani memaparkan proyeksi ekonomi pada kuartal II/2020 akan mengalami kontraksi -3,1 persen.

Warga Dukuh Klaten Duduki Lokasi Pembangunan Pabrik Garmen

Advertisement

Warga Dukuh Klaten Duduki Lokasi Pembangunan Pabrik Garmen

“Kuartal II kita mengalami tekanan, kemungkinan dalam kondisi negatif, BKF [Badan Kebijakan Fiskal] bilang negatif 3,8 persen,” tegasnya dalam paparan Townhall Meeting, Jumat (19/6/2020).

Dia memaparkan kondisi keuangan negara cukup sulit karena Covid-19 menambah belanja hingga hampir Rp700 triliun. Kondisi ini diikuti oleh penerimaan yang turun. Menurutnya, kondisi ekonomi keseluruhan tahun akan bergantung pada pemulihan di kuartal III/2020 dan kuartal IV/2020.

Advertisement

Hanya Sragen, Wilayah di Soloraya yang Bisa Lihat Gerhana Matahari Cincin

Tahun Depan Pertumbuhan Ekonomi Lebih Baik

“Artinya APBN sudah mulai sehat sehingga memiliki defisit yang hanya 1,79 persen dengan keseimbangan primer mendekati nol,” paparnya.

Sementara itu, Bank Indonesia memprediksi produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi pada 2021 dapat melonjak 5 persen hingga 6 persen. Hal itu setelah pertumbuhan ekonomi cenderung melorot pada 2020 sebesar 0,9 persen hingga 1,9 persen.

Advertisement

“2021 [PDB] akan kembali meningkat ke 5-6 persen didorong perbaikan ekonomi global, stimulus BI, dan faktor fundamental. BI akan kuatkan sinergi dengan pemerintah dan otoritas,” kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, Kamis (18/6/2020).

Balas Kritikan Netizen, Gibran Rakabuming: Menang Kalah Urusan Nanti

Terkait data perekonomian terkini, BI melihat defisit transaksi berjalan atau CAD mengalami surplus pada Mei 2020, setelah defisit pada April 2020. Selain itu, aliran modal asing berlangsung masuk karena meredanya ketidakpastian pasar keuangan global dan daya tarik pasar domestik.

Advertisement

Perry mengakui pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 akan tertekan dalam karena kegiatan ekonomi berkurang. Namun, PDB diperkirakan mulai meningkat lagi pada kuartal III/2020 seiring dengan stimulus fiskal moneter dan pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Sebelumnya, The Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD) memprediksi pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada akhir 2020 mengalami kontraksi sangat dalam, yaitu -2,5 persen hingga -3,9 persen jika wabah Covid-19 tidak tertangani secara optimal.

Terjadi Lagi, Netizen Ungkap Senar Layangan Gores Leher Bocah di Solo

Semua Sektor Ekonomi Terdampak

Prediksi tersebut dikeluarkan OECD dalam diskusi webinar yang digelar oleh BKF Kementerian Keuangan, Rabu (17/6/2020).

Head of Indonesia Desk OECD, Andrea Goldstein, mengatakan prediksi tersebut dikeluarkan setelah melihat perkembangan berbagai sektor ekonomi di Indonesia pada periode pandemi Covid-19.

“Kami menganalisis dampak Covid-19 terhadap semua sektor ekonomi di Indonesia, termasuk konsekuensi yang terjadi akibat lockdown [PSBB]. Prediksi kami memang lebih pesimistis, yaitu ekonomi mengalami kontraksi -2,5 persen untuk skenario buruk dan -3,9 persen hingga akhir 2020,” kata Andrea.

Duh, Ribetnya Proses Refund Tiket Pesawat yang Membebani Travel Agent

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif